3. Pemantapan modal usaha yang dilakukan dengan memberikan motivasi
hidup hemat, mengarahkan penggunaan modal dan kredit, membantu kelancaran kredit dan penagihan.
4. Pemantapan usaha produktif yang dilakukan dengan jalan memberikan
alternatif pengembangan usaha dan informasi untuk mendapatkan sarana produksi, membantu memecahkan masalah praktis dalam kegiatan usaha
kelompok, serta monitoring bimbingan pengelolaan usaha anggota kelompok.
Gunardi, 1994.
2.3 Kerangka Pemikiran
Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam pertanian disamping tanah, tenaga kerja dan manajemen. Modal bergulir merupakan bantuan modal
bagi petani untuk menjalankan usahataninya. Modal bergulir ini merupakan bantuan modal dari Pemerintah Kota Medan
yang disalurkan melalui Dinas Pertanian Kota Medan yang sumber dananya berasal dari APBD Medan kepada daerah atau kecamatan yang memiliki potensi
pertanian. Dana ini digunakan oleh petani untuk melakukan kegiatan produksi dalam usahataninya dengan tujuan untuk peningkatan produksinya.
Kredit ini hanya dapat diberikan kepada petani sayur yang tergabung dalam kelompok tani, karena modal bergulir merupakan kredit yang diberikan
melalui kelompok. Pemberian kredit secara kelompok dapat membantu keterbatasan SDM anggotanya dalam kepengurusan administrasi pengajuan dan
pencicilan, yaitu dengan diwakilkan oleh seorang atau dua orang anggota dari kelompok tani. Sistem kerja modal bergulir yaitu pengembalian dari kelompok
sebelumnya digulirkan kepada kelompok lain yang memerlukannya. Hal ini akan membuat kelompok peminjam lama termotivasi untuk mengembalikan kredit
dengan tepat waktu karena adanya desakan dari kelompok peminjam yang baru yang ingin menggunakan modal itu, sehingga dalam sistem ini terdapat rasa
toleransi satu dengan yang lain. Selain itu juga dapat memperkecil terjadinya kredit macet.
Selain bantuan modal, peranan petugas lapangan PPL juga diperlukan untuk melakukan pembinaan kepada petani penerima modal bergulir agar modal
yang diterima dapat dipergunakan secara tepat untuk pengelolaan usahatani, dan petani dapat mandiri dalam mengelola usahanya, sehingga dalam menjalankan
usahatani berikutnya petani dapat terlepas dari ketergantungan akan penggunaan kredit. Petugas lapangan yaitu PPL juga berperan memonitor kelancaran
pengembalian modal bergulir. Modal bergulir tersebut digunakan petani untuk menambah biaya sarana
produksi yang sangat menentukan hasil produksi yang diperoleh. Nilai output hasil produksi adalah penerimaan serta pendapatan usahatani. Peranan modal
bergulir bertujuan meningkatkan output baik kuantitas maupun kualitasnya. Modal bergulir diberikan untuk membantu permodalan usahatani,
sehingga dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan. Perolehan pendapatan yang diterima oleh petani sebagiannya dapat digunakan untuk
membayar pinjaman modal bergulir secara mencicil. Dengan pendapatan yang meningkat, pengembalian modal bergulir dapat dilakukan dengan lancar yaitu
tepat waktu dan tepat jumlah, sehingga modal tersebut dapat digulirkan pada kelompok tani berikutnya yang membutuhkan.
Berdasarkan uraian di atas maka untuk lebih memahami hal tersebut pada gambar kita dapat melihat kerangka pemikiran untuk penelitian ini.
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : Garis
Hubungan Pendapatan
Pembinaan dari PPL
Pengembalian Modal Bergulir
Biaya Saprodi
Usahatani Petani Sayur
Produksi Modal Bergulir
Kelompok Tani
2.4 Hipotesis Penelitian