Manajemen Manajemen Qardhul Hasan dalam pembiayaan usaha kecil menengah di BAZ Kota Depok

Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatir proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. 5 2. Unsur-unsur Manajemen Telah dikatakan sebelumnya bahwa manajemen selalu berkaitan dengan usaha bersama sekelompok manusia dengan menggunakan unsur-unsur yang diperlukan. Suatu manajemen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya yang terdapat pada 6 M “The Six Management” terdiri dari Man manusia, Money uang, Material barang, Machine mesinalat, Methode metodecara, dan Market pasar. 6 Dilihat dari beberapa unsur diatas, manusia merupakan faktor terpenting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Dengan kata lain manusia tidak dapat disamakan dengan benda, ia mempunyai peranan, pikiran, harapan serta gagasan. Oleh karena itu perlu dikembangkan kearah yang positif sesuai dengan kepribadiaannya sebagai manusia. Namun kelima unsur tersebut juga dibutuhkan dalam mengatur dan mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan organisasi. 3. Fungsi Manajemen Untuk mencapai tujuan, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi 5 Dr. H.M. Anton Athoillah, M.M., Dasar-dasar Manajemen, h. 14 6 Drs. Zaini Muchtarom, MA., Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996, h. 35 masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok sebagai berikut: 7 a. Perencanaan planning Penentuan sasaran yang ingn dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. 8 Dan perencanaan ini merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. 9 b. Pengorganisasian organizing Penetapan struktur peran-peran melalui penentuan berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan bagian-bagiannya, pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya, serta pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang informasi baik secara horizontal maupun vertical dalam strutur organisasi. 10 7 Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65 8 A. M. Kadarman, dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT. prenhallindo, 2001, h. 54 9 Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65 10 Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet. Ke-3, h.54 Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokkan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas dan misinya. 11 c. Penggerakkan actuating Upaya manager dalam menggerakkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing untuk menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan memberikan motivasi, menjalin hubungan, penyelenggaraan komunikasi, dan pengembangan atau peningkatan pelaksana. 12 Ada lima fungsi penggerakkan, yaitu: 13 1 Untuk mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi pengikut 2 Melunakkan daya resistensi pada seseorang orang-orang 3 Untuk membuat seseorang orang-orang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya 4 Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja 5 Untuk menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, Negara, masyarakat serta tugas yang diembannya. 11 Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 64-65 12 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, h. 126-127 13 Adi Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991, h. 87-88 d. Pengawasan controlling Kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana. 14 Langkah-langkah proses pengawasan: 15 1 Menetapkan standar 2 Mengukur kinerja 3 Memperbaiki penyimpangan

B. Konsep Qardhul Hasan

1. Pengertian Qardhul Hasan

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literature fiqh salaf al shalih, qardh dikategorikan dalam akad saling bantu membantu dan bukan transaksi komersil. 16 Dalam pengertian lain qardh adalah dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu, 14 Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., Manajemen Sistem Informasi, h. 65 15 A. M. Kadarman, dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, h. 161 16 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama‟ dan Cendekiawan, Jakarta: Tazkia Institute dan Bank Indonesia, 1999, h 199 pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan, namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian. 17 Qardh merupakan pinjaman kebajikanlunak tanpa imbalan, biasanya untuk pembelian barang-barang fungible yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya. Kata qardh ini kemudian diapdosi menjadi credo Romawi, credit Inggris, dan kredit Indonesia. Objek dari pinjaman qardh biasanya adalah uang atau alat tukar lainnya, yang merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai dari pemilik dana dalam hal ini bank dan hanya wajib mengembalikan pokok utang pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam atas prakarsa sendiri dapat mengembalikan lebih besar sebagai ucapan terima kasih. 18

2. Qardhul Hasan Menurut Fiqh

Secara etimologi, qardh yang berarti memotong atau potongan, 19 menurut syara ialah menyerahkan uang kepada orang yang bisa memanfatkannya, kemudian ia meminta pengembalian sebesar uang tersebut, sedangkan kata hasan yang berarti kebaikan. 20 Menurut Wahbah Al-Zuhaili secara umum qardh seperti al bai karena keduanya sama-sama merupakan pemilikan harta dengan harta, sedangkan sebagian ulama mengatakan bahwa qardh dan al bai adalah sama tetapi ulama Al 17 Karimsyah, “ikhtisar uu no.59”, artikel diakses pada 16 februari 2011 dari httpwww. Karimsyah.com 18 Ascara, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2007 19 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Besar Bahasa Arab-Indonesia, Surabaya: pustaka progresif, 1997, h. 1108 20 ibid, h. 264