Hendra Sinarta Ketaren : Karakteristik Dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Penyakit Leptospirosis Pada Beberapa KabupatenKota Di Propinsi NAD Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kejadian Leptospirosis
Dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap masyarakat diketahui bahwa terdapat 49 penderita Leptospirosis pada beberapa KabupatenKota di
Propinsi NAD tersebut. Jumlah penderita yang paling tinggi ditemukan di Kabupaten Langsa yaitu 20 orang 40,8 diikuti Kabupaten Aceh Utara 15
orang 30,6 frekuensi ini lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal ini disebabkan frekuensi banjir yang datang ke Kota Langsa
2 x dalam setahun. Penyelidikan Epidemiologi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2002 yaitu Kecamatan Cengkareng, Palmerah dan Tanah
Abang dimana dari 138 responden didapatkan proporsi leptospirosis sebesar 13. Hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Mampang Prapatan oleh
Feurah, dkk, 2002 didapatkan proporsi kejadian leptospirosis positif sebesar 14,3 dari 46 responden Deasy, 2002.
5.2. Karakteristik
5.2.1 Umur
Dari hasil penelitian dapat diketahui distribusi responden menurut umur yang paling terbanyak adalah 20 - 30 thn sebanyak 23 orang 47,
30 thn sebanyak 18 orang 36.7, sedangkan 20 tahun sebanyak 8 orang
30
Hendra Sinarta Ketaren : Karakteristik Dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Penyakit Leptospirosis Pada Beberapa KabupatenKota Di Propinsi NAD Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
16.3, hal ini sesuai menurut Yatim yang dikutip Hernowo 2002, bahwa jumlah pasien Leptospirosis sebanyak 80 orang selama periode 1991 – 1993
didapat kelompok umur diatas 50 tahun sebanyak 28 orang 35 orang, kelompok umur 40 – 49 tahun sebanyak 21 orang 26. Kelompok umur 20
– 39 tahun sebanyak 4 5 orang. Dari jumlah pasien per kelompok umur tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok umur 20 – 39 tahun cenderung
lebih beresiko terkena leptospirosis. Penyakit Leptospirosis jarang terjadi pada bayi dan anak remaja
mungkin karena kenyataannya mereka paling sedikit terpapar Sehgal, Et.al, 1991. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa, hal ini mungkin
diakibatkan pekerjaannya yang lebih banyak terpapar oleh hewan yang terinfeksi dan lingkungan yang terkontaminasi Soebronto, 1981.
5.2.2 Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian diketahui menurut Janis kelamnin penderita leptospirosis yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 26 orang 53,1
sedangkan perempuan sebanyak 23 orang 46,9, ini diakibatkan pada saat banjir terjadi laki-laki turun langsung membersihkan lingkungan sehingga
terpapar dengan kotoran rodent. Demikian juga menurut teori Sehgal et.al 1991 yang mengatakan
bahwa laki-laki memiliki resiko yang lebih besar untuk terinfeksi leptospirosis. Hal ini mungkin diakibatkan karena laki-laki memiliki
Hendra Sinarta Ketaren : Karakteristik Dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Penyakit Leptospirosis Pada Beberapa KabupatenKota Di Propinsi NAD Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
pekerjaan yang lebih terpapar oleh hewan yang terinfeksi dan lingkungan yang terkontaminasi Soebronto 1981, Depkes 2002.
5.2.3 Pekerjaan