Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk
pengusaha tertentu yang berkolusi yang selalu ingin menggoda oknum pejabat untuk mendapatkan fasilitas dan keuntungan yang sebesar-besarnya. Walaupun pejabat
ingin melakukan kkn, kalau tidak disambut oleh oknum pengusaha berupa pemberian suap atau janji memberi imbalan, korupsi tidak akan separah sekarang ini.
2
KKN tidak bisa diatasi sampai para pejabat pemerintah, hakim, polisi dan wakil-wakil rakyat lainnya bekerja secara aktif menuntut dan menghentikan
Korupsi,Kolusi dan Nepotisme. Dalam rangka mendukung upaya pemberantasan KKN, pemerintah RI telah
menyelesaikan perjanjian ekstradisi bilateral dengan negara-negara tertentu, antara lain, dengan Malaysia, Thailand, Philipina, dan Australia, agar pemerintah RI dapat
meminta penyerahan warga negara Indonesia yang diindikasikan terlibat dalam tindak pidana korupsi dan melarikan diri ke negara bersangkutan.
Untuk memberantas KKN memang tidak mudah karena dari kebiasaan menjadi budaya. Budaya adalah jenis perilaku yang lebih sulit karena telah menyebar
dalam level nasional. Tetapi perlu ada usaha memberantasnya walaupun perlu perjuangan ekstra keras dalam jangka waktu amat panjang.
Untuk itulah dibutuhkan upaya dalam menggulangi KKN, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Menegakkan hukum yang seadil-adilnya. 2. Membenahi birokrasi ditingkat pusat maupun daerah.
3. Dibutuhkan sosok atau figure yang dapat untuk diteladani.
2
Baharudin Lopa, Kejahatan Korupsi Dan Penegak Hukum. hal. 85-86
4. Melakukan efisiensi jumlah pegawai. 5. Diperlukan adanya reformasi dalam kelembagaan, misalnya pada lembaga
peradilan. 6. Berbagai organisasi social hendaknya memiliki nyali untuk menolak
sumbangan dari orang yang terkait dengan kasus KKN, hingga kasus tersebut jelas dengan hasil dia dinyatakan tidak bersalah.
3
Jika hal tersebut dapat dijalankan dengan baik maka ketahanan baik dalam bidang ekonomi, social maupun bidang politik akan kembali pulih, namun jika
fenomena KKN ini tetap dibiarkan saja dan tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah, maka KKN akan semakin meggerogoti seluruh sendi kehidupan bangsa.
Hal itu dikarenakan KKN adalah musuh utama dalam suatu Negara. Mengingat bahwa dengan adanya tindak kkn pemerataan pembagunan dan menciptakan tatanan
sosial yang merata akan sulit tercapai, sehingga sulit untuk menciptakan kemakmuran bagi seluruh masyarakat.
Benar-benar ironis dan tragis. Di era reformasi yang amanahnya membersihkan negeri ini dari korupsi, kolusi dan nepotisme, praktik-praktik itu
bukannya berkurang, tetapi makin merajalela. Padahal era ini lahirv sebagai protes terhadap pemerintahan orde baru yang dianggap sarat dengan perbuatan kkn. Malah
otonomi daerah yang juga lahir sebagai koreksi terhadap sentralisasinya orde baru
3
Syaiful Ahmad Dinar, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Bandung : PT Refika Aditama. 2008 Hal. 12
justru ikut menyebarluaskan praktik haram itu ke semua lini pemerintahan. Akibatnya, di negeri ini nyaris tidak ada ruang yang bersih dari KKN.
4
Sejak Tahun 1970 Presiden Soeharto telah membentuk komisi empat yang bertugas memberikan laporan mengenai kerugian pembangunan akibat korupsi.
Presiden sendiri prihatin terhadap bahaya korupsi yang dapat merugikan negara. Korupsi, menurutnya adalah immoral merusak pembangunan. Korupsi di Indonesia
hampir sepenuhnya menjerat kehidupan bangsa dan negara.
5
Dalam kehidupan berbagai Negara bangsa di berbagai belahan dunia, birokrasi berkembang merupakan wahana utama dalam hubungan antarbangsa. Di
samping melakukan pengelolaan pelayanan, birokrasi bertugas menerjemahkan berbagai keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan publik, dan berfungsi
melakukan pengelolaan atas pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara operasional.
Usaha pemberantasan KKN perlu dilihat dalam konteks reformasi birokrasi, bahkan dalam rangka reformasi sistem administrasi publik secara keseluruhan.
Karena kita ketahui bahwa masalah kkn bukan hanya terjadi dan terdapat di lingkungan birokrasi tetapi juga berjangkit pula pada sektor swasta, dunia usaha, dan
lembaga-lembaga dalam masyarakat pada umumnya. Agenda utama yang perlu ditempuh adalah terwujudnya kepemerintahan yang baik. good governance yang
4
Perpustakaan Nasional Jakarta : Kompas, 2004 hal. 143
5
www.ubb.ac.id artikel KKN 06 Maret 2010, Pkl.08.16 Wib
sasaran pokoknya adalah terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang professional, kepastian hukum, transparan, partisipatif, akuntabel, memiliki
kreadibilitas, bersih dari kkn, serta mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita - cita dan tujuan bernegara.
Sehingga diharapkan,
sebagai stabilisator dalam bidang hukum, administrasi publik dapat mencegah ataupun memberantas KKN yang sudah mengakar di Negara
Indonesia ini melalui reformasi birokrasi. Secara umum sasaran penyelenggaraan negara adalah terciptanya tata
pemerintahan yang baik, bersih, berwibawah, Profesional, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan dengan sosok dan prilaku birokrasi yang efesien dan efektif serta
dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat. Sejauh ini, satu hal utama yang harus ditekankan pada para pembaharu dalam
setiap upayanya memberantas tindak korupsi, adalah menyadari bahwa korupsi tidak akan pernah dapat diberantas sampai tidak berbekas lagi. Apalagi, mengingat dalam
kaitannya dengan situasi yang nyata di masyarakat, bahwa akan terlalu mahal jika seseorang, institusi tertentu atau negara sekalipun untuk mencoba memberantas
korupsi sampai ke akar-akarnya. Dan satu lagi yang mesti dipahami oleh para pembaharu anti-korupsi, bahwa korupsi bukanlah sesuatu yang sudah niscaya di
dalam budaya masyarakat.
6
ICW mengklaim bahwa pemerintahan di bawah tangan Soeharto sebagai pimpinannya, keluarga, sahabat serta kroni-kroninya mewarisi segudang masalah
6
Mansyur Semma, Negara dan Korupsi Jakarta :Yayasan Obor Indonesia ,2008 Hal.69-70
korupsi yang gawat. Korupsi tidak saja mendominasi wilayah eksekutif dan yudikatif, tetapi juga lembaga legislatif hampir pada semua tingkatannya. Pendek
kata, nyaris tidak ada ruang yang bebas dari korupsi.
7
Mencegah KKN tidak begitu sulit, kalau kita semua sadar untuk menempatkan kepentingan umum kepentingan rakyat banyak di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korup tetap ada di hati yang memiliki peluang untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut,
korupsi akan tetap terjadi. Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembagunan penyelenggaran negara
dalam mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, maka kebijakan pemyelenggaraan negara diarahkan untuk Menuntaskan penanggulangan
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktik-praktik kkn dengan cara : 1. Penerapan prinsip - prinsip tata pemerintahan yang baik good governance
pada semua tingkat dan pemerintahan. 2. Pemberian sanksi yang berat dan tegas dan seberat – beratnya bagi pelaku kkn
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi dan
sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat. 4. Peningkatan budaya kerja aparatur yang berakhlak, bermoral, professional,
produktif dan bertanggungjawab.
8 7
www.organisasi.org praktek KKN di Indonesia 27 Juli 2010, Pkl.17.00 Wib
Persyaratan keberhasilan dalam pencegahan dan penanggulangan korupsi adalah adanya komitmen dari seluruh komponen bangsa,meliputi komimen, seluruh
rakyat secara konkret, Lembaga Tertinggi Negara, serta Lembaga Tinggi Negara. Komitmen tersebut telah diwujudkan dalam berbagai bentuk ketetapan dan peraturan
perundang-undangan diantaranya : 1. Ketetapan MPRRI XIMPR1998 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih
dan Bebas dari KKN. 2. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih dari KKN. 3. Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang selanjutnya disempurnakan dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2001.
4. Undang-undang No.20 Tahun 2001 5. Undang-undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
6. Keppres Nomor 44 tahun 2000 tentang Komisi Ombudsmen Nasional 7. Keppres Nomor 127 tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemeriksaan
Kekayaan Penyelenggara Negara dan Sekjen Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara.
8. Keppres Nomor 155 tahun 1999 tentang Tim Pengkajian Pembentukan Lembaga Ombudsmen Nasional.
8
www.acehrecoveryforum.org 29 Juni 2010.Pkl.12.12 Wib
9. PP Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemda.
10. PP Nomor 56 tahun 2000 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemda. 11. PP Nomor 274 tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemda. 12. TAP MPR Nomor VIMPR2001 yang intinya menumbuhkan kesadaran
bahwa tertib sosial, ketenangan, dan ketentraman hidup bersama hanya dapat diwujudkan denganketaatan pada hukum dan berpihak pada keadilan.
9
Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan hanya komitmen semata karena pencegahan dan penanggulangan korupsi bukan suatu pekerjaan yang mudah.
Komitmen tersebut harus diaktualisasikan dalam bentuk strategi yang komprehensif untuk meminimalkan penyebab korupsi. Strategi tersebut mencakup :
1. Strategi preventif
Usaha pencegahan korupsi yang diarahkan untuk menimalkan penyebab dan peluang untuk melakukan korupsi. Strategi preventif dapat dilakukan dengan
a. Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat b. Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan dibawahnya
c. Membangun kode etik di sektor pubik
9
Hadi Setia Tunggal, Undang-Undang Korupsi Bersama Peraturan Pelaksanaannya Jakarta : Harvarindo, 2008 Hal 14
d. Kampanye untuk menciptakan nilai value anti korupsi secara nasional.
10
2. Strategi detektif
Strategi detektif diarahkan untuk mengidentifikasi terjadinya perbuatan korupsi. Strategi detektif dapat dilakukan dengan :
a. Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat b. Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu
c. Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik d. Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
masyarakat internasional.
3. Strategi represif
Strategi represif diarahkan untuk menangani atau memproses perbuatan korupsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Strategi represif
dapat dilakukan dengan :
a. Pembentukan badanKomisi Anti Korupsi b. Penyidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar Catch
some big fishes c. Penentuan jenis-jenis atau kelompok-kelompok korupsi yang diprioritaskan
untuk diberantas
10
Leden Marpaung, Tindak Pidana Korupsi .hal.74-75
d. Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik e. Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam sistem
peradilan pidan a secara terus menerus f. Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak pidana korupsi
secara terpadu
Pelaksanaan strategi-strategi tersebut akan memakan waktu yang lama, karena melibatkan semua komponen bangsa, baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
Selain itu upaya yang dapat segera dilakukan antara lain dengan meningkatkan fungsi pengawasan, yaitu sistem pengawasan internal, maupun pengawasan fungsional, yang
dipadukan dengan pengawasan masyarakat dan pengawasan legislatif.
11