40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Sekolah yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Alamat lengkap SMP Negeri 2 Gondangrejo berada di
Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo dan Kabupaten Karanganyar. Letak dari sekolah ini memang agak jauh dari perkotaan namun jika dilihat dari sarana
maupun prasarana sudah baik. SMP Negeri 2 Gondangrejo memiliki luas tanah 8000
2
m dan luas
bangunan 3983
2
m yang meliputi ruang kelas 15 ruangan, 1 ruang
laboratorium, 1 ruang komputer, ruang seni, mushola, ruang tata usaha TU , ruang perpustakaan, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Kondisi dari
seluruh bangunan dalam keadaan baik namun, ada sebagaian dari ruangan tersebut mengalami kerusakan kecil. Selain bangunan gedung sekolah ini juga
memiliki halaman cukup luas yang dapat dipergunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan upacara, kegiatan olahraga dan kegiatan ekstra lainya. Seluruh
bangunan sudah tertata dengan baik yang dihiasi taman-taman yang berada didepan ruang kelas maupun dihalaman depan sekolah.
Jumlah siswa SMP Negeri 2 Gondangrejo tahun ajaran 20092010 adalah 442 siswa yang terdiri 161 siswa kelas VII, 148 siswa kelas VIII dan
133 siswa kelas IX yang terbagi masing-masing ke dalam 5 kelas. Sekolah ini
mempunyai tenaga pengajar atau pembina sebanyak 36 orang yang mencakup seluruh mata pelajaran dan 10 sebagai staf tata uasaha. Kebanyakan siswa
berasal dari sekitar sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan agak jauh dari perkotaan.
Lingkungan belajar SMP Negeri 2 Gondangrejo cukup nyaman karena terletak disekitar persawahan dan tidak terletak dijalan besar sehingga udara
masih sangat segar dan tidak terganggu bisingnya suara kendaraan bermotor. Keadaan ini sangat mendukung terjadinya suasana kondusif dalam belajar
serta siswa bisa berkonsentrasi dalam mengikiti pelajaran.
B. Deskripsi Data
1. Kegiatan Awal
Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah diskusi antara guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Dalam hal ini
sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya keaktifan belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan suatu strategi atau metode
pembelajaran yang baru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya
keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: a kebosanan siswa, anggapan siswa matematika suatu mata pelajaran yang sulit,
b teknik pembelajaran kurang inovatif c rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
Penggunaan metode pembelajaran yang baru merupakan suatu usaha untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi permasalahan yang
ada. Salah satu metode yang dapat diggunakan yaitu dengan metode concept mapping.
Dengan metode concept mapping diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan
semangat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan belajar disini dilihat dari empat macam aspek
indikator yaitu aktif mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan soal-soal di depan kelas dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 30
siswa yang mengajukan pertanyaan hanya sebanyak 5 siswa 16.7, siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 5 siswa
16.7, siswa yang mengerjakan soal-soal latihan 9 30, siswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak 6 siswa 20.
2. Putaran I
a.
Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I
Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan sesuai dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP selama 2
jam pelajaran 90 menit , dengan materi ajar yang disampaikan yaitu
pengertian kubus dan balok serta mengenalkan diagonal bidang maupun diagonal ruang.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I
Pada tindakan putaran I dilaksanakan hari kamis pada tanggal 13 Mei 2010 mulai pukul 07.00 sampai dengan 08.20 WIB. Pada
putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika sedangkan penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas VIII-E yang
berjumlah 30 siswa. Sesuai dengan hasil dialog awal materi yang digunakan adalah mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal
bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok. Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama lembar observasi terlampir. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan
proses refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses
pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi. a.
Hasil Tindakan Kelas Putaran I 1
Tindakan Mengajar Proses
pembelajaran dimulai
dengan salam
dan menanyakan adakah tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya. Sebelum materi selanjutnya diberikan,
guru menyampaikan
tentang pembelajaran
menggunakan metode concept mapping. Kemudian guru
menjelaskan materi yang akan dibahas selanjutnya dengan metode yang telah diterangkan sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode concept mpping ditekankan untuk meningkatkan keaktifan siswa dla belajar.
Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran tentang mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang
diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok dengan menggunakan contoh real nyata yang ada di sekitar siswa agar
siswa dapat memahami materi dengan mudah misalnya dengan memberi contoh bentuk ruang kelas atau meja. Kemudian meminta
siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dalam bentuk peta konsep sesui dengan kemauan siswa pada lembar
kertas serta meminta siswa untuk mempresentasikan di depan kelas. Setelah siswa mempresentasikan, guru dan siswa kembali
menyimpulkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu ditulis dalam peta konsep materi yang sudah dipelajari. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti. Pada saat siswa menyelesaikan soal, guru mengelilingi kelas untuk
melihat pekerjaan siswa dan membimbing siswa bila masih ada yang binggung. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan
soal-soal latihan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.
Kemudian dengan melihat hasil pekerjaan siswa yang berbeda
maka guru meminta siswa mengerjakan soal didepan kelas dan meminta siswa menjelaskannya. Dengan demikian siswa dapat
mengetahui kenapa jawaban bisa berbeda dan mengetahui letak kesalahannya. Terakhir guru memberikan soal latihan mandiri.
Soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
materi ajar yang diberikan pada tindakan I. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Untuk lebih memantapkan materi dan agar siswa tetap belajar maka guru
memberikan pekerjaan rumah atau PR. 2
Tindakan Belajar Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini
terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Beberapa siswa tampak mendominasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Pada putaran I ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa, siswa yang aktif
mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab pertanyaan 7 siswa dan siswa yang aktif
menyelesaikan soal-soal latihan 10 siswa. b.
Refleksi Putaran I Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap tindakan kelas
putaran I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Mei 2010. Kegiatan
refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran I. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai masalah untuk perbaikan pada putaran II yaitu siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari ketidak
aktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kebanyakan siswa masih malas untuk bertanya, mengerjakan latihan soal, mengemukakan
pendapat atau ide, menjawab pertanyaan. c.
Evaluasi Putaran I Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa
kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang berarti, hal ini terlihat dari adanya
beberapa siswa yang mendominasi untuk bertanya maupun menjawab sehingga hal ini menunjukkan semangat belajar belum muncul pada
semua siswa. Pada putaran I berdasarkan hasil catatan lapangan didapatkan
bahwa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa 23.3, siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas
sebanyak 8 siswa 26.7, siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 7 siswa 23.3, dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan
10 siswa 33.3. Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang
telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan.
Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuhan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang
disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah dalam pertemuan berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada
siswa pentingnya pendidikan dan memberikan contoh berdsarkan pengalaman kesuksesan berawal dari pendidikan untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran
3. Putaran II
a. Perencanaan Tindakan Kelas putaran II
Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk putaran II ini adalah guru akan lebih mengoptimalkan pemberian
motivasi kepada siswa tentang pentingnya memahami materi matematika sejak dari awal karena sifat matematika yang hierarki atau
berkelanjutan untuk meningkatkan
keaktifan siswa
terhadap pembelajaran. Siswa diberi motivasi sebelum, selama dan sesudah
pelajaran dengan harapan siswa yang aktif bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, aktif mengerjakan soal latihan dan menjawab
pertanyaan dari guru. b.
Pelaksanaan Tindakan Kelas putaran II Tindakan putaran II dilaksanakan hari jum’at pada tanggal 14
Mei 2010 mulai pukul 06.50 sampai dengan 08.00 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika
sedangkan penerima tindakan ini adalah siswa kelas VIII-E sebanyak
30 siswa. Materi ajar pada tindakan kedua ini adalah menghitung panjang diagonal bidang, diagonal ruang bangun ruang kubus dan
balok. Selama pembelajaran peneliti sebagi guru matematika
sekaligus sebagai observer yang melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama lembar
observasi terlampir. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti
mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II
1 Tindakan Mengajar
Pada awal pembelajaran guru menanyakan tentang PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas bersama-
sama. Setelah selesai, guru memberikan gambaran umum materi ajar selanjutnya yakni perhitungan panjang diagonal bidang dan
diagonal ruang serta memberi gambaran kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi
kepada siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Setelah dirasa siswa sudah bersemangat
mengikuti pelajaran guru menyampaikan pokok bahasan materi selanjutnya. Kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan
kembali materi yang sudah disampaikan dengan bahasanya sendiri
dihadapan siswa yang lain. Memberi kesempatan pada teman yang lain untuk menanggapi presentasi yang sudah disampaikan dan
menjawab pertanyaan bila ada. Setelah dirasa cukup, guru memberikan rangkuman materi
dan kesimpulan. Guru memuji para siswa karena terlihat lebih aktif dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan
mandiri. soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi ajar yang diberikan pada tidakan kelas putaran II. Pertemuan ditutup oleh guru dengan salam dengan memberikan
soal sebagai PR yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 2
Tindakan Belajar Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini
terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Dominasi beberapa siswa sudah tidak begitu nampak karena beberapa siswa yang mulai aktif
untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada putaran II ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan
sebanyak 10 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan
sebanyak 11 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas 12 siswa.
d. Refleksi Putaran II
Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Mei 2010.
Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran II. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang
dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada putaran III yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan melalui motivasi semangat
siswa terlihat meningkat. e.
Evaluasi Putaran II Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan yang dilakukan pada tindakan kelas putaran II dalam pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari banyak
siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan maupun banyak siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas sudah meningkat dari
pertemuan sebelumnya tetapi masih belum memuaskan. Pada putaran II ini tercatat keaktifan siswa dalam pembelajaran
meningkat dari putaran sebelumnya, ini terlihat dari data yang di dapat dari catatan lapangan menunjukkan siswa yang aktif mengajukan
pertanyaan sebanyak 10 siswa 33.3, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 12 siswa 40, siswa yang
aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa 36,7, dan siswa yabg aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa 56,7.
Melihat hasil diatas maka rencana tindakan II perlu direvisi,dan hasilnya akan di gunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan
putaran III. Revisi yang di sepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah perhatian, bimbingan dan motivasi yang di berikan guru
terhadap siswa perlu ditambah serta pemberian reward atau penghargaan yang berupa pemberian nilai tambah bagi siswa yang
mau aktif dalam mengikuti pelajaran.
4. Putaran III
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III
Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang di susun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut: 1 perhatian, bimbingan dan
motivasi yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah. Dalam perhatian dan bimbingan ini berfungsi untuk mendekatkan diri guru
dengan siswa serta mengetahui bagaimana keinginan siswa dalam belajar yang membuat siswa senang untuk belajar. 2 guru memberikan
reward yaitu berupa nilai tambah bagai siswa yang mau aktif dalam
mengikuti pelajaran. Dengan dua hal tersebut diharapkan keaktifan siswa akan lebih meningkat dari pada putaran yang II.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III
Pada tindakan kelas putaran III dilaksanakan senin pada tanggal 17 Mei 2010 mulai pukul 11.35 yang dipotong waktu istirahat
25 menit dan dilanjutkan sampai dengan jam 13.00 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sekaligus guru matematika
sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII-E sebanyak 30 siswa. Materi ajar pada tindakan ketiga ini adalah menghitung luas dan
volume bangun ruang kubus dan balok. Selama guru melakukan proses pembelajaran peneliti
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama lembar observasi terlampir. Kegiatan
tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil–hasil
proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi. c.
Hasil Tindakan Kelas Putaran III 1
Tindakan Mengajar Pada awal pembelajaran guru memberikan gambaran umum
materi ajar dan juga gambaran kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi kepada
siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya seputar PR pada pertemuan sebelumnya. Setelah selesai membahas PR guru melanjutkan dengan membahas
materi yang selanjutnya yaitu menghitung luas dan volume bangun ruang kubus dan balok. Kemudian guru meminta siswa untuk
meringkas kembali materi yang sudah disampaikan tadi dengan bahasanya sendiri. Setelah selesai, guru memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti dan
memberikan juga kesempatan pada teman yang lain untuk menjawab pertanyaan sehinga terjadi diskusi yang akan
menimbulkan keaktifan
dalam belajar.
Kemudian guru
memberikan soal latihan pada siswa dan memberi waktu untuk menyelesaikannya. Setelah selesai guru meminta pekerjaan siswa
untuk dikumpulkan dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan imbalan nilai akan ditambah walaupun jawaban salah. Siswa
terlihat sangat aktif mengikuti proses pembelajaran. Setelah dirasa cukup, pada 20 menit akhir pembelajaran guru memberikan tes
putaran akhir untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.
2 Tindakan Belajar
Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Siswa terlihat aktif dalam
proses pembelajaran, antusias siswa untuk bertanya, tampil di depan kelas untuk mengerjakan maupun menjelaskan hasil kerja
mereka, menjawab pertanyaan, serta menyangah ide teman. Pada putaran III ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak
19 siswa, siswa yang aktif mangerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan
sebanyak 21 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa.
d. Refleksi Putaran III
Refleksi tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 Mei 2010. Berdasarkan hasil kolaborasi yang telah di
lakukan antara guru mitra dan peneliti menyepakati bahwa pada putaran III ini keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari
putaran sebelumnya. Tindakan berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Langkah–langkah yang
diambil guru
berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Indikator- indikator yang peneliti buat
mengalami peningkatan. e.
Evaluasi Putaran III Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang mendukung keaktifan siswa. Data yang didapat dari
catatan lapangan menunjukan siswa yang aktif mengajukan pertanyaaan sebanyak 18 siswa 60, siswa yang aktif mangerjakan
soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa 66,7, siswa yang aktif menjawab pertanyaaan sebanyak 21 siswa 70, dan siswa
yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa 73,3. Data-data yang diperoleh mengenai keaktifan belajar siswa
kelas VIII-E dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan
kelas sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Indikator
Keaktifan Belajar Siswa
Sebelum tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
Aktif mengajukan
pertanyaan. 5 siswa
16,7 7 siswa
23.3 10 siswa
33.3 18 siswa
60 Aktif
mengerjakan soal-soal di
depan kelas. 5 siswa
16,7 8 siswa
26.7 12 siswa
40, 20 siswa
66,7
Aktif mengerjakan
soal latihan 9 siswa
30 10 siswa
33.3 17 siswa
56,7 22 siswa
73,3 Aktif menjawab
pertanyaan. 6 siswa
20 7 siswa
23.3 11 siswa
36,7 21 siswa
70
Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat
digambarkan sebagai berikut:
+ +
, + -
, + --
, + ---
. + 0 + , +1
+ . + 0
+ + 2
3 . + 0 +
4 + . +0 5
, +1 +
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Metode concept mapping
Keaktifan belajar siswa merupakan salah faktor utama keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Data tentang keaktifan siswa dalam penelitian
ini diperoleh dari tes putaran. Pada penelitian ini keaktifan siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran.
Secara terperinci peningkatan keaktifan siswa diuraikan sebagai berikut :
1 Sebelum tindakan kelas
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII-E sebelum adanya tindakan kelas guru memberikan pre-test yang
dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada hari selasa tanggal 11 Mei 2010. Setiap siswa telah diberi buku paket dan LKS yang
digunakan sebagai buku pegangan yang diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar.
Data tingkat prestasi diswa diperoleh dari alat ukur instrumen test yang terdiri dari 5 soal uraian dengan waktu 30
menit. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika mencapai nilai KKM lebih besar dari 56. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan
diperoleh daya serap kelas terhadap prestasi siswa sebesar 46,7 14 siswa dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa.
2 Tindakan kelas putaran I
Pada akhir tindakan kelas putaran I, guru memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara mandiri, dimana
hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran I. Adapun hasil yang
diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari
56 sebesar sebesar 58,6 17 siswa dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.
3 Tindakan kelas putaran II
Pada akhir tindakan kelas putaran II, guru kembali memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara
mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran II.
Adapun hasil yang diperoleh siswa yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar 65,5 19 siswa dari
keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa. 4
Tindakan kelas putaran III Pada 25 menit akhir tindakan kelas putaran III, guru
memberikan lima soal uraian yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa sekaligus sebagai test akhir. Soal
yang diberikan langsung dikerjakan. Adapun hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar
sebesar 70 21 siswa dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa.
Data yang diperoleh mengenai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping dapat
dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui
metode concept mapping Sebelum
tindakan Putaran I
Putaran II Putaran III
14 siswa 46,7
17 siswa 58,6
19 siswa 65,5
21 siswa 70
Adapun grafik peningkatan kekatifan belajar siswa sebagai berikut:
+ +
, + -
, + --
, + ---
, ++ +
2 3 +
5
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Matematika
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan analisis data kualitatif terhadap hasil penelitian yang
diperoleh dari kerja sama antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil refleksi dari setiap putaran ternyata dapat memberi masukan
bagi guru matematika dalam melakukan perbaikan pengajaran dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam belajar matematika melalui metode concept
mapping .
Perencanaan pembelajaran dengan strategi concept mapping sebagai strategi pembelajaran yang disajikan dengan gaya mengajar terbuka. Berkaitan
dengan tindak mengajar yang dilakukan guru memberitahukan topik, inti materi ajar, dan kegiatan yang dilakukan. Guru juga menjelaskan matreri ajar
kapada siswa dan membangun hubungan baik yaitu menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Dalam menyampaikan materi ajar secara sistematis,
komunikatif, dan concept mapping sebagai metode pembelajaran yang dapat membantu pemahaman siswa serta memicu keaktifan dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga terus memberi motivasi yang bisa mendorong semangat siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran yang berdampak pada peningkatan
prestasi belajar. Pembahasan secara rinci adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping
yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Proses pembelajaran matematika sudah berjalan sesuai dengan rencana yakni penggunaan metode concept mapping dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika kelasVIII E adalah selalu memberitahukan tujuan dari pembelajaran, inti
materi ajar, dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing dan mengarahkan serta memotivasi siswa agar selalu aktif dalam
menyelesaikan masalah yang muncul dengan baik dan benar dan menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan
memberikan soal latihan. Penyampaian materi dilakukan oleh peneliti yang bertindak
sebagai guru matematika menggunakan metode concept mapping yang membantu siswa dalam memahami permasalahan dan perencanaan
penyelesaiannya. Dalam proses pembelajaran concept mapping siswa dibimbing bagaimana cara memahami dan perencanaan menyelesaian
masalah melalui peta konsep. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa untuk terampil menyelesaikan malasah dan membentuk pola pikir siswa sejak
awal tentang pemahaman serta penyelesaian dengan cepat dan tepat. Melalui metode concept mapping ini juga siswa bisa membentuk suatu
ringkasan materi dalam bentuk peta konsep sesuai bahasa dan tulisan sendiri sehingga siswa mudah mengingat kembali materi yang sudah
dipelajari. Tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika adalah
sebagai berikut : 1.
Memberikan motivasi tentang pentingnya memahami materi dari awal. 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum materi disampaikan. 3.
Pembelajaran menerapkan concept mapping yaitu menggambarkan materi dalam bentuk peta konsep yang saling berhunbungan.
4. Memberikan waktu yang cukup pada siswa untuk menyusun concept
mapping .
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami. 6.
Memberikan bimbingan menyeluruh kepada siswa dan menciptakan iklim belajar yang menyenangkan.
7. Penyampaian materi sistematis.
8. Memberikan contoh-contoh soal dan latihan-latihan soal pada siswa
untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan.
9. Meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas dan
menjelaskan kepada teman-temanya. 10.
Membimbing siswa membuat kesimpulan materi sesuiai dengan bahasa siswa masing-masing.
11. Di akhir pembelajaran selalu mengingatkan siswa untuk mempelajari
materi ajar yang akan disampaikan maupun mengulangi materi ajar yang telah disampaikan.
Tindak mengajar yang telah disebutkan di atas sebagai kunci keberhasilan atau memberikan hasil yang memuaskan dan dipandang
memberikan kontribusi yang cukup bagi keberhasilan usaha meningkatkan keaktifan belajar siswa.
2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar
matematika melalui metode concept mapping. Dalam putaran pertama belum begitu nampak perubahan
pembelajaran menggunakan metode concept mapping. Hal tersebut disebabkan siswa masih asing dalam pembelajaran dengan metode concept
mapping selain itu juga siswa masih dalam perkenalan dengan peneliti
yang bertindak sebagai guru matematika maka siswa baru menyesuaikan diri. Hal ini menyebabkan siswa masih enggan untuk bertanya, belum
berani menjawab pertanyaan dari guru dan masih ragu-ragu untuk mengerjakan soal di depan kelas. Namun, guru berusaha untuk memotivasi
siswa dan menjadi pembimbing yang menyenangkan agar siswa merasa nyaman dalam belajar. Pada putaran pertama ini penggunaan metode
concept mapping belum berjalan secara maksimal.
Pada putaran kedua suasana tampak berubah, siswa sudah merasa nyaman dengan peneliti sebagai guru matematika serta penerapan metode
concept mapping sudah mulai dipahami oleh siswa. Dala putaran ini siswa
sudah tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di papan tulis. Siswa yang terlibat aktif mengalami peningkatan dalam
jumlah daripada putaran yang pertama. Namun, peningkatan ini belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga dilakukan pembenahan yaitu
guru lebih memberikan kebebasan dan motivasi yang lebih pada siswa serta pembrian reward atau pengahargaan berupa nilai tambah bagi siswa
yang terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pada putaran ketiga kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode concept mapping membawa perubahan ke arah yang lebih baik,
terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Keaktifan belajar siwa yang diketahui dari empat indikator yaitu keaktifan
mengajukan pertanyaan, keaktifan mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, keaktifan mengerjakan soal-soal latihan dan keaktifan menjawab
pertanyaan sudah memenuhi target yang telah direncanakan. Sebelum dilakukan tindakan indikator-indikator tersebut masih sedikit ditemui pada
saat pembelajaran, hanya siswa tertentu saja yang semangat untuk bertanya, menjawab, tampil di depan kelas, maupun menjawab pertanyaan
dari guru. Hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri hanya yang percaya diri dan memiliki kemampuan lebih yang mau aktif dalam
kegiatan belajar. Keaktifan belajar siswa mulai meningkat pada tindakan I dan terus meningkat sampai putaran III. Pembelajaran yang dirancang
dengan metode concept mapping terbukti mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Tindakan putaran I tercatat siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa 23,3, aktif mengerjakan soal-soal latihan
di depan kelas sebanyak 8 siswa 26,7, aktif mengerjakan soal-soal latihan 10 siswa 33,3 dan aktif menjawab pertanyaan sebanyak 7
siswa 23,3. Data menunjukkan bahwa keaktifan siswa terhadap proses pembelajran belum meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan
kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru serta siswa masih belum terbiasa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Putaran II disamping menggunakan strategi genius learning, guru berusaha memotivasi siswa tentang pentingnaya pemahaman siswa
terhadap materi sejak awal karena sifat matematika yang hierarki atau berkelanjutan. Hal ini ternyata cukup efektif terbukti dari catatan lapangan
didapatkan siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa 33.3, aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 12
siswa 40, aktif mengerjakan soal-soal latihan 17 siswa 56.7 dan aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa 36.7.
Putaran III keaktifan siswa semakin meningkat hal ini disebabkan siswa mulai tertarik dengan proses pembelajaran. Pada putaran ini guru
memberikan reward atau nilai tambah bagi siswa yang akatif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran
seperti sebelum diadakan tindakan. Siswa terlihat bersemangat dan menikmati proses pembelajaran. Dari catatan lapangan terlihat semua
indikator mengalami peningkatan. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 18 siswa 60, aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan
kelas sebanyak 20 siswa 66.7, aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa 73.3 dan aktif menjawab pertanyaan sebanyak 21
siswa 70 . Hipotesis tindakan : “jika pembelajaran matematika melalui metode
concept mapping dilakukan dengan benar dan tepat, maka kekatifan belajar
siswa dalam bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan soal- soal latihan dan menjawab pertanyaan dapat meningkat”. Tindakan mengajar
melalui metode concept mapping ternyata mendukung hipotesis tindakan. Tindakan-tindakan guru tersebut memenuhi teori untuk menciptakan kondisi
belajar yang efektif.
67
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru matematika dalam pembelajaran matematika
melalui penerapan strategi pembelajaran concept mapping sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat
diambil beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika setelah
dikenai tindakan yaitu, perhatian dan bimbingan guru terhadap siswa menyeluruh, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan tidak
mendominasi kegiatan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. 2.
Penerapan metode pembelajaran concept mapping dalam kegiatan pembelajaran akan menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran
sehingga dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, selain itu concept mapping
dapat membantu terciptanya kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengurangi dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.