Tingkatan Manajerial Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Manajerial

27 melakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa yang harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat. b. Kemampuan pengorganisasian yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan. c. Kemampuan kepemimpinan yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses pemantauan kinerja aktual, membandingkan actual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu. d. Kemampuan pengendalian yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran dan menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.

2.2.3. Tingkatan Manajerial

Secara umum manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya. Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko 2013:17 akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu: a. Manajer lini pertama b. Manajer menengah c. Manajer puncak. Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 28 a. Manajer lini pertama Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajer lini sering disebut dengan kepala atau pimpinan leader, mandor foreman dan penyedia supervisor. b. Manajer menengah Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen kepala pengawas dan sebagainya. c. Manajer puncak Klasifikasi manajer ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Yang termasuk dalam manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden, senior dan sebagainya.

2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Manajerial

Untuk meningkatkan keefektifan organisasional salah satunya diukur melalui efektivitas dari kinerja manajerial, dimana efektivitas tersebut diukur dalam tiga dimensi kegiataan yaitu kemampuan manajer dalam membuat perencanaan, kemampuan dalam mencapai target dan kiprah manajer diluar perusahaan. Sedangkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial terbagi menjadi dua yaitu faktor keuangan dan non keuangan. Namun pada penelitian ini hanya difokuskan pada faktor non keuangan yaitu berupa 29 kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan. Didalam penelitiannya Andjarwani 2008:3 mengemukakan bahwa kinerja manajerial ini dipengaruhi oleh 4 empat faktor yaitu: a. Etika kerja, b. Komitmen profesional, c. Komitmen organisasi, dan d. Locus of control. Berikut ini penjelasan dari keempat faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial tersebut diatas : a. Etika kerja mempunyai unsur-unsur: bersumber dan berkaitan dengan nilai-nilai kejiwaan seseorang, menujukan pandangan yang mendarah daging, menunjukkan sikap dan harapan seseorang Tatik, 2007. b. Komitmen profesional mencerminkan tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut sehingga ia dapat bersikap profesional. Menurut Aranya et.al. dalam Trianingsih dan Iswati 2003 komitmen profesional dapat didefinisikan sebagai: 1 Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai profesi. 2 Sebuah kemampuan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan profesional. 3 Sebuah kepentingan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi. 30 c. Menurut Aranya et.al 1981 dalam Trianingsih dan Iswati 2003, komitmen organisasi didefinisikan sebagai perpaduan antara sikap dan perilaku, yang menyangkut tiga sikap yaitu: rasa mengidentifikasikan dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi. d. Locus of control adalah tingkatan penerimaan tanggung jawab personal seorang terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Sehingga locus of control menggambarkan keyakinan individu bahwa individu bisa mempengaruhi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya.

2.3. Peninjauan Penelitian Terdahulu