Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis

BAB III KEBIJAKAN NEGARA UNTUK MEMBERANTAS

KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTISME

A. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk

praktek - praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Perhatian utama kepemimpinan adalah publik policy kebijakan pemerintah , yaitu apa pun juga yang dipilih pemerintah, apakah mengerjakan sesuatu itu, atau tidak mengerjakan sama sekali mendiamkan sesuatu itu whatever government choose to do or not to do . Hal ini sangat penting untuk mengatasi keadaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Karena masyarakat bukan hanya menilai apa yang dilaksanakan pemerintah saja, tetapi juga apa yang tidak dilaksanakan pemerintah. 1 Mencegah KKN tidak begitu sulit, kalau kita semua sadar untuk menempatkan kepentingan umum kepentingan rakyat banyak di atas kepentingan pribadi atau golongan. Sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korup tetap ada di hati yang memiliki peluang untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut, korupsi akan tetap terjadi. Faktor mental yang paling menentukan. Selain itu, hendaklah dipahami juga taggung jawab atas perbuatan terkutuk ini apabila dilakukan dengan cara kolusi tidak hanya terletak pada mental para pejabat saja, tetapi juga terletak pada mental 1 Inu Kencana Syafiie, Al-Quran Dan Ilmu Politik Jakarta : Rineka Cipta, 1996 hal. 118 32 pengusaha tertentu yang berkolusi yang selalu ingin menggoda oknum pejabat untuk mendapatkan fasilitas dan keuntungan yang sebesar-besarnya. Walaupun pejabat ingin melakukan kkn, kalau tidak disambut oleh oknum pengusaha berupa pemberian suap atau janji memberi imbalan, korupsi tidak akan separah sekarang ini. 2 KKN tidak bisa diatasi sampai para pejabat pemerintah, hakim, polisi dan wakil-wakil rakyat lainnya bekerja secara aktif menuntut dan menghentikan Korupsi,Kolusi dan Nepotisme. Dalam rangka mendukung upaya pemberantasan KKN, pemerintah RI telah menyelesaikan perjanjian ekstradisi bilateral dengan negara-negara tertentu, antara lain, dengan Malaysia, Thailand, Philipina, dan Australia, agar pemerintah RI dapat meminta penyerahan warga negara Indonesia yang diindikasikan terlibat dalam tindak pidana korupsi dan melarikan diri ke negara bersangkutan. Untuk memberantas KKN memang tidak mudah karena dari kebiasaan menjadi budaya. Budaya adalah jenis perilaku yang lebih sulit karena telah menyebar dalam level nasional. Tetapi perlu ada usaha memberantasnya walaupun perlu perjuangan ekstra keras dalam jangka waktu amat panjang. Untuk itulah dibutuhkan upaya dalam menggulangi KKN, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara : 1. Menegakkan hukum yang seadil-adilnya. 2. Membenahi birokrasi ditingkat pusat maupun daerah. 3. Dibutuhkan sosok atau figure yang dapat untuk diteladani. 2 Baharudin Lopa, Kejahatan Korupsi Dan Penegak Hukum. hal. 85-86