Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

43 Dari grafik pada gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa daya yang dihasilkan mesin pada pembebanan 4,5 kg berbanding lurus dengan putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi juga daya yang dihasilkan. Daya aktual tertinggi pada putaran 3000 rpm bahan bakar solar + 1 ml Hi-Cester sebesar 2,507 kW, sedangkan daya aktual terendah pada putaran 1400 rpm bahan bakar solar + 5 ml Hi-Cester yaitu sebesar 0,593 kW. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, setelah penambahan Hi-Cester rata-rata daya aktual yang dihasilkan meningkat dibandingkan daya aktual yang dihasilkan bahan bakar solar. Sama halnya dengan torsi mesin, kenaikan daya diakibatkan nilai setan yang semakin tinggi, dimana kenaikan nilai setan mengakibatkan kenaikan nilai kalor bahan bakar sehingga nilai pembakaran semakin tinggi juga.

4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Konsumsi bahan bakar spesifik Spesific Fuel Consumption, Sfc dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: dimana : sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h ṁ f = laju aliran bahan bakar kgjam P Ba = Daya aktual kW Laju aliran massa bahan bakar dihitung dengan persamaan berikut: dimana : sg f = Specific gravity V f = Volume bahan bakar yang diuji t f = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar detik Untuk nilai specific gravity sgf adalah 0.845 dan volume bahan bakar Vf adalah 8 mL. Dengan menggunakan persamaan di atas, maka dapat diperoleh konsumsi bahan bakar spesifik pada motor diesel yaitu: 1. Putaran 1400 rpm dengan bahan bakar solar murni a. Beban 3.5 kg Universitas Sumatera Utara 44 Laju aliran massa bahan bakar ṁ f m Setelah diperoleh laju aliran massa bahan bakar, maka konsumsi bahan bakar spesifiknya sfc adalah b. Beban 4.5 kg Laju aliran massa bahan bakar ṁ f Setelah diperoleh laju aliran massa bahan bakar, maka konsumsi bahan bakar spesifiknya sfc adalah Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat dilakukan perhitungan untuk konsumsi bahan bakar spesifik motor diesel dengan variasi putaran dan beban statis yang lain. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4.14 Nilai SFC bahan bakar solar Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁ f kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,2007 0,403 498,13 1800 0,2642 0,751 351,82 2200 0,3427 1,106 309,81 2600 0,4132 1,489 277,46 3000 0,5645 1,532 368,57 4,5 1400 0,2084 0,608 342,66 1800 0,2691 1,016 264,85 2200 0,3652 1,341 272,42 2600 0,4195 1,828 229,45 3000 0,5575 1,941 287,22 Tabel 4.15 Nilai SFC bahan bakar solar + 1 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁ f kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,1592 0,374 425,37 1800 0,2290 0,883 259,29 2200 0,2920 1,317 221,69 2600 0,3645 1,659 219,72 3000 0,5097 2,016 252,79 4,5 1400 0,1742 0,746 233,45 1800 0,2154 1,138 189,25 2200 0,2748 1,561 176,09 2600 0,3424 1,993 171,84 3000 0,5080 2,507 202,61 Tabel 4.16 Nilai SFC bahan bakar solar + 2 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,1701 0,440 386,64 1800 0,2260 1,027 220,07 2200 0,2713 1,501 180,67 2600 0,3429 2,175 157,66 3000 0,5100 2,288 222,90 4,5 1400 0,1751 0,810 216,13 1800 0,2217 1,090 203,43 2200 0,2760 1,537 179,58 2600 0,3516 2,252 156,11 3000 0,4980 2,405 207,07 Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.17 Nilai SFC bahan bakar solar + 3 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,1566 0,373 420,19 1800 0,2378 1,047 227,24 2200 0,2790 1,314 212,34 2600 0,3687 1,882 195,95 3000 0,5193 2,205 235,49 4,5 1400 0,1700 0,710 239,35 1800 0,2185 1,243 175,81 2200 0,2827 1,435 196,98 2600 0,3588 2,024 177,25 3000 0,5127 2,334 219,67 Tabel 4.18 Nilai SFC bahan bakar solar + 4 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,1646 0,413 398,15 1800 0,2121 0,739 287,11 2200 0,2884 1,127 255,94 2600 0,3644 1,681 216,78 3000 0,5378 2,097 256,49 4,5 1400 0,1844 0,728 253,44 1800 0,2134 1,077 198,15 2200 0,2917 1,639 177,96 2600 0,3597 2,081 172,80 3000 0,5172 2,276 227,27 Tabel 4.19 Nilai SFC bahan bakar solar + 5 ml Hi-Cester Beban Statis kg Putaran Mesin rpm ṁf kgjam Daya aktual Kw SFC grkW.jam 3,5 1400 0,1486 0,352 421,73 1800 0,2156 0,651 331,32 2200 0,2872 1,069 268,63 2600 0,3764 1,459 258,00 3000 0,5274 1,815 290,60 4,5 1400 0,1608 0,593 271,27 1800 0,2360 0,905 260,77 2200 0,2967 1,430 207,52 2600 0,3634 1,846 196,85 3000 0,5239 2,149 243,75 Universitas Sumatera Utara 47 Untuk membandingkan besarnya SFC mesin untuk tiap variasi bahan bakar dan variasi putaran mesin pada pembebanan 3,5 dan 4,5 kg maka hasil dari tabel nilai SFC di atas dapat kita lihat pada grafik berikut: Gambar 4.6 Grafik Konsumsi Bahan Bakar Spesifik vs Putaran, beban 3.5 kg Dari gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik terendah untuk beban 3.5 kg adalah pada putaran 2600 rpm menggunakan bahan bakar Solar Murni + 2 mL Hi-Cester dengan nilai 157,66 gkW.h. Sedangkan untuk nilai konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi adalah pada putaran 1400 rpm menggunakan bahan bakar Solar dengan nilai 498,13 gkW.h. Gambar 4.7 Grafik Konsumsi Bahan Bakar Spesifik vs Putaran, beban 4.5 kg Universitas Sumatera Utara 48 Dari gambar 4.7 di atas dapat dilihat bahwa Nilai konsumsi bahan bakar spesifik terendah untuk beban 4.5 kg yaitu pada putaran 2600 rpm menggunakan bahan bakar Solar Murni + 2 mL Hi-Cester dengan nilai 156,11 gkW.h. Sedangkan untuk nilai konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi adalah pada putaran 1400 rpm menggunakan bahan bakar Solar dengan nilai 342,66 gkW.h. Berdasarkan kedua grafik pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa untuk pembebanan 3,5 dan 4,5 kg SFC mesin dengan bahan bakar solar lebih tinggi dibanding SFC mesin dengan bahan bakar Solar + Hi-Cester. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik akibat penambahan Hi-Cester disebabkan oleh kenaikan nilai setan. Kenaikan nilai setan mengakibatkan energi yang terkandung dari hasil pembakaran semakin besar. SFC mesin dipengaruhi oleh laju aliran massa bahan bakar dan daya yang dihasilkan. Jika daya yang dihasilkan tinggi dan laju aliran massanya rendah maka SFCnya akan rendah dan sebaliknya.

4.2.4. Rasio Udara Bahan Bakar AFR