Kejelasan Sasaran Anggaran dengan nilai rata-rata sebesar 4,07 menunjukkan bahwa tingkat kejelasan sasaran anggaran cukup jelas, dan Partisipasi dalam
penyusunan Anggaran responden dengan nilai rata-rata sebesar 4,06 menunjukkan bahwa responden mempunyai partisipasi yang cukup tinggi dalam proses penyusunan
anggaran di masing-masing SKPD.
5.4. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolineariti, dan pengujian
heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross- section
. Oleh kerana itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.4.1. Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data
mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 1,137 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,151. Jika
signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik
dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada gambar berikut ini.
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data 5.4.2. Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Tidak ada korelasi yang
melebihi 0,6, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas diantara variabel independen. Pengujian ini didukung dengan nilai VIF yang relatif
kecil, yaitu tidak ada yang lebih besar dari 2 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 5.10. Uji Multikolinieritas Collinearity
Statistics Model
Tolerance VIF
1 Constant
Skedul Penyusunan Anggaran ,906
1,103 Kejelasan Sasaran Anggaran
,896 1,117
Partisipasi Penyusunan Anggaran ,895
1,117 Sumber: Lampiran 9
Hasil pengujian korelasi dapat dilihat pada lampiran 8, sedangkan untuk melihat nilai VIF dapat dilihat pada lampiran 9.
5.4.3. Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut
ini.
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas 5.5 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD.
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini.
Tabel 5.11. Ringkasan Pengujian Hipotesis
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
Constant 4.213
.789 5.342
.000 SKD
-.045 .129
-.043 -.351
.727 .906
1.103 JLS
.245 .119
.255 2.050
.045 .896
1.117 1
PART .368
.173 .265
2.129 .037
.895 1.117
a. Dependent Variable: KM
R = 0,408 Adjusted R
2
= 0,125 F = 4.005
Sig. F = 0,011 Sumber: Lampiran 9
Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian,
diperoleh nilai R sebesar 0,408, hal ini menunjukkan bahwa variabel skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi penyusunan
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja manajerial. Sedangkan nilai R square R
2
atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R
2
adalah diantara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum R
2
untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi.
Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah
nilai adjusted R
2.
Nilai adjusted R
2
sebesar 0,125 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 12,5. Dengan kata
lain 12,5 perubahan dalam kinerja manajerial mampu dijelaskan variabel skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi penyusunan
anggaran dan sisanya sebesar 87,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan 0,011. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
partisipasi penyusunan anggaran berbengaruh terhadap kinerja manajerial. Dari uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai berikut:
Kinerja = 4.213 - 0.045 SKD+ 0.245 Jls + 0.368 Part + e Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kejelasan
sasaran anggaran dan partisipasi dalam penyusunan anggaran menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel kejelasan sasaran anggaran dan
Syafrial : Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun, 2009
USU Repository © 2008
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja adalah positip yaitu semakin tinggi variabel kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi dalam penyusunan
anggaran dalam penyusunan anggaran maka semakin tinggi kinerja mereka. Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap kinerja manajerial, maka dapat dilihat dari nilai t hitung dan signifikansi dari nilai t hitung tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari
0.05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hasil pengujian data lihat lampiran 9 dan tabel 5.11, maka
dapat dinyatakan bahwa hanya variabel skedul anggaran yang tidak mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD. Sedangkan variabel
kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD.
5.6. Hasil Analisis Data