Dasar-dasar Hakim Konstitusi Dalam Mengambil Keputusan

c. Kedudukan hukum legal standing sebagaimana dimakasud Pasal 51 ayat 1 dan ayayt 2 UU Nomor 24 Tahun 2003 d. Alasan dalam pokok permohonan sebagaimana dimaksud Pasal 51 ayat 3 huruf a danatau huruf b UU Nomor 24 Tahun 2003 e. Kesimpulan mengenai semua hal yang telah dipertimbangkan. 53

E. Amar Putusan

Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya : a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Menjadi Undang-Undang beserta lampirannya lembaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 5, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5493 bertentangan dengan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945; b. Undang-undang 4 tahun 2014 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang Makamah Konsitusi menjadi undang-undang beserta lampirannya lemabaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 5, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5493 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 43 Ibid. c. Undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang Makamah Konsitusi sebagaimana telah di uabah dengan undang-undang nomor 8 tahun 2011 tentang perubahan atas undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang makamah konsitusi Lembaran negara republik indonesia tahun 2011 nomor 70, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5226, berlaku kembali sebagaimana sebelum di ubah oleh peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2013 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang makamah konsitusi lembaran negara republik indonesia tahun 2013 nomor 167, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5456 yang kemudian menjadi undang-undang nomor 4 tahun 2014 tentang penepatan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2013 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 24 tahun 2003 tentang makamah konsitusi menjadi undang-undang lembaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 5, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 5493. 54 44 Putusan Mahkamah Konstitusi, Perkara Nomor 1-2PUU-XII2014, h. 121-123

BAB IV ANALISIS DATA

A. STATUS HUKUM MAJELIS HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI

PASCA PUTUSAN PEMBATALAN Sebagaimana yang telah dijabarkan mengenai Status Hukum Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi pada surat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1-2PUU-XII2014 tentang uji materi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubuhan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menjadi Undang-Undang. Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi adalah perangkat yang dibentuk oleh Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial untuk menjaga kehormatan dan prilaku hakim. Yang berfungsi untuk mengawasi prilaku hakim konstitusi agar teciptanya rasa keadilan untuk masyarakat disetiap perkara yang disidangkan dalam Mahkamah Konstitusi. Keanggotaan Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi ini berjumlah 5 orang yang terdiri atas unsur : 1. 1 orang mantan hakim konstitusi 2. 1 orang praktisi hukum 3. 2 orang akademisi yang salah satu atau keduanya berlatar belakang di bidang hukum 4. 1 orang tokoh masyarakat

Dokumen yang terkait

Status Badan Hukum Yayasan Pendidikan Pasca Pembatalan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan (Studi Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi No. 11-14-21-126-136/PUU-VII/2009)

0 45 193

Penerapan Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Terhadap Beberapa Putusan Hakim di Pengadilan Negeri Medan)

0 47 117

Analisis politik hukum Islam mengenai putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003

0 14 104

Wacana Pemberlakuan Hukum Pidana Islam Dalam Kompetensi Absolut Peradilan Agama (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/Puu-Vi/2008)

0 27 119

IMPLIKASI HUKUM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 028/PUU-XI/2013 TENTANG PEMBATALAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN TERHADAP AKTA PENDIRIAN KOPERASI

2 20 71

Kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan dalam Peradilan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Studi Kasus Setya Novanto Ketua DPR RI Periode 2014-2019)

2 12 88

ANALISIS HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MENOLAK PENGUJIAN MATERIL TErHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN.

0 0 6

PERBANDINGAN HUKUM TENTANG AKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 12

Penerapan Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Terhadap Beberapa Putusan Hakim di Pengadilan Negeri Medan)

0 1 39

KONSEP PEMBATALAN PERKAWINAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1947 dan KOMPILASI HUKUM ISLAM

0 0 20