Pembangunan Berkelanjutan TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Pembangunan Berkelanjutan

Sejak tahun 1980-an agenda politik lingkungan hidup mulai dipusatkan pada apa yang dikenal hingga sekarang sebagai paradigma pembangunan berkelanjutan. Mulai pertama, istilah ini muncul dalam World Conservation Strategy dari The International Union for the Conservation of Nature 1980, lalu dipakai oleh Lester R. Brown 1981 dalam buku Building a Sustainable Society. Istilah tersebut kemudian menjadi sangat popular melalui Laporan Brundtland, Our Common Future 1987. Tahun 1992, merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnya pada Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brasil. Paradigma pembangunan berkelanjutan telah diterima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia. Pembangunan berkelanjutan, pada satu sisi, harus diletakkan sebagai kebutuhan dan aspirasi manusia kini dan masa depan, oleh karena itu hak-hak asasi manusia kini dan masa depan, Oleh karena itu, hak-hak asasi manusia seperti hak-hak ekonomi, sosial budaya dan hak atas pembangunan dapat membantu memperjelas arah dan orientasi perumusan konsep pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar pembangunan berkelanjutan meliputi beberapa hal: 1. Pemerataan dan keadilan sosial Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan akan datang yang berupa pemerataan distribusi Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan adil, berupa kesejahteraan semua lapisan masyarakat. 2. Menghargai keanekaragaman diversity Keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya perlu dijaga. Keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan datang. Pemeliharaan kenekaragaman budaya akan mendorong perlakukan merata pada setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat. 3. Menggunakan pendekatan integratif Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara bermanfaat dan merusak. Oleh karena itu, pemanfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan kompleksnya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial dengan menggunakan cara-cara yang lebih integratif dalam pelaksanaan pembangunan. 4. Perspektif jangka panjang Merupakan perspektif pembangunan berkelanjutan yang seringkali diabaikan, karena masyarakat biasanya cenderung menilai masa kini lebih utama dari masa akan datang. Oleh karena itu, persepsi semacam itu perlu diubah Absori, 2000. Pembangunan berkelanjutan mengharuskan kita mengelola sumber alam serasional mungkin. Ini berarti bahwa keempat kelompok sumber alam, seperti kelompok sumber alam pertambangan, hutan pelestarian alam, hutan lindung dan Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 hutan produksi bisa diolah, asalkan secara rasional dan bijaksana. Untuk itu diperlukan pendekatan pembangunan dengan pengembangan lingkungan hidup, yaitu eco-development. Pendekatan ini tidak menolak diubah dan diolahnya sumber alam untuk pembangunan dan kesejahteraan manusia. Tetapi kesejahteraan mengandung makna lebih luas, mencakup tidak hanya kesejahteraan materiil, pemenuhan kebutuhan generasi kini, tetapi juga mencakup kesejahteraan non fisik, mutu kualitas hidup dengan lingkungan hidup yang layak dihidupi liveable environment dan jaminan bahwa kesejahteraan terpeliharanya kesinambungan bagi generasi depan. Harus dicegah agar kesejahteraan generasi masa kini dicapai dengan menghancurkan lingkungan bagi peningkatan kesejahteraan generasi masa depan. Dalam pendekatan ini berlaku adil, “apa yang diambil dari alam harus kembali kepada alam, sekurang- kurangnya diganti dengan hal berperan serupa kepada alam Hardjasoemantri, 2000. Paradigma pembangunan berkelanjutan adalah sebuah kritik pembangunan di satu pihak, tetapi di pihak lain adalah sebuah teori normatif yang menyodorkan praksis pembangunan yang baru sebagai jalan keluar dari kegagalan developmentalism selama ini. Dalam arti itu, paradigma pembangunan berkelanjutan tidak sekedar sebuah kritik pembangunan, melainkan juga adalah sebuah kritik ideologi pembangunan, yaitu ideologi developmentalism. Sebagai teori normatif ia mendesak bangsa Indonesia untuk meninggalkan sikap yang menjadikan pembangunan ekonomi sebagai satu-satunya tujuan pembangunan nasional. Ia mendesak bangsa Indonesia untuk segera memberi perhatian yang sama besarnya Nisfusa Faisal : Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea, 2007 USU Repository © 2008 bagi pembangunan sosial-budaya dan lingkungan, kalau tidak mau lagi terulang krisis sosial-budaya dan krisis lingkungan yang dialami sekarang ini Fandlei, 1992.

2.6. Pengaruh Pembangunan