Latar Belakang Masalah Efektifitas Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Komisi Yudisial Dalam Mengawasi Hakim Dan Pengaruhnya Terhadap Kekuasaan Kehakiman

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hak im”. Perkembangan berikutnya, wewenang pengawasan Komisi Yudisial relatif mendapat penguatan melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial. Melalui Undang-undang tersebut, terkait fungsi pengawasan hakim, Komisi Yudisial diberikan wewenang untuk melakukan pemanggilan paksa terhadap saksi Pasal 22A ayat 2. Selain itu, Komisi Yudisial juga dapat meminta bantuan instansi penegak hukum untuk melakukan penyadapan Pasal 20 ayat 3. Undang-Undang tersebut juga mengamanahkan bahwa rekomendasi sangsi yang diberikan Komisi Yudisial bersifat mengikat. Kebutuhan adanya pengawasan terhadap lembaga peradilan termasuk pengawasan terhadap perilaku hakim mutlak dilakukan oleh semua pihak. Tidak hanya monopoli badan pengawas internal peradilan atau oleh Komisi Yudisial saja sebagai pemegang amanah dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Meskipun antara Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sudah sepakat dalam pembentukan jejaring dan kerjasama. Namun, pada kenyataannya jejaring dan kerjasama tersebut masih dirasakan belum efektif dalam pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan Komisi Yudisial tersebut, apabila sosialisasi yang dilakukan belum menjangkau pada masyarakat pencari keadilan yang selama ini membutuhkan keadilan yang sebenar-benarnya keadilan, khususnya pada masyarakat awam yang belum memahami hukum dengan baik serta media online juga belumlah cukup memfasilitasi sebagai salah satu alat dan cara untuk mensosialisasikan fungsi pengawasan tersebut, karena pengaruh dari sosialisasi, kerjasama, dan jejaring penghubung yang terbentuk itu akan berdampak pada hakim itu sendiri khususnya pada kekuasaan kehakiman sebagai lembaga penegak hukum dan keadilan. Maka dari sinilah perlu adanya pengkajian kembali mengenai efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap hakim yang telah dilakukan oleh Komisi Yudisial pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman. Berangkat dari masalah di atas penulis merasa tergugah untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi yang akan dilaksanakan dengan judul: “EFEKTIFITAS PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN KOMISI YUDISIAL DALAM MENGAWASI HAKIM DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKUASAAN KEHAKIMAN “.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang yang penulis paparkan di atas dan untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasinya pada bagaimana efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan Komisi Yudisial dalam mengawasi hakim dan pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman.

2. Perumusan Masalah

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial pasal 13 sampai dengan 22 dan UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 39 sampai dengan Pasal 44 secara teori sudah jelas bahwa dalam fungsi pengawasan hakim oleh Komisi Yudisial maupun oleh Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga kekuasaan kehakiman tertinggi mempunyai tugas dan wewenang yang sama dalam hal pengawasan. Namun, realita dalam pelaksanaan fungsi pengawasan hakim tersebut masih terdapatnya benturan kewenangan antara dua lembaga yang sama-sama memiliki kewenangan dalam hal pengawasan para hakim, yang seharusnya kedua lembaga tersebut harus bekerja sama dalam menegakkan keadilan dan hukum di ranah pengadilan yang masih dianggap buram karena perilaku para hakim yang tidak melaksanakan fungsinya sebagai hakim dengan baik. Rumusan masalah tersebut penulis rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kedudukan. wewenang, dan urgensi pengawasan Komisi Yudisial ? 2. Bagaimana mekanisme pengawasan, hubungan dan kerjasama Komisi Yudisial dalam pelaksanaan fungsi pengawasan Hakim dengan Kekuasaan Kehakiman. 3. Bagaimana efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan Komisi Yudisial dalam mengawasi hakim dan pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang telah disebutkan di atas, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui kedudukan, wewenang dan urgensi pengawasan Komisi Yudisial. 2. Untuk mengetahui mekanisme pengawasan, hubungan dan kerjasama Komisi Yudisial dalam pelaksanaan fungsi pengawasan hakim dengan kekuasaan kehakiman 3. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan Komisi Yudisial dalam mengawasi hakim dan pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini dalam mengkaji efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan Komisi Yudisial dalam mengawasi hakim pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga kekuasaan kehakiman dan Komisi Yudisial dalam melaksanakan fungsi pengawasan hakim pada umumnya, maupun dikalangan akademisi yang sedang bergulat di dalam bidangnya, khususnya para hakim itu sendiri agar bisa menegakkan keadilan dan hukum sebagaimana mestinya. 2. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan tentang materi kajian yang akan dibahas pada permasalahan tersebut. 3. Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Studi Review

Pembahasan dalam penelitian ini penulis melakukan telaah pada hasil penelitian sebelumnya yang pembahasannya menyerupai dengan pembahasan yang akan diangkat oleh penulis, yaitu : No Identitas Substansi Pembeda 1 Amir Syamsuddin, Integritas Penegak Hukum Hakim, Jaksa, dan Pengacara, tentang MA Versus KY, Kompas, Jakarta, Juni 2008 Hasil penelitian berupa buku ini membahas tentang MA versus KY dalam hal kewenangan menjalankan fungsi pengawasan yang masih dianggap saling berbenturan baik secara yuridis maupun akses Disini penulis akan membahas bagaimana efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan Komisi Yudisial dalam hakim dan pengaruhnya 2 IMAN KHILMAN, E0003196, ANALISIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DITINJAU DARI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 005PUU-IV2006 TENTANG PENCABUTAN KEWENANGAN KOMISI YUDISIAL DALAM PENGAWASAN publik atas informasi. Berdasarkan penulisan ini diperoleh hasil bahwa setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005PUU- IV2006, Undang- undang Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak berkekuatan hukum mengikat terutama pasal- pasal yang berkaitan dengan fungsi pengawasan terhadap terhadap kekuasaan kehakiman, adakah kerjasama antara dua lembaga tersebut baik secara internal maupun eksternal dalam hal ini khususnya dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan efektifitasnya dalam mengawasi hakim pengaruhnya terhadap kekuasaan kehakiman.