Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI DESA TANJUNG SELAMAT

KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Oleh :

ADE IRMA 070100054

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI DESA TANJUNG SELAMAT

KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : ADE IRMA

070100054

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Nama : ADE IRMA NIM : 070100054

Pembimbing Penguji

(dr. Hayu Lestari Haryono, Sp.OG) (dr. Elmeida Effendi, Sp.KJ) NIP : 19800114 200312 2 002 NIP : 19720501 199903 2 004

(dr. Almaycano Ginting, M.Kes) NIP : 19750524 200312 1 001

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRAK

Berdasarkan data WHO (2008), sekitar 16 juta perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, sekitar 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia. Sembilan puluh lima persen dari kelahiran remaja terjadi di negara-negara berkembang. Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2000 menunjukkan median umur kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, di mana sebanyak 46% perempuan mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (61%) daripada di kota. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan remaja putri tentang risiko kehamilan remaja berada dalam kategori cukup 54,6%, kategori baik 41,2%, dan kategori buruk 4,1%. Hasil uji sikap responden tentang kehamilan remaja mayoritas berada dalam kategori baik 87,5%, kategori cukup 12,4% dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri Desa Tanjung Selamat berada pada kategori cukup dan sikap remaja putri Desa Tanjung Selamat berada pada kategori baik. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada Pemerintahan Desa Tanjung Selamat untuk dapat berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, khususnya tentang risiko-risiko kehamilan remaja.


(5)

ABSTRACT

Based on data from WHO (2008), about 16 million adolescent girls aged 15-19 years give birth each year, about 11% of all births worldwide. Ninety five percent of teen births occur in developing countries. Data of Maternal and Child Health Survey in 2000 showed the median age at first pregnancy in Indonesia is 18 years, 46% of women experience their first pregnancy below the age of 20 years, the village is higher (61%) than in the city. The aim of the research is to find out the level of knowledge and attitude of adolescent girls about the risks of teen pregnancy in Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kapubaten Deli Serdang in 2010.

This is a descriptive research method with cross sectional approach. A total of 97 samples and the sample withdrawal is done by using a cluster sampling. Data was collected using questionnaires and then analyzed by using descriptive statistic method.

The result of the study shows that the majority of respondent's knowledge towards the risks of teen pregnancy is average which is 54,6%, the good category is 41,2% and the less category is 4,1%. The experiment's result on respondent's attitude toward teen pregnancy is majority on the good category that is 87,5%, the average category is 12,4%, and not found respondent on less category.

From the result mentioned above, we can conclude that adolescent girls there have an average knowledge and good attitude. Therefore, as shown in the result of the study, I suggest administration of Desa Tanjung selamat to be actively in giving information regarding the adolescent reproductive health, particularly about the risks of teen pregnancy.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Hayu Lestari Haryono, Sp.OG selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

3. dr. Elmeida Effendi, Sp.KJ, dr. Almaycano Ginting, M.Kes, dan dr. Andrina Y.M. Rambe, Sp.THT selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis tulis ilmiah ini.

4. dr. Yusuf R. Surbakti, Sp.OG(K) yang telah melakukan validitas konten pada kuesioner penelitian ini.

5. Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Nuraidi selaku Kepala Desa Tanjung Selamat yang telah memberikan izin untuk mengumpulkan data di daerah kerja beliau sehingga karya tulis ini bisa selesai tepat pada waktunya.

7. Seluruh staf pegawai di Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal yang sangat kooperatif sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.


(7)

8. Komar Jaya dan Siti Sahara selaku orang tua penulis, yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik penulis dengan kasih sayang tulus tanpa mengenal lelah dan waktu.

9. Gibran selaku saudara penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman stambuk 2007 yang telah menyumbangkan masukan dan saran serta kritikan untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

11.Seluruh remaja putri Desa Tanjung Selamat yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 November 2010 Penulis,

Ade Irma 070100054


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR SINGKATAN... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.3.1. Tujuan Umum... 2

1.3.1. Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Pengetahuan... 4

2.2. Sikap... 5

2.3. Remaja... 6

2.3.1. Pengertian Remaja... 7

2.3.2. Karakteristik Seksualitas Remaja... 7

2.4. Kehamilan... 8

2.4.1. Pengertian Kehamilan... 8

2.4.2. Perubahan Selama Kehamilan... 9

2.5. Kehamilan Remaja... 10

2.5.1. Pengertian dan Penyebab Kehamilan Remaja... 10

2.5.2. Risiko Kehamilan Remaja... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 15

3.2. Definisi Operasional... 15

3.2.1. Pengetahuan... 15

3.2.2. Sikap... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 17

4.1. Jenis Penelitian... 17


(9)

4.2.1. Waktu Penelitian... 17

4.2.2. Tempat Penelitian... 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 17

4.3.1. Populasi... 17

4.3.1. Sampel... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data... 19

4.4.1. Data Primer... 19

4.4.2. Data Sekunder... 19

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas... 19

4.5. Metode Analisis Data... 21

4.6. Ethical Clearance... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 22

5.1. Hasil Penelitian... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2. Deskripsi Karakterisistik Responden... 22

5.1.3. Hasil Analisis Data... 23

5.1.3.1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja... 23

5.1.3.2. Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja... 26

5.2. Pembahasan... 29

5.2.1. Pengetahuan... 29

5.2.2. Sikap... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 33

6.1. Kesimpulan... 33

6.2. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian... 20

5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan... 23 5.2. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan………… 23

5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

Pengetahuan... 24

5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 25 5.5. Distribusi Frekue nsi Hasil Uji Sikap…... 26

5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

Sikap... 27 5.7. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap Berdasarkan Tingkat

Pendidikan... 28 5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap Berdasarkan Tingkat


(11)

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Depkes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SMA Sekolah Menengah Atas

SMP Sekolah Menengah Pertama

SPSS Statistic Package for the Sosial Science

UNFPA United Nations Population Fund

UNICEF United Nations Children's Fund


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 3. Lembar Penjelasan dan Persetujuan Responden

Lampiran 4. Ethical Clearance

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Lembar Validitas Konten

Lampiran 7. Master Data Uji Validitas dan Realibilitas Pengetahuan Lampiran 8. Master Data Uji Validitas dan Realibilitas Sikap

Lampiran 9. Output Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan

Lampiran 10. Output Uji Reabilitas Kuesioner Pengetahuan

Lampiran 11. Output Uji Validitas Kuesioner Sikap

Lampiran 12. Output Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap

Lampiran 13. Master Data Uji Variabel Pengetahuan Lampiran 14. Master Data Uji Variabel Sikap

Lampiran 15. Output Uji Variabel Pengetahuan


(13)

ABSTRAK

Berdasarkan data WHO (2008), sekitar 16 juta perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, sekitar 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia. Sembilan puluh lima persen dari kelahiran remaja terjadi di negara-negara berkembang. Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2000 menunjukkan median umur kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, di mana sebanyak 46% perempuan mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (61%) daripada di kota. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan remaja putri tentang risiko kehamilan remaja berada dalam kategori cukup 54,6%, kategori baik 41,2%, dan kategori buruk 4,1%. Hasil uji sikap responden tentang kehamilan remaja mayoritas berada dalam kategori baik 87,5%, kategori cukup 12,4% dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri Desa Tanjung Selamat berada pada kategori cukup dan sikap remaja putri Desa Tanjung Selamat berada pada kategori baik. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada Pemerintahan Desa Tanjung Selamat untuk dapat berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, khususnya tentang risiko-risiko kehamilan remaja.


(14)

ABSTRACT

Based on data from WHO (2008), about 16 million adolescent girls aged 15-19 years give birth each year, about 11% of all births worldwide. Ninety five percent of teen births occur in developing countries. Data of Maternal and Child Health Survey in 2000 showed the median age at first pregnancy in Indonesia is 18 years, 46% of women experience their first pregnancy below the age of 20 years, the village is higher (61%) than in the city. The aim of the research is to find out the level of knowledge and attitude of adolescent girls about the risks of teen pregnancy in Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kapubaten Deli Serdang in 2010.

This is a descriptive research method with cross sectional approach. A total of 97 samples and the sample withdrawal is done by using a cluster sampling. Data was collected using questionnaires and then analyzed by using descriptive statistic method.

The result of the study shows that the majority of respondent's knowledge towards the risks of teen pregnancy is average which is 54,6%, the good category is 41,2% and the less category is 4,1%. The experiment's result on respondent's attitude toward teen pregnancy is majority on the good category that is 87,5%, the average category is 12,4%, and not found respondent on less category.

From the result mentioned above, we can conclude that adolescent girls there have an average knowledge and good attitude. Therefore, as shown in the result of the study, I suggest administration of Desa Tanjung selamat to be actively in giving information regarding the adolescent reproductive health, particularly about the risks of teen pregnancy.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UNFPA (2000) dalam Rachmawati (2008), hampir 1 dari 6 penduduk dunia adalah remaja, dan 85% hidup di negara berkembang. Banyak sekali remaja yang sudah aktif seksual, bahkan separuhnya sudah menikah. Setiap tahun lebih kurang 15 juta remaja (15-19 tahun) melahirkan, dan 4 juta remaja melakukan aborsi.

Saat ini jumlah remaja di Indonesia yaitu mereka yang berusia 10-19 tahun adalah sekitar 30% dari jumlah penduduk atau kurang lebih 65 juta jiwa. Besarnya proporsi penduduk yang berusia remaja menimbulkan beberapa masalah yang mengkhawatirkan apabila tidak diadakan pembinaan yang tepat dalam perjalanan hidupnya terutama kesehatannya.

Sekarang ini, angka kehamilan remaja di Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena pola pergaulan remaja yang semakin bebas ataupun karena kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk menikah muda (BKKBN, 2008).

Berdasarkan data WHO (2008), sekitar 16 juta perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, sekitar 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia. Sembilan puluh lima persen dari kelahiran remaja terjadi di negara-negara berkembang.

Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2000 menunjukkan median umur kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, di mana sebanyak 46% perempuan mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (61%) daripada di kota.

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia yang ideal untuk hamil adalah 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah


(16)

Wanita yang hamil pada usia 15-19 tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan dibandingkan wanita yang hamil pada usia 20-24 tahun (UNICEF, 2001).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

2. Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat luas, khususnya remaja putri untuk menambah pengetahuan tentang risiko kehamilan remaja, sehingga dapat mencegah kehamilan di usia remaja.


(17)

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah. 3. Bagi Instansi terkait

Memberi masukan kepada Pemerintahan Desa Tanjung Selamat Kabupaten Deli Serdang dalam upaya penyuluhan kesehatan dimasa yang akan datang.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang lain tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


(19)

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan masalah yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

2.2. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap merespon.


(20)

3. Menghargai (valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Pengertian mengenai remaja ternyata mempunyai beberapa versi sesuai dengan karakteristik biologis ataupun sesuai dengan kebutuhan penggolongannya. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.

Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-budaya. WHO mendefinisikan remaja sebagai perkembangan dari saat timbulnya tanda seks sekunder hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu proses pencapaian mental dan identitas dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosioekonomi menjadi mandiri. Secara biologis, saat seorang anak mengalami pubertas dianggap sebagai indikator awal masa remaja. Namun karena tidak adanya petanda biologis yang berarti untuk menandai berakhirnya masa remaja, maka faktor-faktor sosial, seperti pernikahan, biasanya digunakan sebagai petanda untuk memasuki masa dewasa.

Rentang usia remaja bervariasi bergantung pada budaya dan tujuan penggunaannya. Di Indonesia berbagai studi pada kesehatan reproduksi remaja mendefinisikan remaja sebagai orang muda berusia 15-24 tahun. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja


(21)

berusia 10-24 tahun. Sementara Departemen Kesehatan dalam program kerjanya menjelaskan bahwa remaja adalah usia 10-19 tahun. Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menganggap remaja adalah mereka yang belum menikah dan berusia antara 13-16 tahun, atau mereka yang bersekolah di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas (Adjie, 2009).

Anak-anak perempuan memasuki usia remaja pada usia 10-12 tahun. Sedangkan anak laki-laki memasuki usia remaja pada usia 13-14 tahun (BKKBN, 2002).

Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja pertengahan (14–17 tahun) dan masa remaja akhir (17–19 tahun). Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis, psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).

Seorang remaja tidak lagi dapat di sebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Di satu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang-tua, di sisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orangtuanya (Depkes RI, 2005).

2.3.2. Karakteristik Seksualitas Remaja

Masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas merupaka proses saat seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya untuk mampu bereproduksi (Heffner & Schust, 2006).

Menurut Tukan (1993), pada masa remaja seseorang akan mengalami perubahan ciri seks sekunder. Ciri seks sekunder individu dewasa adalah:

a. Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/kasar, dada melebar, serta kulit menjadi relatif lebih kasar.

b. Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar, serta kulit menjadi lebih halus.


(22)

Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga mengalami perubahan ke arah pematangan, yaitu:

a. Pada pria sejak usia remaja, testis akan menghasilkan sperma dan penis dapat digunakan untuk bersenggama.

b. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi.

Selain mengalami perkembangan fisik, remaja juga mengalami perkembangan psikososial, karena kesadaran akan bentuk fisik bukan lagi anak-anak akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak-anak-anak-anaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku (Arma, 2007).

Seiring dengan pertumbuhan remaja ke arah kematangan seksual yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan (Mutadin, 2002).

2.4. Kehamilan

2.4.1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.

Menurut BKKBN, usia yang ideal untuk hamil adalah 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko. Kesiapan untuk hamil ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis, dan kesiapan sosial ekonomi (Rachmawati, 2008).

Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Kehamilan akan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara ovum dan spermatozoon (Wiknjosastro, 2006).


(23)

2.4.2. Perubahan Selama Kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna, serta payudara (mamma). Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena hipertrofi otot-otot uterus. Serviks uteri mengandung lebih banyak jaringan ikat, dan hanya sedikit mengandung jaringan otot. Vagina dan vulva menjadi tampak lebih terang akibat hipervaskularisasi. Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar karena oksigenasi dan nutrisi alat-alat genitalia tersebut meningkat. Mamma akan membesar dan tegang, tetapi belum mengeluarkan air susu (Wiknjosastro, 2006).

Fisiologi ibu harus beradaptasi selama kehamilan akibat berbagai kebutuhan selama kehamilan. Wanita hamil perlu meningkatkan volume darah yang bersirkulasi untuk menyediakan zat-zat makanan kepada janin dan mendukung produksi cairan amnion. Pada trimester kedua terjadi pada penurunan tekanan darah. Perlahan-lahan tekanan darah ibu akan meningkat seperti pada awal kehamilan pada trimester ketiga (Heffner & Schust, 2006).

Banyak wanita hamil mengeluh tentang sesak napas dan pendek napas karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen juga meningkat, sehingga wanita hamil sering bernapas lebih dalam.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Di samping itu, terdapat pula poliuria yang disebabkan adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan.

Wanita hamil sering mengalami anemia ringan. Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport zat asam yang dibutuhkan sekali selama kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. (Wiknjosastro, 2006).


(24)

Gangguan ringan pada saluran gastrointestinal sangat sering dijumpai dalam kehamilan. Gangguan ini meliputi mula, muntah, konstipasi, dan nyeri dada.

Warna kulit menjadi lebih gelap di daerah pipi dan warna lebih gelap pada daerah linea alba, yaitus suatu garis berpigmen pada kulit dari umbilikus sampai pubis. Rambut juga dapat mengalami kerontokan akibat sinkronisasi siklus pertumbuhan folikel rambut selama kehamilan (Heffner & Schust, 2006).

2.5. Kehamilan Remaja

2.5.1. Pengertian dan Penyebab Kehamilan Remaja

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia remaja, dimana kehamilan terjadi pada usia ibu kurang dari 20 tahun (Depkes RI, 2007).

Dewasa ini, perkembangan arus informasi yang pesat banyak mempengaruhi remaja. Salah satunya dalam hal gaya hidup. Remaja-remaja Indonesia sedikit demi sedikit mulai mengadopsi budaya Barat dalam cara berpakaian, bertutur kata, maupun pola pergaulan yang semakin bebas. Perilaku seks bebas yang sudah lazim di belahan dunia Barat sudah mulai merebak di kalangan remaja Indonesia. Akibatnya, para remaja putri semakin banyak yang hamil pada usia muda, yakni antara 13–19 tahun.

Kehamilan dini juga banyak terjadi di desa-desa. Hal itu dikarenakan kebiasaan para masyarakat yang kurang terdidik (buta huruf, putus sekolah, miskin) untuk menikah muda. Terkadang, masyarakat yang pola pikirnya masih tradisional ini menganggap dengan menikahkan anak perempuannya secepat mungkin, mereka dapat lepas tanggung jawab untuk menafkahi si anak tersebut, karena tanggung jawab tersebut sudah beralih ke suaminya. Menikah muda juga jadi kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun. Para orang tua berpikir, pengalaman mereka (dan para leluhur mereka) menikah di usia muda juga baik untuk anak-anak mereka. Bahkan anak gadis yang sudah ‘berumur’ yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah yang belum dapat jodoh bisa direndahkan masyarakat sekitarnya (BKKBN, 2008).


(25)

Faktor-faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah faktor sosio demografik (kemiskinan, kebiasaan, peran wanita dimasyarakat, seksualitas aktif, dan media massa. Hubungan antar keluarga yang tidak harmonis. Status perkembangan (kurang pemikiran tentang masa depan, ingin mencoba-coba, kebutuhan terhadap perhatian) serta penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan (Soetjiningsih, 2007).

2.5.2. Risiko Kehamilan Remaja

Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya. Hal ini dapat diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti: kemiskinan, pendidikan yang rendah, belum menikah, dan asuhan prenatal yang tidak adekuat akan meningkatkan risiko kehamilan.

Dari sudut pandang obstetri, hamil pada usia remaja memberi risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan anak seperti: anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetri lebih sering dibandingkan dengan kehamilan pada golongan usia 20 tahun (Soetjiningsih, 2007).

Secara psikologis kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

Akibat dari kehamilan remaja di luar pernikahan adalah kehamilan yang tidak diinginkan, dikucilkan teman/masyarakat sekitar, putus sekolah, aib bagi keluarga, pengguguran kandungan, gengguan-gangguan saat hamil, bayi lahir cacat, serta berat bayi lahir rendah (Depkes RI, 2007).

Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun kemungkinan terjadi keguguran, bayi lahir kurang sehat, beratnya kurang, lahir sebelum 9 bulan, dan kesulitan dalam persalinan karena jalan lahir belum cukup bebas.


(26)

Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Hal ini berdampak pada meningkatnya berbagai risiko selama kehamilan (Rachmawati, 2008).

Kehamilan pada remaja memiliki risiko komplikasi medis lebih besar daripada wanita dengan usia lebih dewasa karena panggul belum berkembang dengan sempurna, khususnya remaja di bawah 16 tahun. Dua tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2–9% dan tinggi badan 1%. Kehamilan di usia dini bisa mengakibatkan komplikasi saat persalinan akibat disproporsi antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu (disproporsi sefalo-pelvik). Selain itu, alat reproduksi remaja juga belum siap sepenuhnya. Masalah-masalah ini dapat mengakibatkan kesulitan sewaktu melahirkan bayi (Treffers et al, 2004).

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda dikarenakan kurangnya pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Jadi, diperlukan tambahan zat besi dalam tubuh yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis (Weiss, 2010).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

Preeklampsia atau keracunan hamil, merupakan penyakit yang banyak ditemui pada kasus kehamilan di usia remaja. Pembuluh darah membengkak sehingga sering timbul pendarahan dan tekanan darah tinggi. Hal ini yang bisa berdampak penderita tidak bisa melihat secara sistemik. Dan bila sampai terjadi kejang-kejang, bukan lagi disebut preeklampsia, melainkan eklampsia (Treffers et al, 2004).

Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat


(27)

pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan (Weiss, 2010).

Kelahiran prematur dapat disebabkan oleh dua hal. pertama karena kompliksasi selama kehamilan seperti preeklamsia, pertumbuhan janin yang terhambat, dan lainnya. Yang kedua akibat kelahiran prematur spontan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR), juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.

Cacat bawaan pada kehamilan remaja dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, kurangnya pemeriksaan kehamilan (antenatal care), psikologis ibu kurang stabil, faktor infeksi, serta genetik. Cacat bawaan pada kehamilan dini juga bisa terjadi karena proses pengguguran sendiri yang gagal (seperti dengan minum obat-obatan, loncat-loncat, dan memijat perutnya sendiri) dan aborsi yang tidak dilakukan tenaga professional.

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. Misalnya karena terkejut, cemas, atau stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2500 gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil. Karena usia ibu yang terlampau muda, ibu belum paham mengenai makanan bergizi yang baik dikonsumsi saat hamil. Terkadang mereka makan banyak, tapi bukan makanan dengan nutrisi seimbang. Apalagi pada usia tersebut, si ibu juga sedang butuh banyak gizi karena sedang dalam masa pertumbuhan. Dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu, juga disebabkan selaput


(28)

ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim), proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.

Persalinan yang lama dan sulit adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan, serta pimpinan persalinan yang salah (Treffers et al, 2004).

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu, angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun). Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun (Surjaningrat, 2006).

Kematian bayi yang lahir dari ibu yang berusia di bawah 20 tahun disebabkan berat badan kurang dari 2500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (lahir prematur), kelainan kongenital serta lahir dengan asfiksia. Menurut Biro Pusat Statistik (1998) dalam data BKKBN (2008), b

Kehamilan usia muda dapat berisiko menderita kanker di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena di usia remaja, alat reproduksi wanita masih mengalami pertumbuhan, sehingga menyebabkan terganggunya perkembangan alat reproduksi wanita yang bisa memicu terjadinya kanker rahim di masa yang akan datang (Rachmawati, 2008).

ayi yang lahir dari ibu di bawah usia 20 tahun adalah 32% lebih mungkin meninggal selama tahun pertama kehidupan dari bayi yang lahir dari ibu berusia 20-29 tahun.


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh remaja putri tentang risiko-risiko kehamilan remaja. Pengetahuan di ukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan mengenai risiko kehamilan remaja. Pertanyaan tersebut di jawab oleh responden dengan pilihan benar, salah atau tidak tahu. Untuk jawaban yang benar di beri skor 2, jawaban yang salah di beri skor 1, dan tidak tahu di beri skor 0. Total skor maksimal adalah 28.

Variabel pengetahuan merupakan skala ordinal. Menurut Arikunto (2007), jika penilaian menggunakan tiga kategori, maka rentangan dibagi 3 sama besar, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut sesuai dengan pengelompokan skor: a. Tingkat pengetahuan baik, apabila memperoleh skor 20-28.

b. Tingkat pengetahuan cukup, apabila memperoleh skor 10-19. c. Tingkat pengetahuan buruk, apabila memperoleh skor ≤ 9.

Pengetahuan remaja

putri Risiko kehamilan

remaja Sikap remaja


(30)

3.2.2. Sikap

Sikap adalah tanggapan ataupun respon remaja putri terhadap hal-hal yang berhubungan dengan risiko kehamilan remaja yang belum diwujudkan dalam perbuatan. Sikap di ukur melalui angket dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai risiko kehamilan remaja. Pertanyaan tersebut akan ditanggapi responden dengan setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Untuk sikap positif, apabila jawaban setuju di beri nilai 2, kurang setuju di beri nilai 1, dan tidak setuju di beri nilai 0. Sedangkan untuk sikap negatif, jawaban setuju di beri nilai 0, kurang setuju di beri nilai 1, dan tidak setuju di beri nilai 2. Total skor maksimal adalah 20.

Variabel sikap merupakan skala ordinal. Menurut Arikunto (2007), jika penilaian menggunakan tiga kategori, maka rentangan dibagi 3 sama besar, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut sesuai dengan pengelompokan skor: a. Bersikap baik, apabila memperoleh skor 14-20.

d. Bersikap cukup, apabila memperoleh skor 8-13. e. Bersikap buruk, apabila memperoleh skor ≤ 7.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan satu saat atau subjek diobservasi satu kali (Notoatmodjo, 2005).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kehamilan remaja di Desa Tanjung Selamat juga masih sering terjadi. Hal ini disebabkan perilaku seks bebas dikalangan remaja ataupun akibat kebiasaan masyarakat untuk menikah muda.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi


(32)

berdasarkan pertimbangan bahwa pada rentang usia tersebut remaja putri telah mengalami pubertas.

4.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari remaja putri di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Perkiraan besar sampel minimum pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi (Ismael & Sastroasmoro, 2010).

Di mana:

n = besar sampel minimum

Zα = nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

Q = 1-P

D = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan (confident interval) yang

dikehendaki adalah sebesar 95% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai

Zα=1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0.50 karena peneliti tidak mengetahui proporsi sebelumnya. Ketepatan relatif yang diinginkan adalah 10%.

Berdasarkan rumus tersebut besar sampel dapat dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara


(33)

dilakukan apabila populasi tersebar luas sehingga tidak memungkinkan membuat daftar seluruh populasi (Saryono, 2008).

Kriteria inklusi sampel:

1. Remaja putri berusia 13-19 tahun.

2. Berdomisili di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

3. Belum menikah.

4. Bersedia mengikuti penelitian.

Kriteria eksklusi sampel:

1. Remaja putri yang menolak mengisi kuesioner dengan lengkap. 2. Remaja putri yang sedang atau pernah hamil.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data diperoleh dari sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dengan menggunakan instrumen kuesioner.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak instansi Desa Tanjung Selamat yang berhubungan dengan populasi dan masyarakat di sekitar daerah penelitian.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner telah dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi pearson dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Sampel yang digunakan pada uji validitas dan reliabilitas adalah 20 orang remaja putri yang berdomisili di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, karena memiliki


(34)

validitas dilakukan, hanya pada soal-soal yang telah dinyatakan valid saja yang di uji realibilitasnya.

Tabel 4.1.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesinoner Penelitian variabel Nomor

pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,513 Valid 0,820 Reliabel

2 0,532 Valid Reliabel

3 0,466 Valid Reliabel

4 0,528 Valid Reliabel

5 0,536 Valid Reliabel

6 0,457 Valid Reliabel

7 0,576 Valid Reliabel

8 0,617 Valid Reliabel

9 0,491 Valid Reliabel

10 0,605 Valid Reliabel

11 0,451 Valid Reliabel

12 0,602 Valid Reliabel

13 0,593 Valid Reliabel

14 0,704 Valid Reliabel

Sikap 1 0,490 Valid 0,767 Reliabel

2 0,624 Valid Reliabel

3 0,516 Valid Reliabel

4 0,756 Valid Reliabel

5 0,612 Valid Reliabel

6 0,658 Valid Reliabel

7 0,564 Valid Reliabel

8 0,504 Valid Reliabel

9 0,538 Valid Reliabel


(35)

4.5. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui tahap sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa kuesioner yang telah di isi, apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya.

2. Coding

Peneliti mengklasifikasikan kategori-kategori dari data yang di dapat dan dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing kategori.

3. Scoring

Data yang telah dikumpulkan kemudian diberikan skor sesuai ketentuan pada aspek pengukuran.

4. Entry

Merupakan kegiatan memasukkan data dari hasil kuesioner ke dalam program computer (SPSS).

5. Analysis

Data di analisis dengan menggunakan program SPSS.

4.6. Ethical Clearance

Penelitian ini telah mendapat ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang risiko kehamilan di usia remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, di mana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli-September 2010. Penelitian ini diikuti 97 orang yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pernyataan yang tertuang di kuesioner.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Tanjung Selamat merupakan salah satu desa di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah ±550 Ha. Desa tanjung selamat

terdiri dari 6 dusun. Adapun batas wilayah Desa Tanjung Selamat adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Selamat - Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Tuntungan

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Anom - Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Belawan

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri berusia 13 sampai 19 tahun yang berdomisili di Desa Tanjung Selamat, yaitu sebanyak 97 orang. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya sebagai berikut:


(37)

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMP 36 37,1

SMA 53 54,6

Perguruan Tinggi 8 8,2

Total 97 100

Dari tabel 5.1. terlihat bahwa kelompok terbesar responden terdapat pada tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 53 orang atau 54,6%, diikuti responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 36 orang atau 37,1%, dan terendah pada responden dengan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 8 orang atau 8,2%.

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja

Hasil uji tingkat pengetahuan tentang risiko kehamilan remaja dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Baik 40 41,2

Cukup 53 54,6

Buruk 4 4,1

Total 97 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang risiko kehamilan remaja paling banyak berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 53 orang atau 54,6%, diikuti dengan kategori baik sebanyak 40 orang atau 41,2%, dan kategori buruk sebanyak 4 orang atau 4,1%.


(38)

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No. Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah Tidak

Tahu

n % n % n %

1. Usia terbaik untuk hamil adalah 20-30 tahun

80 82,5 8 8,2 9 9,3

2. Hamil di usia remaja lebih berisiko dibandingkan hamil pada usia di atas 20 tahun

79 81,4 6 6,2 12 12,4

3. Hamil di usia remaja mempunyai risiko keguguran lebih besar

63 64,9 9 9,3 25 25,8

4. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tidak teratur

55 56,7 5 5,2 37 38,1

5. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan anemia

45 46,4 7 7,2 45 46,4

6. Hamil di usia remaja dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin

44 45,4 13 13,4 40 41,2

7. Hamil di usia remaja mempunyai risiko lebih besar menyebabkan kematian pada ibu

56 57,7 8 8,2 33 34

8. Hamil di usia remaja akan mengalami gangguan selama proses persalinan

63 64,9 8 8,2 26 26,8

9. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan kerusakan pada panggul ibu saat

persalinan

51 52,6 5 5,2 41 43,2


(39)

tekanan jiwa (depresi)

11. Proses persalinan pada remaja sering menyebabkan perdarahan

65 67 6 6,2 26 26,8

12. Bayi yang lahir dari ibu yang masih remaja berisiko lahir dengan berat badan lahir rendah

48 49,3 10 10,5 39 40,2

13. Hamil di usia remaja berisiko lebih besar untuk melahirkan bayinya prematur

48 49,3 13 13,4 36 37,1

14. Hamil di usia remaja dapat berkaitan dengan munculnya kanker rahim di masa yang akan datang

51 52,6 9 9,3 37 38,1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pernyataan yang paling banyak di jawab benar oleh responden adalah pernyataan nomor 1 yaitu dengan persentase sebesar 82,5%, pernyataan yang paling banyak di jawab salah oleh responden adalah pernyataan nomor 6 dan 13 yaitu dengan persentase sebesar 13,4%, sedangkan pernyataan yang paling banyak di jawab tidak tahu oleh responden adalah pernyataan nomor 5 yaitu dengan persentase sebesar 46,4%.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Buruk

n % n % n %

SMP 15 41,7 19 52,8 2 5,6 37

SMA 23 43,4 28 52,8 2 3,8 53


(40)

Total 40 41,2 53 54,6 4 4,1 97

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SMP yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 15 orang (41,7%), pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (52,8%), dan pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (5.6%). Pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SMA yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23 orang (43,4%), pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (52,8%), dan pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (3,8%). Pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 orang (25%), dan pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (75%).

5.1.3.2. Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja

Hasil uji sikap tentang risiko kehamilan remaja dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Baik 85 87,6

Cukup 12 12,4

Buruk 0 0

Total 97 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap responden tentang risiko kehamilan remaja paling banyak berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 85 orang atau 87,6%, diikuti dengan kategori cukup sebanyak 12 orang atau 24,4%, dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.6.


(41)

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No. Pernyataan

Jawaban Responden Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

n % n % n %

1. Remaja tidak seharusnya hamil 95 97,9 1 1 1 1

2. Tidak akan melakukan hubungan seksual dengan pacar ketika berpacaran

75 77,3 6 6,2 16 16,5

3. Pernikahan dini sebaiknya dihindari 87 89,7 5 5,2 5 5,2

4. Remaja yang hamil di luar nikah merupakan hal yang sudah biasa

40 41,2 24 24,7 33 34

5. Pencegahan hamil di usia remaja dengan menghindari budaya coba-coba

83 85,6 7 7,2 7 7,2

6. Hubungan seks semasa remaja adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri

79 81,4 8 8,2 10 10,3

7. Mencegah kehamilan remaja dengan mengetahui cara-cara pergaulan remaja pacaran yang sehat

86 88,7 2 2,1 9 9,3

8. Penyuluhan seksual dapat membantu mengetahui kesehatan reproduksi remaja

61 62,9 15 15,5 21 21,6

9. Pengetahuan agama dapat mencegah hubungan yang terlalu bebas yang dapat menyebabkan kehamilan

87 89,7 5 5,2 5 5,2

10. Jika seseorang hamil di luar pernikahan, anda tidak akan

menyarankan untuk menggugurkan kandungannya


(42)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pernyataan yang paling banyak di jawab setuju oleh responden adalah pernyataan nomor 1 yaitu dengan persentase sebesar 97,9%, pernyataan yang paling banyak di jawab kurang setuju dan tidak setuju oleh responden adalah pernyataan nomor 4 yaitu dengan persentase sebesar 24,7% dan 34%.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Sikap

Total

Baik Cukup Buruk

n % n % n %

SMP 32 88,8 4 11,1 0 0 36

SMA 46 86,8 7 13,2 0 0 53

Perguruan Tinggi 7 87,5 1 12,5 0 0 8

Total 85 87,6 12 12,4 0 0 97

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SMP yang bersikap baik sebanyak 32 orang (88,9%), dan yang bersikap cukup sebanyak 4 orang (11,1%). Pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SMA yang bersikap baik sebanyak 46 orang (86,8%), dan yang bersikap cukup sebanyak 7 orang (13,2%). Pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yang bersikap baik sebanyak 7 orang (87,5%), dan pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (12,5%).

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.8.


(43)

Tabel 5.8.

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Hasil Uji

Sikap

Total

Baik Cukup

n % n %

Tingkat Pengetahuan

Baik 38 95 2 5 40

Cukup 43 81,1 10 18,9 53

Kurang 4 100 0 0 4

Total 85 87,6 12 12,4 97

Dari tabel di atas dapat dilihat banyaknya responden dengan pengetahuan baik yang mempunyai sikap baik sebanyak 38 orang (95%), dan sikap cukup sebanyak 2 orang (5%). Responden dengan tingkat pengetahuan cukup yang mempunyai sikap baik sebanyak 43 orang (81,1%), dan sikap cukup sebanyak 10 orang (18,9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang yang mempunyai sikap baik sebanyak 4 orang (100%).

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).

Dari hasil penelitian didapati bahwa pengetahuan remaja putri tentang risiko kehamilan remaja cukup baik oleh karena hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang risiko kehamilan remaja yang terbanyak dengan kategori cukup yaitu sebanyak 53 responden (54,6%), diikuti dengan kategori baik yaitu sebanyak 40 responden (41,2%), dan yang paling sedikit adalah tingkat pengetahuan dengan kategori buruk yaitu 4 responden (4,1%).


(44)

Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner pengetahuan meliputi pengetahuan tentang usia terbaik untuk hamil dan risiko-risiko yang dapat terjadi pada kehamilan di usia remaja.

Tingkat pengetahuan remaja putri yang mayoritas berada dalam kategori cukup berdasarkan observasi peneliti. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang diterima responden tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya risiko-risiko kehamilan di usia remaja. Dari hasil observasi peneliti, juga terlihat bahwa responden kurang aktif dalam mencari tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja. Hal ini sesuai dengah hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinaga (2007), yaitu remaja cenderung mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja dari media elektronik dan teman sebaya, sedangkan orang tua, guru, dan petugas kesehatan yang seharusnya memiliki peranan besar dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja memiliki peranan yang sangat lemah. Hal ini dikarenakan adanya rasa malu, canggung, dan sungkan karena merupakan sutu sifat yang sangat pribadi.

Dalam penelitiannya Sinaga (2007) juga mendapatkan tingkat pengetahuan remaja terhadap aborsi dari kehamilan tidak dikehendaki mayoritas dalam kategori sedang atau cukup dengan persentase 78,4%.

Dari tabel 5.3. diketahui bahwa 80 responden (82,5%) telah mengetahui usia terbaik untuk hamil adalah pada usia 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko (Rachmawati, 2008). Di samping itu, rata-rata responden telah mengetahui tentang dampak-dampak yang ditimbulkan akibat kehamilan remaja. Hal ini sangat sesuai dengan penelitian Sinaga (2007), 60,75% responden telah mengetahui tentang dampak kebidanan yang terjadi bila kehamilan remaja diteruskan samapi melahirkan akan mendapat penyulit saat melahirkan karena alat reproduksi masih muda.

Berdasarkan hasil analisa data distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 5.4. dapat dilihat tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan. Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP didapatkan


(45)

tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 41,7%, Tingkat pendidikan SMA 43,4%, dan perguruan tinggi 25%. Namun hal ini tidak bermakna karena memang pada penelitian ini proporsi responden dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA lebih besar yaitu 37,1% dan 54,6%, dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (8,2%).

Menurut asumsi peneliti, usia dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengetahuan remaja karena saat ini, remaja mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja khususnya risiko-risiko kehamilan remaja.

5.2.2. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

Dari hasil penelitian didapati bahwa sikap remaja putri tentang risiko kehamilan remaja baik oleh karena hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden tentang risiko kehamilan remaja yang terbanyak dengan kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (87,6%), diikuti dengan kategori cukup yaitu sebanyak 12 responden (12,4%), dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisikan peryataan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap kehamilan remaja.

Sikap responden mengatakan sikap setuju bahwa remaja putri tidak seharusnya hamil dan mampu mencegah kehamilan di usia remaja. Tetapi dari seluruh responden ada yang memiliki sikap dengan kategori cukup dan keadaan ini menyimpulkan kurangnya tanggung jawab dalam bersikap. Ini mungkin terjadi oleh karena informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang akurat belum pernah didapatkan responden.

Hasil penelitian ini sangat sesuai dengan hasil penelitian sinaga (2007), yaitu sikap remaja terhadap aborsi dari kehamilan tidak dikehendaki dalam


(46)

Berdasarkan hasil analisa data distribusi frekuensi sikap berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 5.7., dapat dilihat bahwa seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan dan pertambahan usia, sikap responden terhadap kehamilan remaja tidak mengalami perubahan. Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP didapatkan sikap dengan kategori baik sebanyak 88,8%, Tingkat pendidikan SMA 86,8%, dan perguruan tinggi 87,5%.

Dari hasil analisa data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pengetahuan pada tabel 5.8., dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik, cukup, dan buruk cenderung mempunyai sikap yang baik yaitu sebesar 95%, 81,1%, dan 100%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan lebih banyak bergantung pada paparan informasi suatu hal. Dengan demikian, tingkat pengetahuan seseorang tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi, seperti motivasi untuk mendapatkan informasi, serta akses terhadap berbagai sumber informasi yang ada. Sedangkan sikap adalah tanggapan berdasarkan hasil penalaran atau pengolahan terhadap informasi serta keyakinan yang ada. Jadi hubungan antara pengetahuan dan sikap ditentukan oleh seberapa baik penalaran responden untuk memilah informasi mana yang benar dan mana yang tidak.

Dari hasil analisa secara keseluruhan didapati hasil pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kategori cukup (54,6%), sedangkan sikap dalam kategori baik (87,6%).

Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden sehingga memiliki sikap yang baik walaupun dengan pengetahuan yang cukup. Menurut Azwar (2003), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang cukup tetapi responden dapat memiliki sikap yang baik.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN dan SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan remaja putri di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tentang risiko kehamilan remaja mayoritas berada dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 53 responden (54,6%), sedangkan pada kategori baik sebanyak 40 responden (41,2%) dan pada kategori buruk sebanyak 4 responden (4,1%).

2. Sikap remaja putri di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang tentang risiko kehamilan remaja mayoritas berada dalam kategori baik, yaitu sebanyak 85 responden (87,5%), sedangkan pada kategori cukup sebanyak 12 responden (12,4%) dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:

1. Diharapkan kepada responden, yaitu remaja putri di Desa Tanjung Selamat untuk lebih mencari tahu tentang informasi mengenai risiko-risiko kehamilan di usia remaja.

2. Diharapkan kepada orang tua dalam meningkatkan kepedulian mereka terhadap pendidikan seksual anak yang dimulai pada usia remaja.

3. Diharapkan kepada Pemerintahan Desa Tanjung Selamat untuk dapat berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, khususnya tentang risiko-risiko kehamilan remaja,


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S.J.M., 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Aspek Sosial. Available from:

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arma, A.J.A., 2007. Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Perilaku Seks Remaja

dan Pengetahuan Kespro sebagai Alternatif Penangkalnya. Info

Kesehatan Masyarakat: The Journal of Public Health. 11 (2): 189-197.

Azwan, Saiffudin. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi Ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana. 2008. Tanya Jawab Kesehatan

Reproduksi Remaja. Available from:

[Accesed 2 April 2010].

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Kabupaten Sampang, 2002. Buku Pesan

PLKB/PKB/Kader. Available from:

2 April 2010].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Pedoman Kesehatan Jiwa

Remaja (Pegangan Bagi Dokter Puskesmas). Available from:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Remaja dan Seks Pra Nikah. Available from:

Hefner, L.j. and Schust D.J., 2008. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.


(49)

Mutadin, Z., 2002. Pendidikan Seksual Remaja. Available from: 31 March 2010].

Notoatmodjo S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rachmawati, I.N., 2008. Kehamilan dan Melahirkan pada Remaja. Available from:

Rachmawati, I.N., 2008. Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk

Mencegah Kematian Perinatal. Available from:

Sastroasmoro, S. and Ismael, S., 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagung Seto.

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan (Penuntun Praktis Bagi

Pemula). Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Sinaga, Tinceuli. 2007. Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi

Dari Kehamilan Tidak Dikehendaki Di Sekolah Menengah Umum Negeri I Pematang Siantar Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, Tahun 2007, Universitas Sumatera Utara. Available from:

September 2010].

Treffers et al., 2004. Adolescent Pregnancy (Issues in adolescent health and

development). Geneva: World Health Organization. Available from:


(50)

Triswan, Y., Gordon, J.C., Hughes, J., Murphey E., and Wilson, A., 2000.

Kesehatan Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan yang Bermakna.

Out Look, 16: 1-8. Available from:

Tukan, J.S., 1993. Metode Pendidikan Seks, Perkawinan, dan Keluarga. Jakarta:

Erlangga.

UNICEF, 2007. Early Marriage. Innocenti Digest, 7: 10-13. Available from:

[Accesed 30

March 2010].

Vorvick, L.J., 2010. Adolescent Pregnancy. Available from: 31 March 2010].

Weiss, R.E., 2010. Teen Pregnancy. Available from: April 2010].

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T., 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

World Health Organization, 2009. Making Pregnancy Safer. Available from:


(51)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Irma

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Juli 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pendidikan No. 20A Dusun III Desa Tanjung

Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang 20352

Riwayat Pendidikan : 1. TK Aisyiah Bustanul Athfal 2. SD Swasta Dharma Wanita 3. SLTP Negeri 1 Medan 4. SMA Negeri 15 Medan


(52)

KUESIONER

Lampiran 2

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang tahun 2010

Umur :

Data responden:

Pendidikan :

Pengetahuan

Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar

No. Pertanyaan Benar Salah Tidak

tahu

1. Usia terbaik untuk hamil adalah 20-30 tahun.

2. Hamil di usia remaja memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan hamil pada usia diatas 20 tahun.

3. Hamil di usia remaja mempunyai risiko untuk keguguran lebih besar.

4. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tidak teratur.

5. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan anemia (kekurangan sel darah merah).

6. Hamil di usia remaja dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin.

7. Hamil di usia remaja mempunyai risiko lebih besar menyebabkan kematian pada ibu.

8. Hamil di usia remaja akan mengalami gangguan-gangguan selama proses persalinan.

9. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan kerusakan pada panggul ibu saat persalinan.

10. Hamil di usia remaja dapat menyebabkan tekanan jiwa (depresi).

11. Proses persalinan pada remaja sering menyebabkan


(53)

perdarahan.

12. Bayi yang lahir dari ibu yang masih remaja berisiko lahir dengan berat badan lahir rendah.

13. Hamil di usia remaja berisiko lebih besar untuk melahirkan bayinya prematur.

14. Hamil di usia remaja dapat berkaitan dengan munculnya kanker rahim di masa yang akan datang.

Sikap

Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar

No. Pertanyaan Setuju Kurang

setuju

Tidak setuju

1. Seorang remaja seperti anda tidak seharusnya hamil. 2. Ketika berpacaran, anda tidak akan melakukan

hubungan seksual dengan pacar anda. 3. Pernikahan dini sebaiknya dihindari remaja.

4. Remaja yang hamil di luar nikah merupakan hal yang sudah biasa.

5. Pencegahan hamil di usia remaja salah satunya menghindari budaya coba-coba.

6. Hubungan seks semasa remaja adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri.

7. Untuk mencegah kehamilan remaja, anda harus mengetahui cara-cara pergaulan remaja pacaran yang sehat.

8. Penyuluhan seksual dapat membantu remaja mengetahui kesehatan reproduksi remaja.

9. Pengetahuan agama dapat mencegah remaja

melakukan hubungan yang terlalu bebas yang dapat menyebabkan kehamilan.

10. Jika seseorang hamil di luar pernikahan, anda tidak akan menyarankan untuk menggugurkan


(1)

63

KKKK

13

1

2

0

2

0

2

1

2

1

2

2

14

1

64

LLLL

15

1

2

1

2

0

2

1

2

1

2

1

14

1

65

MMMM

13

1

2

2

2

2

2

0

0

2

2

2

16

1

66

NNNN

16

2

2

1

2

0

1

1

2

2

2

1

14

1

67

OOOO

13

1

2

2

2

2

2

2

2

0

2

1

17

1

68

PPPP

17

2

2

0

2

0

2

2

2

0

2

2

14

1

69

QQQQ

17

2

2

2

2

0

2

2

2

2

2

2

18

1

70

RRRR

16

2

2

0

2

0

2

2

2

2

0

2

14

1

71

SSSS

17

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

19

1

72

TTTT

17

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

73

UUUU

15

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

74

VVVV

16

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

19

1

75

WWWW

14

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

76

XXXX

19

2

0

0

2

1

0

2

2

2

2

2

13

2

77

YYYY

19

3

2

0

2

0

2

2

0

2

2

0

12

2

78

ZZZZ

14

1

2

2

2

1

2

2

1

2

2

2

18

1

79

AAAAA

14

1

2

0

2

0

2

2

2

1

2

2

15

1

80

BBBBB

16

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

81

CCCCC

13

1

2

0

2

0

2

2

2

2

2

2

16

1

82

DDDDD

14

1

2

0

2

0

2

2

2

2

2

2

16

1

83

EEEEE

13

1

2

2

2

0

2

2

2

2

2

2

18

1

84

FFFFF

15

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

1

19

1

85

GGGGG

16

2

2

2

2

1

2

2

2

1

2

2

18

1

86

HHHHH

16

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

87

IIIII

15

2

2

2

2

2

2

2

2

1

2

1

18

1

88

JJJJJ

15

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

89

KKKKK

16

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

19

1

90

LLLLL

15

2

2

2

1

2

2

0

2

2

2

2

17

1

91

MMMMM

16

2

2

2

2

0

2

2

2

2

2

2

18

1

92

NNNNN

16

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

19

1

93

OOOOO

16

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

19

1

94

PPPPP

16

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

20

1

95

QQQQQ

13

1

2

2

0

1

2

2

2

2

2

2

17

1

96

RRRRR

13

1

2

2

2

0

2

2

2

2

2

0

16

1

97

SSSSS

13

1

2

2

1

1

2

2

2

2

2

2

18

1

Keterangan:

Tingkat Pendidikan : 1=SMP, 2=SMA, 3=Perguruan tinggi

Sikap : 1=Baik, 2=Cukup, 3=Buruk


(2)

OUTPUT UJI VARIABEL PENGETAHUAN

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 36 37.1 37.1 37.1

SMA 53 54.6 54.6 91.8

Perguruan tinggi 8 8.2 8.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BAIK 40 41.2 41.2 41.2

CUKUP 53 54.6 54.6 95.9

BURUK 4 4.1 4.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 9 9.3 9.3 9.3

SALAH 8 8.2 8.2 17.5

BENAR 80 82.5 82.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 12 12.4 12.4 12.4

SALAH 6 6.2 6.2 18.6

BENAR 79 81.4 81.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 25 25.8 25.8 25.8

SALAH 9 9.3 9.3 35.1

BENAR 63 64.9 64.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 37 38.1 38.1 38.1

SALAH 5 5.2 5.2 43.3

BENAR 55 56.7 56.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 45 46.4 46.4 46.4

SALAH 7 7.2 7.2 53.6

BENAR 45 46.4 46.4 100.0

Total 97 100.0 100.0


(3)

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 40 41.2 41.2 41.2

SALAH 13 13.4 13.4 54.6

BENAR 44 45.4 45.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 33 34.0 34.0 34.0

SALAH 8 8.2 8.2 42.3

BENAR 56 57.7 57.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 26 26.8 26.8 26.8

SALAH 8 8.2 8.2 35.1

BENAR 63 64.9 64.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 41 42.3 42.3 42.3

SALAH 5 5.2 5.2 47.4

BENAR 51 52.6 52.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 20 20.6 20.6 20.6

SALAH 9 9.3 9.3 29.9

BENAR 68 70.1 70.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 26 26.8 26.8 26.8

SALAH 6 6.2 6.2 33.0

BENAR 65 67.0 67.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 39 40.2 40.2 40.2

SALAH 10 10.3 10.3 50.5

BENAR 48 49.5 49.5 100.0


(4)

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 36 37.1 37.1 37.1

SALAH 13 13.4 13.4 50.5

BENAR 48 49.5 49.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK TAHU 37 38.1 38.1 38.1

SALAH 9 9.3 9.3 47.4

BENAR 51 52.6 52.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

TK.PENDIDIKAN * TK.PENGETAHUAN Crosstabulation

TK.PENGETAHUAN

Total

BAIK CUKUP BURUK

TK.PENDIDIKAN SMP Count 15 19 2 36

% within TK.PENDIDIKAN 41.7% 52.8% 5.6% 100.0%

SMA Count 23 28 2 53

% within TK.PENDIDIKAN 43.4% 52.8% 3.8% 100.0%

Perguruan tinggi Count 2 6 0 8

% within TK.PENDIDIKAN 25.0% 75.0% .0% 100.0%

Total Count 40 53 4 97


(5)

OUTPUT UJI VARIABEL SIKAP

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BAIK 85 87.6 87.6 87.6

CUKUP 12 12.4 12.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

KURANG SETUJU 1 1.0 1.0 2.1

SETUJU 95 97.9 97.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 16 16.5 16.5 16.5

KURANG SETUJU 6 6.2 6.2 22.7

SETUJU 75 77.3 77.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 5 5.2 5.2 5.2

KURANG SETUJU 5 5.2 5.2 10.3

SETUJU 87 89.7 89.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 40 41.2 41.2 41.2

KURANG SETUJU 24 24.7 24.7 66.0

TIDAK SETUJU 33 34.0 34.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 7 7.2 7.2 7.2

KURANG SETUJU 7 7.2 7.2 14.4

SETUJU 83 85.6 85.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 10 10.3 10.3 10.3

KURANG SETUJU 8 8.2 8.2 18.6


(6)

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 9 9.3 9.3 9.3

KURANG SETUJU 2 2.1 2.1 11.3

SETUJU 86 88.7 88.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 21 21.6 21.6 21.6

KURANG SETUJU 15 15.5 15.5 37.1

SETUJU 61 62.9 62.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 5 5.2 5.2 5.2

KURANG SETUJU 5 5.2 5.2 10.3

SETUJU 87 89.7 89.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK SETUJU 6 6.2 6.2 6.2

KURANG SETUJU 12 12.4 12.4 18.6

SETUJU 79 81.4 81.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

TK.PENDIDIKAN * TK.SIKAP Crosstabulation

TK.SIKAP

Total

BAIK CUKUP

TK.PENDIDIKAN SMP Count 32 4 36

% within TK.PENDIDIKAN 88.9% 11.1% 100.0%

SMA Count 46 7 53

% within TK.PENDIDIKAN 86.8% 13.2% 100.0%

Perguruan tinggi Count 7 1 8

% within TK.PENDIDIKAN 87.5% 12.5% 100.0%

Total Count 85 12 97

% within TK.PENDIDIKAN 87.6% 12.4% 100.0%

TK.PENGETAHUAN * TK.SIKAP Crosstabulation

TK.SIKAP

Total

BAIK CUKUP

TK.PENGETAHUAN BAIK Count 38 2 40

% within TK.PENGETAHUAN 95.0% 5.0% 100.0%

CUKUP Count 43 10 53

% within TK.PENGETAHUAN 81.1% 18.9% 100.0%

KURANG Count 4 0 4

% within TK.PENGETAHUAN 100.0% .0% 100.0%