3. Apakah kedisiplinan berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara? 4.
Apakah kedisiplinan berorganisasi melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara?
5. Apakah motivasi dan kedisiplinan berorganisasi secara gabungan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen anggota Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara?
6. Apakah motivasi dan kedisiplinan berorgansasi secara gabungan melalui komitmen
anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara?
7. Apakah komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi
Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi berorganisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen anggota Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi berorganisasi melalui komitmen
anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kedisiplinan berorganisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen anggota Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kedisiplinan berorganisasi melalui komitmen
anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
5. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi dan kedisiplinan berorganisasi
secara gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen anggota Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
6. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah motivasi dan kedisiplinan berorgansasi
secara gabungan melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
7. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah komitmen anggota berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja organisasi organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Bagi Organisasi Mahasiswa Sebagai referensi informasi tambahan untuk evaluasi internal dan manajerial organisasi.
b. Bagi Mahasiswa
Memberi informasi teoritis dan ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor motivasi dan kedisiplinan berorganisasi dengan komitmen anggota serta pengaruhnya kinerja
organisasi mahasiswa. c.
Bagi peneliti lain Sebagai bahan referensi perbandingan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Uraian Teoritis 2.1.1 Motivasi
Robbins dan Judge dalam dedilondong.blogspot.com mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan Maslow dan Herzberg Simamora, 2004 : 324 Motivasi adalah “salah satu faktor kunci untuk meningkatkan efektivitas suatu organisasi. Motivasi yang mempunyai arti
yang sama dengan motif, yakni faktor penyemangat atau suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini faktor-faktor yang mendukung mahasiswa untuk
berorganisasi atau daya dorong untuk berkontribusi berorganisasi dalam kampus disebut motivasi berorganisasi.
Motivasi berorganisasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri anggota agar terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini ditunjukan melalui sikap
mental anggota organisasi yang pro dan positif untuk bertindak sesuai dengan ketentuan agar tujuan organisasi tersebut mencapai hasil sebagaimana yang telah ditetapkan. Ini merupakan
hakekat tugas dan fungsi dari manajemen sumber daya manusia yaitu mengetahui apa yang memotivasi dan bagaimana cara memotivasi para anggota organisasi dalam rangka
mempengaruhi dan mengarahkan perilaku agar berperilaku sesuai dengan budaya organisasi yaitu produktif dan berkinerja tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan
respon anggota organisasi terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha atau proses pelaksanaan program organisasi yang timbul dari dalam diri anggota organisasi agar
tumbuh dorongan untuk bekerja dan mengoptimalkan usaha guna mencapai tujuan yang dikehendaki oleh anggota organisasi.
2.1.1.1 Teori Motivasi
Teori yang digunakan dalam mengasumsikan daya dorong untuk terlibat dalam
berorganisasi adalah Aldefer’s Existence, Relatedness and Growth ERG Theory. Menurut teori
ini terdapat tiga kelompok kebutuhan yang utama yang memotivasi manusia untuk terlibat dalam
kegiatan organisasi, yaitu ;
1. Kebutuhan akan keberadaan Exitency Needs
Existence Needs berhubungan dengan kebutuhan dasar mahasiswa yang membantu mempertahankan eksistensi mahasiswa dalam kampus yang lebih condong pada aspek fisiologis
akademis sebagai seorang mahasiswa, prestasi misalnya Anggota Organisasi akan antusias dan
memiliki semangat dalam berorganisasi yang tinggi dan menginginkan untuk berprestasi lebih ketika individu tersebut menyadari bahwa dengan berorganisasi akan membuatnya mencapai
prestasi yang tinggi jika organisasi mahasiswa yang diikutinya mendukung proses perkuliahannya baik dalam aspek yang ingin berkembang secara intelektual, keterampilan
maupun secara karakter. 2.
Kebutuhan akan Afiliasi Relatedness Needs Relatedness Needs kelompok hubungan yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan
sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat. Kebutuhan akan afiliasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena kebutuhan akan afiliasi ini yang
akan merangsang gairah berorganisasi dan menyebabkan anggota organisasi memiliki semangat berkegiatan yang tinggi.
Setiap orang ingin mendapat perhatian untuk dipuaskan karena predikat manusia sebagai makhluk sosial, keinginan disenangi, dicintai, kesediaan bekerja sama, iklim besahabat dan
saling mendukung dalam organisasi merupakan bentuk-bentuk pemuasan kebutuhan ini. Melalui
kebutuhan afiliasi ini anggota organisasi mahasiswa akan termotivasi dan mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk dengan senang hati mengikuti program dan
aktivitas organisasi. 3.
Kebutuhan akan kemajuan Growth Needs Growth needs kebutuhan akan kemajuan adalah situasi dimana mahasiswa merasa
lingkungan baik intra organisasi maupun ekstra organisasi kampus memerlukan kemajuan dari berbagai aspek sehingga mahasiswa merasa perlu membuat kontribusi yang kreatif dan produktif
demi kemajuan tersebut dengan turut serta dalam partisipasi aktif dalam berorganisasi, anggota organisasi tersebut akan berusaha untuk mendalami visi dan misi organisasi yang diberikan dan
berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan program organisasi itu dengan baik demi kemajuan lingkungan dan organisasi.
2.1.2 Kedisiplinan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Disiplin adalah: 1 latihan batin dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib, 2 ketaatan pada aturan dan tata
tertib Purwodarminto, 1996 : 61. Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin Hurlock, 1999 :
82. Kedisiplinan berorganisasi merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya
kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik Ammirulah, Budiono, 2006 : 20.
Kedisiplinan berorganisasi berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan anggota organisasi terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga
terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. Menurut Hurlock 2006 : 84 Kedisipilinan berorganisasi mempunyai empat unsur pokok yaitu:
peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan
penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku. Melalui berbagai pengertian diatas kedisiplinan berorganisasi adalah sikap mental atau
keadaan seseorang atau kelompok organisasi dimana ia berniat untuk patuh, taat dan tunduk terhadap peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan
diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-standar organisasional.
2.1.2.1 Teori Kedisiplinan
Kedisiplinan berorganisasi Asmani, 2001 : 94-95 dapat dibagi sesuai dengan 3 Tiga jenis Kedisiplinan yaitu ; Disiplin Waktu, Disiplin Aturan dan Disiplin Sikap.
a Disiplin Waktu Mengikuti atau hadir pada program organisasi sesuai waktu Jam yang ditetapkan dalam
artia tidak terlambat. Disiplin waktu ditandai dengan kesesuaian antara waktu mulai program organisasi sesuai jadwal perencanaan dengan realisasi. Patuh pada waktu juga memiliki arti
ketika anggota organisasi dihadapkan pada tugas yang memiliki tenggat waktu tertentu, anggota organisasi dalam melakukan tugas tersebut sesuai dengan skedul yang ditetapkan. Kedisiplinan
seperti ini juga menunjukan bagaimana anggota organisasi mampu mengorganisir waktu pribadinya dan juga bertanggung jawab akan kelansungan kerja organisasi. Karena ketika
disiplin waktu diabaikan, tenggat waktu membuat anggota organisasi tergesa-gesa dalam
menyelesaikan tugas, maka prestasi akan menurun atau kinerja baik dari segi personal maupun organisasi menjadi tidak optimal.
b Disiplin Aturan Mematuhi kententuan-kententuan organisasi yang telah ditetapkan. Kedisiplinan ini lebih
dapat diartikan sebagai anggota organisasi yang sesuai dengan pengaturan organisasi yang bersifat tertulis, misalnya tata laksana organisasi, kewajiban jabatan atau divisi, ketentuan
organisasi yang ditulis dalam bentuk regulasi untuk kegiatan formal organisasi. c Disiplin Sikap
Anggota organisasi menghormati dan patuh dengan nilai etika dan norma organisasi. Disiplin ini berarti bertanggung jawab atau taat dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.
Artinya anggota organisasi untuk mengikuti dengan ketat standar nilai etiket organisasi. Dalam hal ini, nilai-nilai etiket organisasi dijadikan disiplin atau ditaati tidak hanya dalam aktivitas
organisasi, namun juga dalam tata cara berperilaku di masyarakat.
2.1.2 Komitmen
Menurut Mowday, Porter, Steers 1982 : 538-551 Komitmen adalah “kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu”. Dalam
perilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen. Sebagai suatu sikap, menurut Luthans 2005 :
http:id.wikipedia.orgwikiKomitmen_organisasi yang menyatakan komitmen organisasi
merupakan: 1.
Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok 2.
Kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi
3. Suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan
organisasi. Allen dan Meyer dalam Dunham, 1993 : 370 menyatakan bahwa “komitmen organisasi
adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya keterikatan psikologis seorang individu pada suatu organisasi tertentu, dimana individu memihak loyal dan terlibat dalam organisasi tersebut”
Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas anggota kepada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap
organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Mowday, Porter, Steers 1982 : 538-551 mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas
yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan.
Steers dalam Dessler, 1992 : 40, komitmen dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu: 1.
Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi 2.
Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi, 3.
Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kenaggitaan organisasi Komitmen berorganisasi adalah sebagai suatu sikap atau keadaan dimana anggota
organisasi memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
2.1.3.1 Teori Komitmen Tiga Bentuk komitmen menurut Mayer dan Allen dalam Sambodo 2000:114 ada tiga bentuk,
yaitu: a Affective Commitment
Individu bertahan dalam organisasi karena ada keterlibatan atau kelekatan pada dirinya dengan organisasi tersebut. Individu yang memiliki hal ini, akan mengidentifikasi diri, terlihat
mendalam, dan menikmati keanggotaannya. Individu memiliki kebanggaan menjadi bagian dalam organisasi tersebut.
b Normative Commitment Perasaan wajib untuk tetap bertahan dalam organisasi. Individu yang terinternalisasi
secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu sehingga memenuhi tujuan dan keinginan organisasi. Individu akan bertahan karena ia wajib berada dalam organisasi, berperilaku,
memenuhi kewajiban organisasi. c Continuance Commitment
Individu yang bertahan dalam organisasi karena ia membutuhkannya.Individu memiliki kesadaran akan untung ruginya saat ia bertahan dalam suatu organisasi. Bila individu merasa
akan tidak diterima pada organisasi lain sebaik di organisasi yang sedang ia ikuti, maka ia akan memilih untuk bertahan.
2.1.4 Kinerja