3. Komplikasi hemodialisa Pola Hidup 1. Definisi

diberikan oleh mesin dialisa disamping jumlah darah yang melalui membran dialisa dalam waktu 1 menit. Dengan demikian hemodialisa dapat dibagi menjadi dua cara yaitu konvensional hemodialisa dan difisiensi tinggi high dificiency. Pada cara konvensional hemodialisa dimana darah dan dialisa berdasarkan arus yang berlawanan countercurent dengan kecepatan 300-500 ccmenit. Cairan dialisa hanya sekali melalui membran dialisa dan dibuang sesudah sekali pakai. Efisiensi dari hemodialisa dapat diperbesar dengan membran yang lebih porus terhadap air dan cairan. Dan cara difisiensi tinggi atau high dificiency serta aliran tinggi high flux. Konfisiensi ultrafiltrasi dapat dinaikkan menjadi lebih 10 kali dan kurang dari 20 ccmmHgjam. Pada high flux hemodialisa maka membrana dialisat lebih porus dan koefisiensi ultrafiltrasi dapat dinaikkan sampai 20 ccmmHgjam.

2. 3. Komplikasi hemodialisa

Hemodialisa dapat memperpanjang usia meskipun tanpa batas yang jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari dan juga tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa meliputi ketidak seimbangan cairan, hipervolemia, hipovolemia, hipertensi, hipotensi, ketidak seimbangan elektrolit, infeksi, perdarahan dan heparinisasi dan masalah-masalah peralatan yaitu aliran, konsentrasi, suhu dialisat, aliran kebocoran darah dan udara dalam sikuit dialisa Hudak Gallo, 1996. Tindakan hemodialisa dapat menyebabkan timbulnya berbagai komplikasi yang berasal dari pemasangan kateter di pembuluh darah, berhubungan dengan air Universitas Sumatera Utara yang digunakan, penggantian cairan, komposisi dialisis, membran hemodialisa, dosis yang tidak adekuat, karena antikoagulopati yang diberikan, dan komplikasi dari hemoperfusi. Komplikasi yang berasal dari selang yang dimasukkan ke pembuluh darah untuk tindakan hemodialisa beragam seperti kemampuan mengalirkan darah yang cukup berkurang, pneumotoraks, perdarahan, terbentuknya hematoma, robeknya arteri, hemotorak, embolisme, hemomediastinum, kelumpuhan saraf laring, trombosis, infeksi dan stenosis vena sentral, pseudoneurisma, iskhemia, dan sebagainya. Komplikasi terkait dengan air dan cairan yang diberikan terdiri atas adanya bakteri dan pirogen dalam air yang diberikan yang dapat memicu timbulnya infeksi, hipotensi, kram otot, hemolisis bila komposisi elektrolit yang diberikan rendah sodium, haus dan sindrom kehilangan keseimbangan bila sodium tinggi, aritmia rendah dan tinggi potassium, hipotensi ringan, hiperparatiroidisme, petekie rendah kalsium dan magnesium, osteomalais, nausea, pandangan kabur, kelemahan otot, dan ataksia tinggi magnesium. Lameire dan Mehta, 2000. 3. Pola Hidup 3. 1. Definisi Sudut ketiga dari segitiga keadaan yang mempengaruhi kesehatan individu adalah pola hidup. Pola hidup merupakan sekumpulan perilaku yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana di dalamnya termasuk nutrisi, istirahat, olah raga, rekreasi dan kerja. Perilaku tersebut dapat menjadi faktor yang secara Universitas Sumatera Utara signifikan menyebabkan seseorang menjadi sakit atau terluka Ayers, Bruno dan Langford, 1999. Pola hidup merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dapat dikontrol dan dipilih. Pilihan seseorang terhadap sehat tidaknya aktivitas yang dilakukan dipengaruhi oleh faktor sosiokultural karakteristik individu. Perilaku yang bersifat negatif terhadap kesehatan dikenal dengan faktor resiko Kozier, 2004.

3. 2. Pola hidup yang Mempengaruhi Kesehatan