Rotua Tresna Nurhayati Manurung : Upacara Kematian Di Tana Toraja : Rambu Solo,
2009. USU Repository © 2009
f. Bahasa Tona. Bahasa ini dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah Makassar dan sekitarnya. Mereka dibekali dengan kesenian Pakkarena.
Keturunan Batara Guru tersebar ke mana-mana. Keturunannya terbagi-bagi pada seluruh wilayah jelajahnya yang meliputi wilayah bahasa tersebut di atas. Mereka
menduduki tempat-tempat yang strategis seperti puncak-puncak gunung.
3.3.4 Kondisi Sosial Tana Toraja
Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lilina Lapongan Bulan tana Matariallo. Wilayah ini dihuni oleh satu etnis Etnis Toraja. Dengan jumlah
penduduk kurang lebih 458.000 jiwa. Kurang lebih 650.000 jiwa yang hidup merantau dan bekerja di luar wilayah Tana Toraja. Suku Toraja juga memiliki
satu bahasa lokal yaitu Bahasa Toraja. Namun untuk pergaulan secara umum mereka menggunakan Bahasa Indonesia; di samping itu sebagian juga dapat
berbahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan Mandarin. Mereka yang masuk kategori ini adalah putra-putra Toraja yang bertugas sebagai guide-guide untuk
tourist. Sampai saat ini budaya luar tidak cukup kuat mempengaruhi cara hidup
sehari-hari orang Toraja yang begitu ramah, hidup rukun, damai dan harmonis serta dengan tangan terbuka menyapa tamu-tamunya untuk datang menyatu di
dalam pesta-pesta adat Toraja baik pesta Rambu Tuka maupun pesta Rambu Solo.
3.4 Perjalanan ke Tana Toraja
Rotua Tresna Nurhayati Manurung : Upacara Kematian Di Tana Toraja : Rambu Solo,
2009. USU Repository © 2009
Perjalanan dari Makasar atau Ujung Pandang ke Toraja dengan melewati jalur pesisir sepanjang 130 km mendaki pegunungan. Setelah memasuki Tana
Toraja, Anda mulai memasuki pemandangan alam yang penuh dengan keagungan Sumber: :http:www.my-indonesia.infopage.php?ic=1197id=1704.
Batu grafit dan batuan lainnya, serta birunya pegunungan di kejauhan setelah melewati pasar Desa Mebali akan terlihat masyarakat yang sedang
beternak domba sehingga pemandangan terlihat kontras dengan padang rumput yang hijau subur, limpahan makanan di tanah tropis yang indah. Ini adalah Tana
Toraja, salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia. Sementara itu, untuk sampai di Tana Toraja yang mengagumkan ini ada
jalur penerbangan domestik Makassar-Tana Toraja. Penerbangan ini hanya sekali dalam seminggu dan memakai pesawat kecil berpenumpang delapan orang.
Namun, waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya 45 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar. Dan jika lewat darat, perjalanan yang cukup melelahkan
membutuhkan waktu tujuh jam. Selain itu juga ada perjalanan darat dengan bus dari Rantepao ke Ujung
Pandang tiap harinya memakan waktu perjalanan selama kurang lebih 8 jam termasuk istirahat untuk makan. Tiket harus dibeli di kota, tapi berangkat dari
terminal bus Panaikan 20 menit keluar dari kota dengan menggunakan bemo. Bus ini biasanya pergi pada pukul 7 pagi, 1 siang dan 7 malam. Beberapa
perkumpulan di Rantepao kembali ke Ujung Pandang lagi. Biasanya bus yang berangkat disesuaikan dengan jumlah penumpang.
Rotua Tresna Nurhayati Manurung : Upacara Kematian Di Tana Toraja : Rambu Solo,
2009. USU Repository © 2009
Mengenai tempat tinggal, wisatawan yang ingin tinggal di tengah kota memiliki banyak pilihan hotel. Tapi jika memiliki jiwa petualang, Anda bisa tidur
di desa bersama masyarakat sekitar. Bila wisatawan ingin mengunjungi tempat lain, bemo, bus kecil, atau jeep, adalah kendaraan terbaik untuk mengetahui
daerah sekitar.
Gambar 3.8: kota kabupaten Tana Toraja
Beberapa hal yang dapat dilakukan di Tana Toraja adalah menjelajahi pasar. Di sini kita akan menemukan biji kopi khas Toraja seperti Robusta dan
Rotua Tresna Nurhayati Manurung : Upacara Kematian Di Tana Toraja : Rambu Solo,
2009. USU Repository © 2009
Arabica dan beberapa barang khas lainnya seperti buah-buahan Tamarella atau terong Belanda dan ikan mas; mengunjungi batu Tomonga artinya adalah batu
yang mengarah ke awan. Dari tempat ini kita bisa melihat banyaknya batuan vulkanik yang bermunculan dari hamparan sawah. Dan beberapa batu raksasa
yang menjadi Goa. Benar-benar pemandangan yang indah dan menjadikan Tana Toraja terlihat subur dan hijau ; mengunjungi Palawa. Palawa adalah tempat
yang bagus untuk dikunjungi. Di sana ada sebuah Tongkonan atau kawasan penguburan tempat untuk melakukan upacara dan festival; melakukan perjalanan
dari Rantepao ke Kete, desa tradisional dengan kerajinan tangan yang bagus. Di belakang desa di bagian bukit ada goa yang ukuranya sudah lebih tua dari ukuran
orang hidup. Bila ingin menyantap kuliner wilayah ini, kebanyakan kita dapat
menemukan warung makan dilokasi ini, di sepanjang jalan. Kita juga dapat membawa makanan sendiri. Bila ingin belanja untuk oleh- oleh, disana ada toko
cinderamata dimana kita dapat membeli segala sesuatu yang khas dari Tana Toraja, ada pakaian, tas, dompet, dan kerajinan tangan lainnya.
Pengunjung diperbolehkan mengunakan pakaian adat setempat dan akan diberikan hadiah seperti rokok atau kopi kapan pun memasuki Tongkonan. Bila
ingin berjalan- jalan hati- hatilah karena jalanan tidak selalu aspal. Sering dilewati Jeep dan lainnya, walaupun cuaca bagus. Bila ingin memasuki kawasan
tongkonan, berhati- hatilah.
3.5 Objek Wisata di Tana Toraja