Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah Strategi Dakwah

3 Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan. 20

3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah

Strategi dakwah harus luwes sedemikian rupa sehingga dai sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, dalam kenyataannya mempunyai aspek-aspek tentang dakwah ynag terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka dalam hal ini ditemukan prinsip strategi dakwah, antara lain sebagai berikut : a. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas sasaran apa yang ingin dicapai, seperti apa kondisi yang diharapkan oleh ummat Islam. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya sebagai suatu komunitas masyarakat. b. Merumuskan masalah pokok umat Islam Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah terlebih dahulu masalah pokok yang dihadapi umat, kesejahteraan antara sasaran ideal dan 20 Amrullah dan Sri Budi Chantika, Manajemen Strategik, h. 183. kenyataan yang kongkret dari pribadi-pribadi muslim, serta kondisi masyarakat dewasa ini. c. Merumuskan isi dakwah Jika kita sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta masalah yang dihadapi masyarakat Islam, pada langkah selanjutnaya adalah menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Jadi untuk bisa menyusun isi dakwah secara tepat, dibutuhkan penguasaan ilmu yang komprehensif, atau kalau tidak dengan menghimpun pemikiran- pemikiran beberapa pakar dari berbagai disiplin ilmu. d. Menyusun paket-paket dakwah Menurut M. Natsir, sebagaimana dikutip dalam buku Alwisral mengatakan bahwa ”Seorang da’i itu harus pandai-pandai melihat situasi dan kondisi, dengan siapakah dia berhadapan dan bagaimana pula tingkatan kecerdasan ummat. Agar sasaran dakwah dapat tercapai dengan baik maka seorang da’i berbicara sesuai dengan tingkatan kecerdasan mereka masing-masing”. 21 Dan dalam perbedaan paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan paket dakwah khusus kaum muslim, sampai saat ini kita masih sulit menentukan prioritas dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut. 21 Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, h. 73. e. Evaluasi kegiatan dakwah Tugas yang paling penting adalah bagaimana mengkordinasikan pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus dikerjakan setelah dakwah berjalan. Disinilah pentingnya koordinasi untuk mengadakan evaluasi, sejauh mana hasil dakwah yang telah dicapai. Evaluasi sangat penting karena bisa dilihat dari pengertiannya bahwa evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai dan mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada konteks, input, proses, dan produk pada sebuah program. Maka sebelum hal itu dilakukan, terlebih dahulu harus kita tetapkan target hasil dari setiap paket dakwah yang kita jalankan sehingga memudahkan membuat grafik perkembangan dakwah. Kerana dakwah adalah suatu proses yang menuntut suatu perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Menurut penulis unsur strategi dakwah Islam di atas, tidak terlepas dari evaluasi strategis yang diperlukan, kerana keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Evaluasi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, kerana banyak penekanan pada evaluasi strategi merugikan suatu hasil yang dinyatakan telah dicapai.

4. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah