4. Patofisiologi 5. Manifestasi klinik TINJAUAN PUSTAKA

i. Penyakit yang tertentu seperti glomerulonefritis pada penderita transplantasi ginjal. Tindakan dialisis merupakan pilihan yang tepat pada kondisi ini. j. Keadaan yang berkaitan dengan individu yang mendapat obat imunosupresif ringan sampai sedang karena menjalani transplantasi ginjal. Obat imunosupresif selama periode atau masa transisi setelah transplantasi ginjal yang diberikan untuk mencegah penolakan tubuh terhadap organ ginjal yang dicangkokkan menyebabkan pasien beresiko menderita infeksi, termasuk infeksi virus seperti herpes zoster.

1. 4. Patofisiologi

Apabila ginjal kehilangan sebahagian fungsinya oleh sebab apapun, nefron yang masih utuh akan mencoba mempertahankan laju filtrasi glomerulus agar tetap normal. Keadaan ini akan menybabkan nefron yang tersisa harus bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga timbul kerusakan yang akan memperberat penurunan fungsi ginjal Azmi, 2003. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertropi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh badan kerja ginjal. Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban solut dan reabsobsi tubulus dalam setiap nefron meskipun filtrasi glomerulus untuk seluruh masa nefron yang terdapat pada ginjal turun dibawah nilai normal. Mekanisme dari adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Bila sekitar 75 masa nefron sudah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban setiap nefron Universitas Sumatera Utara demikian tinggi sehingga keseimbangan tubulus glomerulus tidak dapat lagi dipertahankan Price Wilson, 1995.

1. 5. Manifestasi klinik

Gejala awal gagal ginjal kronik tidak jelas dan sering diabaikan. Gejala umum berupa letargi, malaise, dan kelemahan sering tertutup dan dianggap sebagai gejala penyakit primer. Pada tahap lebih lanjut penderita merasa gatal, mual, muntah dan gangguan pencernaan lainnya. Makin lanjut progresif gagal ginjal kronik makin menonjol keluhan dan gejala uremik organ non ginjal lain Zulkhair, 2004. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada psien yang mengalami gagal ginjal kronik menurut Suparman 1990 terdiri atas : a. Hematologik Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan lekosit. b. Gastrointestinal 1 Anoreksia, nausea, dan vomitus, yang berhubungan dengan gangguan metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan motil guanidin, serta sembabnya mukosa usus. 2 Fektor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri dimulut menjadi amonia sehingga napas berbau ammonia. Akibat yang lain adalah timbulnya stomatitis dan parotitis. 3 Cegukan hiccup sebabnya yang pasti belum diketahui. Universitas Sumatera Utara 4 Gastritis erosif, Ulkus peptikus, dan colitis uremik. c. Syaraf dan otot 1 Miopati 2 Kelemahan dan hipertrofi otot-otot terutama otot-otot ekstrimitas proksimal. 3 Ensefalopati metabolik Lemah, tidak biasa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang 4 Burning feet syndrome Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki. 5 Restless leg syndrome Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan. d. Kulit 1 Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penimbunan urokrom. Gatal-gatal dengan eksoriasi akibat toksin uremik dan pengendapan kalsium dipori-pori kulit. 2 Echymosis akibat gangguan hematologis. 3 Urea frost, akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat. 4 Bekas garukan karena gatal. e. Kardiovaskuler 1 Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau akibat peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensi-aldosteron. Universitas Sumatera Utara 2 Nyeri dada dan sesak nafas, akibat perikarditis, efusi perikardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi. 3 Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan elektrolit dan kalsifikasi metastastatik. 4 Edema akibat penimbunan cairan. f. Endokrin Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual, libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin D. g. Gangguan Sistem Lain 1 Tulang : Osteodistrofi renal, yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa, osteosklerosis, dan kalsifikasi metastatik. 2 Asidosis metabolic akibat penimbunan asam organik sebagai hasil metabolisme. 3 Elektrolit : hiperfosfatermia, hiperkalemia, hipokalsemia.

1. 6. Perjalanan klinik