7
Gambar 1.1 Grafik Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada tahun 2014
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat kita ketahui bahwa tingginya anggaran belum menentukan keseriusan para pegawai dalam bekerja. Disini diindikasikan
bahwa adanya ketidak ikutan bawahan dalam menyusun anggaran. Dapat meningkatkan kinerja karena partisipasi memungkinkan bawahan
mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasannya. Dalam penyusunan anggaran diperlukan komunikasi antara atasan dan bawahan untuk
saling memberikan informasi disamping dapat memberikan kesempatan memasukkan informasi lokal karena bawahan lebih mengetahui kondisi langsung
pada bagiannya. Partisipasi dapat memungkinkan bawahan untuk memilih. Tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen dan dianggap sebagai
tanggung jawab atas apa yang telah dipilih Greenberg dan Folger, 1983 dalam Arief Wasisto dan Mahfud Sholihin, 2004:9.
Memperhatikan betapa pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran,dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja manajerial maka peneliti
mengambil judul : “Pengaruh Partisipasi Penanggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada Dinas
Pertanian Provinsi Sumatera Utara”.
1.3. Tujuan Penelitian
8
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh partisipasi penanggaran terhadap kinerja manajerial pada
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini berguna : 1.
Bagi Pihak Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna perbaikan dan
perkembangan usaha berdasarkan analisis tentang partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial.
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi dan tambahan informasi atau masukan bagi peneliti yang lain yang akan meneliti kembaliu mengenai partisipasi penganggaran
terhadap kinerja manajerial. 3.
Bagi Penulis Dapat mengetahui bagaimana partisipasi penganggaran terhadap kinerja
manajerial
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penganggaran
2.1.1. Pengertian Anggaran
Mardiasmo 2001:121 menjelaskan mengenai pengertian anggaran yaitu sebagai berikut anggaran merupakan alat terpenting bagi pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Adapun pengertian anggaran menurut
Munandar 2001:1 yaitu adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang.
Selanjutnya Anthony dan Govindarajan 2005:90 mendefinisikan anggaran adalah sebagai berikut anggaran adalah sebuah rencana keuangan,
biasanya mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat perencanaan untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi.
10
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam
ukuran moneter dan juga merupakan sebagai suatu alat perencanaan untuk waktu atau periode yang akan datang.
2.1.2. Jenis-Jenis Anggaran
Menurut Nordiawan 2006:50 jenis anggaran sektor publik terbagi menjadi lima yaitu sebagi berikut :
1. Anggaran operasional dan anggaran modal
Digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam menjalankan operasi sehari-hari waktu satu tahun, sedangkan anggaran modal adalah
menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya.
2. Anggaran tentative dan enacted
Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari lembaga legislatif karena kemunculannya yang di picu oleh hal-hal
yang tidak di rencanakan sebelumnya, sedangkan anggaran enacted adalah anggaran yang di rencanakan kemudian di bahas dan di setujui oleh
lembaga legislatif. 3.
Anggaran dana umum dan anggaran dana khusus Anggaran dana umum adalah digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintahan yang bersifat umum dan sehari- hari, sedangkan anggaran dana khusus adalah di cadangkan atau dialokasikan khusus untuk tujuan
tertentu.
11
4. Anggaran tetap dan anggaran fleksibel
Anggaran tetap adalah apropriasi belanja sudah di tentukan jumlahnya di awal tahun anggaran, jumlah tersebut tidak boleh di lampauin meskipun
ada peningkatan jumlah kegiatan yang di lakukan, sedangkan anggaran fleksibel adalah harga barang atau jasa per unit telah di tetapkan namun
jumlah anggaran keseluruhan akan berfluktuasi berpengaruh pada banyaknya kegiatan yang di lakukan.
5. Anggaran eksekutif dan anggaran legislatif
Anggaran eksekutif adalah anggaran yang di susun oleh lembaga eksekutif, dalam hal ini pemerintah, sedangkan anggaran legislatif adalah
anggaran yang di susun oleh lembaga legislatif tanpa keterlibatan pihak eksekutif.
2.1.3. Fungsi Anggaran
Menurut Nordiawan 2006:48 anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama antara lain sebagai alat perencanaan, pengendalian,
kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kerja, serta komunikasi. 1.
Anggaran sebagai alat perencanaan Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke
arah mana kebijakan dibuat. 2.
Anggaran sebagai alat pengendalian Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari
adanya pengeluaran yang terlalu besar overspending atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya misspending.
12
3. Anggaran sebagai alat kebijakan
Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu. Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah
dalam hal kebijakan fiskal, apakah melakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yang direncanakan.
4. Anggaran sebagai alat politik
Dalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui
apa yang harus dilakukan dan juga apa yang dilakukan oleh bagian unit kerja lainnya.
6. Anggaran sebagai alat penilai kerja
Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu aktifitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.
7. Anggaran sebagai alat komunikasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian”.
2.1.4. Manfaat dan Tujuan Anggaran
Dalam suatu proses kegiatan aktivitas yang dilakukan perusahaan, anggaranmemiliki berbagai manfaatyang dapat dirasakan baik secara langsung
13
maupuntidak langsung oleh perusahaan tersebut dan manfaatnya.Manfaat anggaran menurut Nafarin 2007 : 19, diantaranya :
a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
b. Dapat memotivasi pegawai.
c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
d. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
e. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat
dimanfaatkanseefisien mungkin. f.
Alat pendidikan bagi para manajer. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manfaatanggaran, yaitu : sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai, sebagaimotivasi pegawai, sebagai penanggung jawab tertentu pada karyawan,
sebagaicontrol supaya tidak terjadi pemborosan, dapat memanfaatkan sumber dayaseefisien mungkin dan sebagai alat pendidikan para manajer.
Perencanaan anggaran merupakan salah satu bagian saja dari rencana- rencanaperusahaan, karena perencanaan ini mencakup seluruh aktivitas
perusahaan baikitu pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, anggaran mempunyai tujuan yang secara garis besar untuk mengatur aktivitas yang akan
dilakukan perusahaan dantujuan itu, tujuan dari pembuatan anggaran menurut Nafarin 2007:19 yaitu :
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana. b.
Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
14
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan. d.
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. f.
Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan tujuan anggaran, yaitu :sebagai landasan yuridis formal, pembatasan jumlah dana,
mempermudahpengawasan, mencapai hasil yang maksimal, menyempurnakan rencana yangtelah disusun, dan Menampung dan menganalisis serta memutuskan
setiap usulanmengenai keuangan.
2.1.5. Pendekatan dalam Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran yang memadai dapat diberikan kemudahan bagi parapelaksananya. Jagat 2006:19-20 menguraikan beberapa pendekatan dalam
proses penyusunan anggaran. Pendekatan dalam proses penyusunan anggaran merupakan suatu cara atau metode yang ditempuh dalam menyiapkan,
merumuskan, dan menyusun anggaran. Pendekatan tersebut, yaitu:
1. Top Down Approach dari atas ke bawah
Adalah rencana, program maupun anggaran ditentukan sepenuhnya oleh unitkerja yang tertinggi tingkatannya, sedangkan unit-unit kerja di
15
bawahnyahanya sekedar melaksanakan, tanpa mempertimbangkan usulan dari unit kerjadi bawahnya. Keunggulan dari pendekatan ini koordinasi dan pengawasan
terhadap pelaksanaan kerja akan lebih mudah dan lebih cepat dilakukankarena disusun oleh pihak-pihak yang melakukan koordinasi dan pengawasan.
Kelemahannya adalah unit kerja yang tertinggi sering kali tidak dapatmerumuskan rencana anggaran atau rencana kerja yang benar-
benarmemenuhi keinginan dan kebutuhan unit kerja yang lebih rendah, sehinggaakan sulit untuk dilaksanakan.
2. Bottom-Up Approach dari atas ke bawah
Pada pendekatan ini, cara atau metode yang digunakan dalam mempersiapkan,merencanakan dan merumuskananggaran dimulai dari tingkat
jenjangorganisasi terbawah mengarah secara hirarki ke tingkat jenjang yang lebihtinggi. Keuggulan dari pendekatan ini adalah bahwa rencana kerja
yangdiusulkan oleh unit kerja terbawah menggambarkan keinginan dan kebutuhanyang nyatarealistik Blocher dalam Hery Syaerul Homan; 2005:14-
15. Kelemahannya adalah sering sekali terjadi nahwa unit kerja terkecil
terbawahmempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyusun rencana kerjasehingga mutu hasil rencana bervariasi dan kadang sulit untuk berkoordinasi
sehingga waktu penyusunan menjadi lebih lama dan juga dapat menimbulkankekecewaan dan apatisme di kalangan unit-unit yang menguslkan
karenausulan rencana kerja dan beben rencana yang sangat tinggi sementara dan sangat terbatas sehinggatidak dapat dibiayai.
16
3. Mixture Approach gabungan Top Down dan Bottom-Up Approach
Pendekatan ini merupakan gabungan antaran pendekatan Top DownApproachdan pendekatan Bottom-Up Approach yang dilaksanakan secara
bersamasamaoleh semua level dalam organisasi dalam penyusunan dan perumusanyang sejelas-jelasnya.unit kerja diatas cukup mengawasi dan
mengendalikan penyusunan rencana dan program sesuai dengan pedoman yang telahdigariskan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengurangi kelemahan-
kelemahandari pendekatan Top Down Approach ataupun Bottom-UpApproach
dengan harapan memberikan hasil yang paling baik.
Pada uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusunan anggaran dapatdigunakan tiga metode yaitu dimana Top Down Approach, Bottom-Up
Approachdan Mixture Approach dimana perusahaan menggunakan sesuai dengan acuandalam pengendalian biaya produksi menuju sasaran atau target yang
ditetapkandan pedoman untuk melaksanakan kegiatan secara terencana.
2.1.6. Pengertian Partisipasi
Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh manajer selama aktivitas berlangsung, adapun pengertian partisipasi meurut
Kennis yang dikutip oleh Fazli dan Muslim 2006:6 adalah sebagai berikut :partisipasi yaitu tingkat keterlibatan manajer dalam penyiapan anggaran dan
besarnya pengaruh manajer terhadap budget goals unit organisasi yang menjadi tanggungjawabnya.Kemudian menurut Mardiasmo 2002:55 menjelaskan definisi
dari partisipasi adalah sebagi berikut partisipasi adalah bentuk pengikutsertaan
17
komponen-komponen masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Selanjutnya menurut Krina 2003:19 menyatakan bahwa partisipasi adalah partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam setiap aktivitas proses
pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah daerah pada saat penyusunan arah dan kebijakan, penentuan strategi dan prioritas serta advokasi anggaran.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan partisipasi merupakan suatu tingkat keterlibatan individu-individu atau komponen masyarakat yang
memiliki kepentingan untuk ikut serta dan terlibat dalam proses perencanaan pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan disetiap kegiatan
penyelenggaraan pemerintah.
2.1.7. Pengertian Partisipasi Penganggaran
Menurut Brownell dalam Sumarno 2005:586 menerangkan partisipasianggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam
penyusunan anggaran.Sementara Brownell dalam Ikhsan 2007:174 menyatakan bahwapartisipasi anggaran dalam penyusunan anggaran adalah tingkat seberapa
jauhketerlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran. Maka prosesanggaran secara partisipasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya
penyusunananggaran secara partisipasi dapat terjadi pertukaran informasi baik
antara atasandengan bawahan maupun level manajemen yang sama.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan ciri penyusunan anggaran yang menekankan kepada partisipasi manajer setiap pusat
pertanggungjawaban dalam proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran
18
yang menjadi tanggungjawabnya, pengertian partisipasi penganggaran menurut Brownnell yang dikutip oleh Erwati 2009:257 menjelaskan pengertian
partisipasi anggaran adalah sebagi berikut partisipasi penganggaran adalah
tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran.
Garrison dan Noreen 2004:408 menjelaskan bahwa pengertian dari partisipasi anggaran yaitu partisipasi anggaran adalah anggaran yang dipersiapkan
dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer disemua level.Selanjutnya Anthony Govindaraja 2005:14 menjelaskan definisi dari partisipasi anggaran
yaitu sebagai berikut partisipasi anggaran adalah proses dimana pembuat anggaran ikut terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar anggaran, dan pada
dasarnya partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi para manajer untuk ikut menyusun anggaran dan memberikan rasa tanggung jawab kepada para
manajer dan bawahan yang mendorong timbulnya kreatifitas”. Nurcahyani 2010 mendefenisikan partisipasi anggaran secara terperinci
sebagai berikut: 1.
Keterlibatan Merupakan sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para
pengurus. 2.
Kebijakan Alasan-alasan pihak manajer pada saat anggaran dalam proses revisi serta
seberapa besar pengaruh kebijakan terhadap penetapan anggaran. 3.
Saran
19
Keinginan memberikan usulan atau pendapat anggaran kepada pihak atasan tanpa diminta.
4. Komitmen
Sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam mengarahkan bawahan dalam peningkatan motivasi serta komitmen terhadap anggaran akhir, .
5. Kontribusi
Kepentingan manajer dalam kontribusinya terhadap anggaran dan mengefektifkan anggaran.
6. Kepuasan
Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggungjawaban pada saat anggaran disusun dan mencapai target
sesuai dengan tepat sasaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
anggaran yaitu adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama antara manjer disemua level dan sebarapa besar pengarauh dari keterlibatan para manajer
tersebut dalam proses penyusunan anggaran dan penetapan kinerja dan tujuan yang akan dicapai.
2.1.8. Manfaat Partisipasi Anggaran
Didalam suatu perusahaan partisipasi anggaran mempunyai manfaat, baikuntuk perusahaan itu sendiri maupun untuk pegawainya. Ikhsan dan
Ishak2005:175, menguraikan manfaat partisipasi anggaran, sebagai berikut: 1.
Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua tingkat manajemen
20
2. Meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung
untuk meningkatkan kerjasama antaranggota kelompok dalam penetapan tujuan
3. Menurunkan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran
4. Menurunkan ketidakadilan yang dipandang ada dalam alokasi sumber
daya organisasi antar subunit organisasi, serta reaksi negatif yang dihasilkan dari persepsi semacam itu.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat partisipasianggaran, yaitu: meningkatkan moral dan mendorong inisiatif,
meningkatkan rasakesatuan kelompok, menurunkan tekanan dan kegelisahan dalam anggaran, danmenurunkan ketidakadilan dalam alokasi sumber daya
organisasi antar subunit organisasi, serta reaksi negatif yang dihasilkan dari persepsi semacam itu.
2.1.9. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Penganggaran
Keuntungan dari partisipasi penganggaran adalah memacu peningkatan moral, dan inisiatif bagi mereka untuk mengembangkan ide dan informasi pada
seluruh tingkat manajemen, berikut ini adalah beberapa keunggulan dari anggaran partisipasi menurut Garrison dan Noreen 2004:408 sebagai berikut:
1. Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim
yang pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak. 2.
Setiap orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktifitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran
21
3. Setiap orang lebih cenderung mencapai anggaran yang penyusunannya
melibatkan orang tersebut, sebaliknya orang kurang terdorong untuk mencapai anggaran yang berasal dari atas.
4. Suatu anggaran partisipatif mempunyai sistem kendalinya sendiri yang
unik, sehingga jika mereka tidak dapat mencapai anggaran, maka yang harus mereka salahkan adalah diri mereka sendiri. Di sisi lain, jika
anggaran dialirkan dari atas mereka akan selalu berdalih bahwa anggarannya tidak masuk akal atau tidak realistis untuk diterapkan dan
dicapai. Adapun kelemahan dari penganggaran partisipasi yaitu terlalu banyak
melibatkan pihak dalam proses penyusunan anggarannya, keterlibatan ini mencakup semua tingkat manajer dimana dalam proses penyusunan anggaran
akan memakan waktu yang cukup lama dan jika tidak terkendali dengan baik maka akan menimbulkan konflik antara manajer tingkat atas dan tingkat bawah.
Ada tiga masalah yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran menurut Hansen dan Mowen 2004:362 yaitu sebagi berikut :
1. Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah, sejak yang dianggarkan
menjadi tujuan manajer. 2.
Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumberdaya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan
jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama.
22
3. Pseudoparticipation,
yang mempunyai arti bahwa perusahaan menggunakan pertisipasi dalam partisipasi penganggaran padahal
sebenarnya tidak. Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena perusahaan
membutuhkan persetujuan mereka.
2.2. Kinerja Manajerial
2.2.1. Pengertian Kinerja Manajerial
Pengertian kinerja manajerial meurut Robbins 2002 : 272 adalah “Kinerja merupakan factor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas
dan efisiensi organisasi “. Kinerja Mahoney dalam Octavia 2009 diartikan sebagai “Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staff staffing, negosiasi, dan representasi”.
Mahoney et al, 1963 dalam Hafiz 2007 menyatakan bahwa kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori
manajemen klasik yaitu : 1.
Perencanaan 2.
Investigasi 3.
Koordinasi 4.
Evaluasi 5.
Pengawasan 6.
Staffing
23
7. Negosiasi
8. Perwakilan
Berikut penjelasan dari fungsi-fungsi manajemen tersebut : 1
Perencanaan “Perencanaan meliputi pemilihan strategi, keebijakan, program dan
prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab untuk perencanaan tidak dapat sama sekali dipisahkan dari pelaksanaan
manajerial sebab semua merencanakan, baik manajemen puncak, tengah, atau dasar dari suatu struktur organisasi” Koontz et al., dalam
Hafiz,2007. 2
Investigasi Investigasi yaitu kegiatan untuk melakukan pemeriksaan Investigasi yaitu
kegiatan untuk melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah
dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan Mahoney dalam Puspaningsih, 2002.
3 Koordinasi
Koontz. Et al., dalam Hafiz 2007 mengungkapkan bahwa setiap fungsi manajerial adalah pelaksanaan koordinasi. Kebutuhan akan
mengsinkronisasikan tindakan individu yang timbul dari perbedaan dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau
bagaimana tujuan individu atau kelompok diperpadukan. 4
Evaluasi
24
Supomo dan Indriantoro 1998 menyatakan bahwa “evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai dan
mengukur proposal, kinerja, penilai pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk”.
5 Pengawasan
Pengawasan menurut Supomo dan Indriantoro 1998 “meliputi kegiatan mengarahkan memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing,
melatih, memberikan tugas pada bawahan, dan menangani keluhan’’. 6
Staffing Penataan staff adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan
job description, pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawan agar
melaksanakan pekerjaan dengan baik Terry, 1991. 7
Negosiasi Negosiasi adalah usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal
pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa Mahoney dalam Puspaningsih,2002.
8 Perwakilan
“Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk
acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan mempromosikan tujuan umum perusahaan” Supomo dan Indriantoro, 1998.
25
Menurut Mulyadi dan Johny dalam Mardiyah dan Listiyaningsih, 2005 kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-
kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain. Seseorang yang memegang posisi manajerial
diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah
bersifat abstrak dan kompleks manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada di dalam
daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi.
2.2.2. Evaluasi Kinerja Manajerial
Ivancevich dalam jurnal Juniarti dan Evlyne 2003:113 mengemukakan bahwa evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam tergantung
pada budaya yang dikembangkan masing-masing perusahaan. Juniarti dan Evelyne 2003:113 mengemukakan beberapa ukuran yang
digunakan dalam mengevaluasi kinerja manajemen berdasarkan perspektif non keuangan sebagai berikut :
a. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan Schermenhorn,
2009:138, perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam menangani pekerjaannya. Masalah fokus dan
fleksibilitas merupakan dua hal yang penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat
26
perencanaan dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer Nazaruddin 2008:149.
b. Kemampuan untuk mencapai target, kinerja manajer dapat diukur dari
kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan Mulyadi, 2001:302. Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipasi,
realistik dan menantang serta memiliki rentang waktu yang jelas Hess, 2006:83.”
c. Kiprah manajer diluar perusahaan, Intensitas manajer dalam mewakili
perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut. Kepercayaan ini dapat
timbul karena beberapa hal, salah satunya adalah kinerja yang baik dari manajer. Wagner 2005:50 juga menungkapkan bahwa peranan manajer
dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat kinerjanya. Sedangkan menurut Robbins dan Marry Coulter yang dialihbahasakan
oleh Hermaya dan Slamet 2004:8 agar fungsi-fungsi manajemen berjalan sesuai harapan ada empat faktor yang perlu dievaluasi yaitu :
a. Kemampuan perencanaan
b. Kemampuan pengorganisasian
c. Kemampuan kepemimpinan
d. Kemampuan pengendalian.
Dari keempat faktor manajemen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Kemampuan perencanaan yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus
27
melakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa yang harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat.
b. Kemampuan pengorganisasian yaitu kemampuan manajemen yang
mencakup proses memotivasi bawahan, mempengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang paling efektif,
dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan. c.
Kemampuan kepemimpinan yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses pemantauan kinerja aktual, membandingkan actual
dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu. d.
Kemampuan pengendalian yaitu kemampuan manajemen yang mencakup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai
sasaran dan menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.
2.2.3. Tingkatan Manajerial
Secara umum manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya. Tingkatan manajemen
dalam organisasi menurut Handoko 2013:17 akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu:
a. Manajer lini pertama
b. Manajer menengah
c. Manajer puncak.
Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
28
a. Manajer lini pertama
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajer lini sering disebut dengan
kepala atau pimpinan leader, mandor foreman dan penyedia supervisor.
b. Manajer menengah
Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer
menengah adalah manajer departemen kepala pengawas dan sebagainya. c.
Manajer puncak Klasifikasi manajer ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer
puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Yang termasuk dalam manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi,
wakil presiden, senior dan sebagainya.
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Manajerial
Untuk meningkatkan keefektifan organisasional salah satunya diukur melalui efektivitas dari kinerja manajerial, dimana efektivitas tersebut diukur
dalam tiga dimensi kegiataan yaitu kemampuan manajer dalam membuat perencanaan, kemampuan dalam mencapai target dan kiprah manajer diluar
perusahaan. Sedangkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial terbagi menjadi dua yaitu faktor keuangan dan non keuangan. Namun
pada penelitian ini hanya difokuskan pada faktor non keuangan yaitu berupa
29
kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan.
Didalam penelitiannya Andjarwani 2008:3 mengemukakan bahwa kinerja manajerial ini dipengaruhi oleh 4 empat faktor yaitu:
a. Etika kerja,
b. Komitmen profesional,
c. Komitmen organisasi, dan
d. Locus of control.
Berikut ini penjelasan dari keempat faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial tersebut diatas :
a. Etika kerja mempunyai unsur-unsur: bersumber dan berkaitan dengan
nilai-nilai kejiwaan seseorang, menujukan pandangan yang mendarah daging, menunjukkan sikap dan harapan seseorang Tatik, 2007.
b. Komitmen profesional mencerminkan tingkat loyalitas individu pada
profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut sehingga ia dapat bersikap profesional. Menurut Aranya et.al. dalam Trianingsih dan
Iswati 2003 komitmen profesional dapat didefinisikan sebagai: 1
Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai profesi.
2 Sebuah kemampuan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
guna kepentingan profesional. 3
Sebuah kepentingan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi.
30
c. Menurut Aranya et.al 1981 dalam Trianingsih dan Iswati 2003,
komitmen organisasi didefinisikan sebagai perpaduan antara sikap dan perilaku, yang menyangkut tiga sikap yaitu: rasa mengidentifikasikan
dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi.
d. Locus of control adalah tingkatan penerimaan tanggung jawab personal
seorang terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Sehingga locus of control menggambarkan keyakinan individu bahwa individu bisa
mempengaruhi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya.
2.3. Peninjauan Penelitian Terdahulu
Rangkaian penelitian terdahulu diringkas dalam tabel berikut ini, Tabel 2.1. Rangkaian Penelitian Terdahulu
Penelitian Judul
Variabel HasilPenelitian
Indriantoro 2000
PengaruhPartisipasi Anggaranterhadap
Kinerjamanajerial 1 Partisipasianggaran
2 Kinerjamanajerial Ada hubunganpositif
dansignifikanantara partisipasianggaran
dengankinerjamanajer
Mulyasaridan Sugiri 2004
PengaruhKeadilan Prosedural,
KomitmenpadaTuj uan, danJob-
Relevant Informationterhada
pHubungan
AntaraAnggaran PartisipasifdanKine
1 KeadilanProsedural 2 Komitmenpada
tujuan 3 Job Relevant
Information 4 Partisipasianggaran
5 Kinerjamanajerial Adanyahubungansignifik
an
antaraanggaranpartisipasi f
dengankinerjamanajerial melaluikeadilanprosedura
l,
komitmenpadatujuan
31
rjaManajer danjob relevant
Information
Batubara 2008
Pengaruhpartisipasi anggarandanmotiva
siterhadapkinerjam anajerial
1 Partisipasianggaran 2 Motivasi
3 Kinerjamanajerial Adanyapengaruhpositifan
tarapartisipasianggaran
Danmotivasiterhadapkine rjamanajerial
Wasistodan Sholihin
2004 PeranPartisipasi
Anggarandalam HubunganAntara
KeadilanProsedural denganKinerjaMan
ajerialdanKepuasan Kerja
1 PartisipasiAnggaran 2 KeadilanProsedural
3 KinerjaManajerial 4 KepuasanKerja
Adanyapengaruhsignifika ndalamhubungannegatif
Antarakeadilanprocedural dengankinerjamanajeriald
ankepuasankerja
Latif Farid Muharom
2014 Pengaruh
partisipasi Anggaran terhadap
Kinerja Manajerial pada Direktorat
Jendral Perbendaharaan
1 Organisasi sektor
publik 2
Partisipasi anggaran 3
Kinerja manajerial 4
Komitmen organisasi 5
Persepsi inovasi Adanya pengaruh
langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial. Partisipasi anggaran juga
berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasi dan persepsi inovasi. Namun,
partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara tidak
langsung terhadap kinerja manajerial.
Penelitian Judul
Variabel Hasil Penelitian
Frisilia Wihasfina
Hafiz 2007 Pengaruh
Partisipasi Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial pada PT Cakra
Compact Aluminium
1 Partisipasi Anggaran
2 Kinerja Manajerial
Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial serta memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja manajerial.
32
Industries
Nofilia Fitrianti
2010 Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhadap
kinerja Manajerial Dengan gaya
Kepemimpinan dan Iklim Organisasi
sebagai variabel Moderating
1 Partisipasi anggaran
2 Kinerja manajerial
3 Gaya kepemimpianan
4 Iklim organisasi
Menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial memiliki
pengaruh signifikan. Pada saat partisipasi anggaran
berinteraksi dengan gaya kepemimpinan dan iklim
organisasi juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja manajerial.
Rissa Herimawati
2013 Pengaruh
partisipasi Anggaran,
Komitmen Organisasi dan
Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Manajerial pada PT
Kusuma Dipa Nugraha
1 Partisipasi anggaran
2 Komitmen organisasi
3 Gaya kepemimpinan
4 Kinerja manajerial
Variabel partisipasi anggaran, komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Variabel partisipasi anggaran mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap kinerja
manajerial.
33
Subramania m dan
Ashkanasy 2001
The effect of budgetary
participation, perception of
innovation, attention to detail
toward Managerial Performance.
1 Partisipasi anggaran
2 Perception of
innovation 3
Attention to detail 4
Kinerja manajerial Terdapat hubungan
positif secara langsung antara partisipasi
anggaran dan kinerja
Penelitian Judul
Variabel Hasil Penelitian
Melek Eker 2007
The effect of budgeting
participation, commitment
organization toward manajerial
Performance. 1
Partisipasi anggaran 2
Komitmen organisasi 3
Kinerja manajerial Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara partisipasi
anggaran dengan kinerja, terdapat hubungan positif
dan signifikan antara kinerja manajerial dengan
komitmen oerganisasi dan terdapat hubungan
positif juga signifikan dari partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi terhadap kinerja
manajerial.
Sumber : Indrianto 2000, Mulyasari Sugiri 2004, Batubara 2008, Wasistodan Sholihin2004, Latif Farid Muharom2014, Frisilia Wihasfina Hafiz 2007, Novilia Fitriani
2010, Rissa Herimawati 2013, Subramaniam Ashkanasy 2001, Melek Eker 2007.
2.4. Kerangka Konseptual