Perlakuan Uji Toksisitas Penyalut Layak Makan terhadap Bakteri Analisa FT – IR Analisa SEM Analisa SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morfologi terhadap sampel.

3.2. Bahan

1. Pati sagu 2. Gliserol 3. Serbuk kayu batang sagu 4. Air. 5. Biakan E.coli 6. Standart uji nilai gizi. 7. Media PDA 8. Biakkan Aspergillus niger 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pembuatan Spesimen Campuran Pati Sagu dengan Variasi Berat Serbuk batangan Sagu pada Berat Gliserol tetap. Sebanyak 10 g pati sagu ditambahkan dengan campuran 2 g gliserol dan 100 g air berat air divariasikan sambil diaduk lalu dipanaskan sampai membentuk gel 100 C hingga bercampur homogen. Kemudian ditambahkan serbuk batang sagu 3g sedikit demi sedikit hingga semua campuran homogen, kemudian diletakkan diatas cawan petri, matriks kemudian dikeringkan. Lalu divakum sampai berat tetap. Hasil dianalisis dengan menggunakan FT – IR dan SEM.

3.3.2. Perlakuan Uji Toksisitas Penyalut Layak Makan terhadap Bakteri

E.Coli

Universitas Sumatera Utara Sebelum melakukan kerja mikrobiologi, sebaiknya daerah tempat kerja disterilkan dengan menggunakan desinfektan dan tangan menggunakan antiseptik agar daerah sekitar tempat kerja menjadi steril.Media NA yang telah steril dituang kecawan petri yang telah steril. Kemudian didiamkan hingga memadat. Suspensi

E.Coli

disiapkan hingga jumlah sel 10 8 sebanyak 10 ml dengan standar Mc. Farlan. Setelah itu dengan menggunakan cutton swap yang telah steril digoreskan suspensi biakan

E.Coli

keseluruh permukaan media NA yang telah memadat. Kemudian kertas cakram yang telah direndam kedalam larutan penyalut pati sagu diletakkan dibagian tengah dari petri. Lalu di inkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam. Kemudian diamati zona bening yang terbentuk. jika ada, diukur dengan menggunakan jangka sorong. Masing-masing sample dibuat dengan 2 kali ulangan dan 1 kali kontrol. 3.3.5. Perlakuan Uji Biodegradasi 3.3.5.1 Uji biodegradasi Film Spesimen Penanaman dalam Tanah Uji degradasi penanaman didalam tanah dimulai dengan mencuci masing- masing spesimen uji dengan air steril selama 5 menit dan dibilas dengan alkohol 70 selama 5 menit, dikeringkan dalam vakum 40 C selama 1 malam, serta ditimbang menggunakan neraca analitis kemudian dikubur dalam tanah .Pada hari ke o.hari 3, hari 5, spesimen uji diambil dan dibersihkan, dicuci dengan air steril, dibilas dengan alkohol 70 , dikeringkan, ditimbang, kembali menggunakan neraca analitis. Laju degradasi pengkuburan dalam tanah ini diamati dengan menguji perubahan berat. Universitas Sumatera Utara

3.3.5.2. Uji biodegradasi Film Spesimen terhadap Jamur

Aspergillys Niger Sebelum melakukan kerja mikrobiologi, sebaiknya daerah tempat kerja disterilkan dengan menggunakan densifektan dan tangan menggunakan antiseptik agar daerah disekitar tempat kerja menjadi stril. Terlebih dahulu kita lakukan preparasi , masing-masing penyalut dipotong dengan ukuran luas 3 x 3 cm 2 . Kemudian sample ditimbang dengan menggunakan neraca analitis. Setelah itu, sample disterilkan dengan direndam kedalam alkohol 70 selama 5 menit. Kemudian direndam kedalam akuades steril selama 5 menit. Perlakuan ini diulang hingga 2 kali. Media PDA yang sudah steril dituang kedalam petridish. Kemudian dinokulasikan A. Niger keseluruh permukaan petridish hingga merata. Sampel penyalut yang telah dipotong diletakkan dibagian tengah dari permukaan media PDA. Sampel penyalut sedikit ditekan – tekan agar lebih melekat kepermukaan media. Kemudian diinkubasi pada suhu 32 C selama 10 hari. Kemudian sample diambil dari media dan disterilkan dalam alkohol 70 selama 5 menit lalu diremdam kedalam aquades steril selama 5 menit sebanyak 2 kali. Setelah itu sample dikeringkan pada suhu 65 C lalu ditimbang berat keringnya. Kemudian sample disterilkan kembali dengan alcohol 70 selama 5 menit dan diremdam dengan aquades steril selama 5 menit sebanyak 2 kali. Lalu sample diletakkan diatas biakan A. niger dan diinkubasi selama 10 hari. Setelah itu sample diambil dan disterilkan dengan alkohol 70 selama 5 menit lalu direndam kedalam akuades steril selama 5 menit sebanyak 2 kali. Kemudian dikeringkan pada suhu 65 C lalu ditimbang berat keringnya dengan menggunakan neraca analitis. Universitas Sumatera Utara

3.3.6. Analisa FT – IR

Karakterisasi produk kopolimer cangkok dilakukan dengan Fourir transform infrared spectroscopy FTIR untuk mengidentifikasi struktur kimia dari sampel. Sampel kering dicampur dengan KBr dan dipres dalam cetakan. Kemudian sampel discan pada frequensi antara 4000 – 400 cm-1dengan consecutive scan 32 dan resolusi 4 cm-1.

3.3.7. Analisa SEM Analisa SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morfologi terhadap sampel.

Dalam hal ini dapat dilihat rongga-rongga hasil pencampuran material pati sagu dengan gliserol dan batang sagu. Informasi dari analisa ini akan mendapatkan gambaran dari degadasi polimer. Universitas Sumatera Utara

3.4. Bagan Penelitian

10 g pati sagu 2 g gliserol Diaduk hingga bercampur lalu dipanaskan sampai membentuk gel 100 o C Hasil pencampuran pati sagu, gliserol, air dan serbuk halus batang sagu Dituang di cawan petri dan dibiarkan hingga kering Hasil pencampuran yang telah kering Bentuk Film Dicampur dengan 100 g, 120g, 150 g air Gliserol + air Ditambahkan serbuk halus batang sagu 3g sedikit demisedikit hingga homogen Divakum sampai berat tetap Bentuk Penyalut Tanah Sampah Tanah Pasir Tanah Kebun Dikarakterisasi Massa Spesimen Dihitung Analisis SEM Uji FT-IR Ditimbang Dipotong- potong Uji Biodegadasi Gambar 3.1. Bagan Alir Uji Biodegradasi Penyalut Campuran Pati Sagu dengan Variasi Berat Serbuk Batang Sagu pada Berat Gliserol tetap dengan Penanaman dalam Tanah Universitas Sumatera Utara