Pengelolaan Lingkungan Hidup TINJAUAN PUSTAKA

Sehubungan dengan keberadaan suatu perusahaan, perekonomian akan dapat meningkat karena didorong oleh berbagai kebutuhan yang muncul dan oleh karena berbagai kontribusi. Akan tetapi bisa sebaliknya terjadi jika tidak dibarengi dengan tanggungjawab sosial yang tinggi dari perusahaan karena banyak perusahaan hanya selau berorientasi terhadap laba tanpa memperhatikan faktor-faktor lain yang cukup berpengaruh. Ditinjau dari sudut ekonomi, keberadaan sebuah perusahaan juga dapat dimanfaatkan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah PAD dengan merancang jenis pajak yang sesuai dengan kegiatan operasinya. Bila dihubungkan dengan pelaksanan otonomi daerah di wilayah Republik Indonesia, maka setiap industri atau perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai penyumbang bagi daerah dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah dan peningkatan sarana dan prasarana pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat luas Pelly, 1991.

2.4. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut UUPLH, disebutkan bahwa “pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup”. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 Berdasarkan bunyi Pasal 1 angka 2 UUPLH, pengelolaan lingkungan hidup merupakan: 1. Upaya terpadu untuk “melestarikan fungsi lingkungan hidup”, yaitu memelihara kelangsungan lingkungan hidup, sehingga mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain serta melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap serangan dari luar; 2. Upaya tersebut dirumuskan dalam berbagai kegiatan yang merupakan langkah kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup Indonesia didasarkan pada asas prinsip tertentu bahwa pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Apabila dalam proses pembangunan itu terjadi dampak yang kurang baik terhadap lingkungan maka haruslah dilakukan upaya untuk meniadakan atau mengurangi dampak negatif tersebut, sehingga keadaan lingkungan menjadi serasi dan seimbang lagi. Dalam hal ini yang dilestarikan bukanlah “lingkungan” melainkan “kemampuan lingkungan”. Kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang inilah yang perlu dilestarikan, sehingga setiap perubahan yang diadakan selalu disertai dengan upaya mencapai keserasian dan keseimbangan lingkungan pada tingkat yang baru UU No. 23 Tahun 1997. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 Istilah “pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang” membawa kepada keserasian antara “pembangunan” dan “lingkungan”, sehingga kedua pengertian itu, yaitu pembangunan dan lingkungan tidak dipertentangkan satu dengan yang lain. Adapun “pelestarian lingkungan” yang bermakna melestarikan lingkungan itu digunakan dalam rangka pelestarian alam dan kawasan suaka alam Hardjasoemantri, 2000. Terdapat istilah “pelestarian fungsi lingkungan”, yang bermakna adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Asas dan tujuan pengelolaan lingkungan bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Hardjasoemantri, 2000. Asas pengelolaan lingkungan hidup tidak lagi berasaskan pelestarian kemampuan fungsi lingkungan hidup tetapi dilaksanakan berdasarkan pada asas tanggungjawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat. Berdasarkan asas tanggungjawab negara, disatu sisi, negara menjamin pemanfaatan sumberdaya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan. Sedangkan di lain sisi, negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dalam wilayah yurisdiksinya yang menimbulkan Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 kerugian terhadap wilayah yurisdiksi negara lain serta melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Indonesia. Asas berkelanjutan mengandung makna bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggungjawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi. Untuk terlaksananya kewajiban dan tanggungjawab tersebut, maka kemampuan lingkungan hidup harus dilestarikan. Terlestarikannya kemampuan lingkungan hidup menjadi tumpuan terlanjutkannya pembangunan itu sendiri. Dengan asas manfaat mengandung makna bahwa segala usaha dan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan Suparmoko, 1995. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup yaitu untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Pengertian pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah merupakan upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi jaminan pula bagi kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan UU No. 23 Tahun 1997. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 Sasaran yang hendak dicapai dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, yaitu: 1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan kesimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagian hidup akan dapat tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan kesimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir, dan kebahagiaan bathin. 2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. Sasaran ini bermaksud menciptakan manusia dan masyarakat Indonesia yang berbudaya dan cinta pada lingkungan hidup, sehingga memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung serta daya tampung lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan pembangunan. 3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. Sasaran ini mengingatkan kita bahwa pemanfaatan sumberdaya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat bukan saja dinikmati oleh generasi masa kini saja, melainkan harus pula dinikmati oleh generasi masa depan, yang merupakan warisan untuk anak cucu kita, artinya pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan secara lestari dan berkelanjutan. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. Sasaran ini memiliki arti yang sangat penting dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya tidak terbarui nonrenewable resource, sehingga aspek-aspek seperti kehematan, daya guna serta hasil guna menjadi mutlak diperhatikan di samping aspek daur ulang recycling yang senantiasa harus diusahakan dengan menggunakan bermacam- macam teknologi sederhana atau teknologi pedesaan rural technology. Pengendalian pemanfaatan sumber daya secara bijaksana tidak hanya ditujukan kepada penghematan sumber daya tidak terbarui, tetapi juga kepada pencarian sumberdaya alternatif lainnya guna memperoleh energi. Sumberdaya lainnya dapat berupa “biogas, biomassa, energi angin windenergy, energi surya solar energy, Ocean Thermal Energy Conversion OTEC, energi nuklir dan lain-lain” Hardjasoemantri, 2000. 6. Terlindunginya negara kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha danatau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup UU No. 23 Tahun 1997. Sasaran yang terakhir ini sebagai wujud hak dari negara yang berdaulat seperti Indonesia untuk melindungi dirinya dari dampak pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh negara lain. Oleh karena itu, untuk menanggulangi pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang bersifat transnasional diperlukan kerjasama dengan negara lain. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 Oleh karena itu, lingkungan hidup harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. Pelaksanaan suatu usaha danatau kegiatan wajib diikuti dengan upaya pencegahan danatau penanggulangan pencemaran danatau perusakan terhadap lingkungan hidup itu UU No. 23 Tahun 1997. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pengertian orang di sini meliputi orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum. Lingkungan yang baik dan sehat akan menjamin orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum untuk menikmati lingkungan hidup yang tertata apik asri dan memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga terwujud lingkungan yang harmoni di mana manusia Indonesia dapat berkembang dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dinamis. Secara tidak langsung, pemerintah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan suatu lingkungan yang baik dan sehat tersebut. Dengan adanya hak asasi sosial atau hak subjektif ini, maka setiap warga negara berhak menuntut negara untuk mewujudkan suatu lingkungan yang baik dan sehat Hardjasoemantri, 2000. Apa yang dinamakan hak-hak subjektif subjective right adalah bentuk yang paling luas dari perlindungan seseorang. Dengan hak-hak subjektif memberikan kepada yang mempunyai suatu tuntutan yang sah guna meminta kepentingannya akan suatu lingkungan hidup yang baik dan sehat itu dihormati, suatu tuntutan yang dapat Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 didukung oleh prosedur hukum, dengan perlindungan hukum oleh pengadilan dan perangkat-perangkat lainnya. Tuntutan tersebut mempunyai 2 dua fungsi yang berbeda, yaitu fungsi pertama, yaitu yang dikaitkan pada hak membela diri terhadap gangguan dari luar yang menimbulkan kerugian pada lingkungannya, sedangkan fungsi yang kedua dikaitkan pada hak menuntut dilakukannya sesuatu tindakan agar lingkungannya dapat dilestarikan, dipulihkan atau diperbaiki Hardjasoemantri, 2000. Penegakan peraturan perundang-undangan perlu sekali bagi perlindungan hukum lingkungan hidup seseorang. Perlindungan ini biasanya dilaksanakan melalui proses peradilan. Akan tetapi, adapula kemungkinan-kemungkinan lain guna penegakan hukum lingkungan, seperti misalnya hak untuk berperan serta dalam prosedur administratif atau untuk mengajukan permohonan banding kepada lembaga- lembaga administratif yang lebih tinggi Hardjasoemantri, 2000. Kewajiban mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat bukan saja beban pemerintah, melainkan kewajiban setiap individu, kelompok orang atau badan hukum untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan atau pencemarannya. Ada tiga kewajiban yang harus dilakukan atau dibebankan kepada setiap orang, kelompok orang atau badan hukum, yaitu: 1. Kewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, jadi bukan memelihara kelestarian lingkungan hidup, melainkan memelihara kelestarian “fungsi lingkungan hidup”, sebab lingkungan hidup bersifat dinamis. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 2. Kewajiban mencegah terjadi atau timbulnya pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup. 3. Kewajiban menanggulangi pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang terjadi atau timbul. Kewajiban-kewajiban pemerintah dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, meliputi: 1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup di sini adalah pihak- pihak yang berwenang, yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya. 2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggungjawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan, bimbingan, serta pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia. 3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Peran masyarakat di sini mencakup keikutsertaan, baik dalam upaya maupun proses pengambilan keputusan tentang pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Dalam rangka peran masyarakat dikembangkan kemitraan para pelaku pengelolaan lingkungan Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 hidup, yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat termasuk antara lain lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi keilmuan. 4. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 5. Mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemtif, preventif, dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Perangkat yang bersifat preemtif adalah tindakan yang dilakukan pada tingkat pengambilan keputusan dan perencanaan, seperti tata ruang dan AMDAL. Adapun preventif adalah tindakan tingkatan pelaksanaan melalui penataan baku mutu limbah danatau instrumen ekonomi. Sedangkan proaktif adalah tindakan pada tingkat produksi dengan menerapkan standarisasi lingkungan hidup seperti ISO 14000. Perangkat pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat preemtif, preventif dan proaktif misalnya pengembangan dan penerapan teknologi akrab lingkungan hidup, penerapan asuransi lingkungan hidup dan audit lingkungan hidup yang dilakukan secara sukarela oleh penanggungjawab usaha danatau kegiatan guna meningkatkan kinerja. 6. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup. 7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup. 8. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 9. Memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup Bapedaldasu, 2002. Sebagaimana dikemukakan di atas, atas dasar Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, maka bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Perkataan dikuasai bukan berarti dimiliki, melainkan adalah pengertian yang memberikan wewenang kepada negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia pada tingkatan yang tertinggi untuk mengatur pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam tersebut. Penguasaan sumberdaya alam oleh negara tersebut dimaksudkan untuk dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam oleh negara tersebut harus mendatangkan keuntungan bagi rakyat banyak secara keseluruhan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok rakyat saja atau sebaliknya malahan menimbulkan kesengsaraan rakyat banyak. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu sistem dengan keterpaduan sebagai ciri utamanya. Titik keterpaduan dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut terletak pada kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup, antara lain: 1. Pemerintah menggariskan kebijaksanaan dan melakukan tindakan yang mendorong ditingkatkannya upaya pelestarian lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 2. Kebijaksanaan dan tindakan pemerintah sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan peraturan perundang-undangan. Pengaturan kewenangan pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang antara lain adalah: 1. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. 2. Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggungjawab masing-masing, masyarakat serta pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. 3. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumberdaya alam non hayati, perlindungan sumberdaya alam buatan, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. 4. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud di atas, dikoordinir oleh Menteri. Dalam rangka penyusunan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang wajib diperhatikan secara rasional dan proporsional potensi, aspirasi, dan kebutuhan, serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Misalnya, perhatian terhadap masyarakat adat yang hidup dan Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 kehidupannya bertumpu kepada sumberdaya alam yang terdapat di sekitarnya UU No. 23 Tahun 1997. Jelaslah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban atau harus memperhatikan dan mengindahkan secara rasional dan proporsional nilai-nilai agama, adat istiadat, potensi, aspirasi dan nilai-nilai yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dalam rangka menyusun dan menetapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang. Ketentuan ini bermaksud untuk melindungi dan mempertahankan kelestarian kebiasaan masyarakat hukum adat dan konsep agama dalam pengelolaan sumber daya alam atau lingkungan hidup, serta sekaligus mengukuhkan pengakuan hak hukum bagi masyarakat hukum adat dan masyarakat sekitar atas lingkungan hidupnya. Selama ini hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal selalu dikalahkan oleh kepentingan pembangunan nasional maupun daerah, yang membawa akibat pada terganggunya ikatan masyarakat hukum adat dan masyarakat lokal terhadap lingkungan hidup sekitarnya yang merupakan wadah bagi mereka dalam melakukan kegiatan bersama. Menyatukan antara kewenangan penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup dengan kewenangan penetapan kebijaksanaan nasional penataan ruang sekaligus dalam satu tangan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai keterpaduan integrasi dalam penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang. Baik pengelolaan lingkungan hidup maupun penataan ruang, kedua-duanya mempunyai keterkaitan dan saling mempengaruhi. Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008

2.5. Pembangunan Berkelanjutan