Tahawur Jubun Marah Penyakit Jiwa dan Obatnya

60 sekali pengorbanan yang harus dilakukan, dan dengan pengorbanan susah payah maka manusia akan merasakan ketenangan jiwa. Selanjutnya Hamka menjelaskan bagaimana cara mengobati jiwa yang sakit. Jiwa yang sehat tercermin dalam dirinya sifat syaja’ah berani pada kebenaran, takut pada kesalahan, iffah pandai menjaga kehormatan batin, Hikmah Tau rahasia dari pengalaman hidup dan adaalah adil. Dan sebaliknya jiwa yang sakit timbul dalam dirinya sifat tahawur, jubun, marah yang tercela, ujub dan takut.

2. Penyakit Jiwa dan Obatnya

a. Tahawur

Lawan sifat syaja’ah berani adalah tahawur nekadgegabah yang berarti keberanian manusia menempuh suatu hal, padahal menurut pertimbangan akal hal tersebut tidak bisa ditempuh. Maka untuk mengobati penyakit tahawur, hendaklah orang yang telah terjangkit penyakit ini, sadar akan akibat yang ditempuh jika melakukan tahawur. Sadari bahayanya dan paksa diri surut ke belakang, maka hati tidak akan merasa kecewa lagi jika ditimpa malapetaka dan tidak tercengang melihat keganjilan kebenaran. 41

b. Jubun

Jubun adalah penyakit yang di bawah derajat pertengahan. Tabiat ini amat dingin. Sebab kematian hati ini karena tidak ada martabat, tidak ada gengsi. Hal ini karena kurang kesabaran, kurang kemauan, sehingga jadi pemalas. Orang yang mempunyai sifat jubun suka saja menerima kehinaan, asal kesenangan jasmani jangan terganggu. Menurut Hamka mengobati penyakit jiwa yang berbahaya ini, ialah dengan jalan menimbulkan watak-watak yang ada dalam diri. Karena sebenarnya perangai atau sifat sifat masih belum hilang dalam jiwa. 42 41 Hamka, Tasawuf …, h. 150. 42 Hamka, Tasawuf …, h. 151. 61

c. Marah

Marah berasal dari bahasa Arab amarah yaitu bersifat memerintah atau mendorong. 43 Marah merupakan emosi dasar yang tampak ketika salah satu motif dasar atau penting yang harus dipenuhi terhambat. Menurut Hamka Marah ada yang terpuji dan ada yang tercela. Marah yang terpuji ada dua macam yaitu marah karena mempertahankan kehormatan dan mempertahankan agama. 44 Allah Berfirman dalam Al- Qur’an: Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku, sesungguhnya Rabbku maha pengampun lagi maha penyayang.Qs. 12:53, 45 Ayat di atas menjelaskan bahwa nafsu yang ada pada diri manusia memang selalu condong untuk melakukan perbuatan yang jahat. Nafsu yang baik adalah nafsu yang diberi rahmat oleh Allah. Marah yang tidak boleh dan menjadi penyakit bagi jiwa atau marah yang terlarang adalah marah yang terbit dari takabur dan sombong, congkak dan kebanggaan. Marah ini terjadi karena untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk agama dan dunia. Maka untuk mengobati sifat ini perlu banyak maaf hilm dan banyak menahan hati Tahallum. 46

d. Ujub dan Bangga