63 c.
Membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain. Hal yang memberi pembatasan kewenangan pengurus ditentukan dalam
Anggaran Dasar dapat yakni dengan membatasi kewenangan pengurus dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Yayasan. Maksudnya adalah
jika pengurus melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan, Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan tersebut dengan menentukan
bahwa untuk perbuatan hukum tertentu diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari Pembina danatau pengawas, misalnya untuk menjaminkan kekayaan yayasan
guna membangun gedung sekolah atau rumah sakit.
C. Sanksi Terhadap Penyalahgunaan Izin yang diberikan
Undang-Undang yayasan mengatur kemungkinan mengenai pembubaran sebagai sanksi bagi yayasan, baik atas inisiatif organ Yayasan sendiri maupun
berdasarkan penetapan atau putusan pengadilan. Ada beberapa hal yang menyebabkan Yayasan dapat dibubarkan sebagai berikut
37
a. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir;
:
Dalam hal Yayasan dapat bubar demi hukum karena jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir, atau tujuan Yayasan telah
tercapai atau tidak tercapai, maka pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan. Apabila pembina tidak menunjuk likuidator,
maka penguruslah yang bertindak sebagai likuidator. Jika Yayasan dinyatakan bubar, maka Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk
37
Website : http:bisdan-sigalingging.blogspot.com201108perubahan-akta-terhadap- pendirian.html, diakses tanggal 20 Desember 2014
Universitas Sumatera Utara
64 mebereskan kekayaannya dalam proses likuidasi. Selama proses likuidasi, semua
surat keluar harus mencantumkan frase dalam likuidasi di belakang nama Yayasan.
Pembubaran secara paksa dilakukan berdasarkan tiga alasan yaitu: 1
Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan; 2
Tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; dan 3
Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utang-utangnya setelah pernyataan pailit dicabut.
Pembubaran secara paksa ini dilakukan melalui putusan pengadilan. Apabila Yayasan bubar karena putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang tetap, maka pengadilan yang menunjuk likuidator. Demikian pula jika pembubaran yayasan karena pailit, maka berlaku peraturan
perundang-undangan di bidang kepailitan yaitu perlu menunjuk kurator. Pembubaran oleh pengadilan dapat dilakukan atas permohonan setiap pihak yang
berkepentingan atas tuntutan kejaksaan, maupun secara jabatan oleh pengadilan yang terjadi bersamaan dengan penolakan atas tuntutan perubahan anggaran dasar.
Pembubaran Yayasan harus didaftarkan dalam register yang disediakan. Dalam hal bubarnya Yayasan tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Walaupun Yayasan bubar namun tetap beritikad baik good faith dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya kepada pihak ketiga. Yayasan yang
bubar begitu saja, tanpa memberitahukan kepada pihak ketiga dan tanpa menyelesaikan kewajiban-kewajibannya kepada pihak ketiga, merupakan tindakan
yang tidak terpuji dan merupakan suatu kejahatan yang dilakukan oleh korporasi.
Universitas Sumatera Utara
65 Pimpinan dapat dikenakan pidana berdasarkan Pasal 372 KUH Pidana mengenai
kejahatan penggelapan atau Pasal 378 tentang kejahatan penipuan. Bubarnya Yayasan karena jangka waktu telah berakhir didasarkan kepada
ketentuan Pasal Pasal 14 Ayat 2 huruf c juncto Pasal 62 UU Yayasan. Dengan berakhirnya Yayasan tersebut, secara otomatis Yayasan bubar dengan sendirinya.
Sebelum hari bubarnya, Yayasan dapat mepersiapkan segala sesuatunya seperti ditentukan dalam Pasal 63 Ayat 1 memerintahkan agar pembina Yayasan
menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan. Apabila ternyata pembina tidak menunjuk likuidator, maka seperti yang
diatur dalam Undang-Undang Perseroan maupun Undang-Undang Perbankan yang berlaku adalah pengurus bertindak selaku likuidator sama dengan ketentuan
dalam Pasal 63 Ayat 2 UU Yayasan, dimana pengurus berperan sebagai likuidator tanpa perlu ditunjuk oleh pembina Yayasan.
b. Tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau
tidak tercapai Pembubaran Yayasan yang disebabkan karena tujuannya telah dan atau
tidak tercapai. Dalam hal ini tujuan Yayasan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak tercapai. Tujuan Yayasan yang
dicantumkan dalam Anggaran Dasar setidaknya harus jelas kegiatan apa saja yang dilakukan Yayasan tersebut dalam konteks tiga bidang pokok saja yakni bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Misalnya memberi beasiswa kepada satu juta anak yang tidak mampu, memberikan pelayanan di bidang kesehatan jantung
kepada masyarakat. Dalam Anggaran Dasar juga harus disebutkan, bahwa apabila
Universitas Sumatera Utara
66 dalam melaksanakan kegiatannya ternyata tujuan tersebut berhasil dicapai, maka
selanjutnya Yayasan harus dibubarkan. Demikian pula sebaliknya, jika ternyata tujuannya tidak berhasil dicapai, karena sesuatu hal, maka Yayasan dibubarkan.
Dengan tujuannya seperti itu, jika Yayasan dalam melakukan kegiatannya sungguh-sungguh kegiatannya tercapai, Yayasan menjadi bubar. Jika tujuannya
tidak tercapai dan tidak mungkin kegiatannya tetap dilaksanakan, karena adanya hambatan misalnya biaya kegiatannya besar sedangkan harta kekayaan Yayasan
yang masih ada tidak mencukupi, maka pertimbangannya lebih baik Yayasan tersebut bubar. Selanjutnya dengan bubarnya alasan berdasarkan alasan tersebut,
tata caranya sama dengan bubarnya Yayasan karena jangka waktunya telah habis, yaitu pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan.
Apabila likuidator tidak ditunjuk oleh pembina, maka pengurus bertindak selaku likuidator.
c. Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
berdasarkan alasan: Bubarnya Yayasan juga dikarenakan putusan pengadilan. Alasannya telah
ditetapkan secara limitatif dalam Pasal 62 huruf c yaitu: 1
Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan; Yayasan melanggar ketertiban umum, misalnya dalam melaksanakan
kegiatannya Yayasan ternyata ikut membiayai gerombolan teroris, sedangkan yang melanggar kesusialaan antara lain seperti kantor atau
gedung Yayasan digunakan seagai tempat prostitusi. Alasan-alasan
Universitas Sumatera Utara
67 demikian menurut Subekti, tidak cukup hanya didalilkan dengan kata-kata
saja, akan tetapi harus dapat dibuktikan kebenarannya dipersidangan. 2
Yayasan tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit, atau Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangya setelah
pernyataan pailit dicabut. Syarat yayasan yang disebut tidak mampu membayar utanya setelah
dinyatakan pailit adalah Yayasan pernah diputus pailit oleh Pengadilan Niaga, dan setelah proses kepailitan selesai ternyata sisa utangnya tidak
dapat dibayar oleh Yayasan. Alasan yang ketiga ini hampir sama dengan alasan yang kedua, yaitu awalnya Yayasan pernah diputus pailit, akan
tetapi kepailitan itu kemudian dicabut oleh Pengadilan Niaga karena sesuatu alasan. Setelah pencabutan pailit ternyata harta kekayaan Yayasan
tidak cukup untuk melunasi utangnya. Kepailitan tidak menyebabkan bubarnya Yayasan, karena dalam kepailitan hanya mempersoalkan
persoalan utang-utang yang belum dapat dibayar bukan mempersoalkan pembubaran Yayasan. Karena Yayasan yang tidak mempunyai uang atau
harta bukan berarti bubar. Meskipun demikian, keberadaan Yayasan yang sudah tidak memiliki apa-
apa, lalu apa gunanya tetap dipertahankan, karena Yayasan yang demikian kemungkinan sama sekali tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Memang sudah sebaiknya Yayasan seperti itu dibubarkan, apalagi pengamalannya pernah dinyatakan pailit yang
mempengaruhi berkurangnya kepercayaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
68 Alasan dan cara pembubaran Yayasan di Belanda hampir sama dengan di
Indonesia. Menurut Pasal 300 Nedherlands Burgerlijk Wetboek NBW, Yayasan dapat dibubarkan apabila:
1 Dalam hal ditentukan oleh Anggaran Dasar;
2 Jika Yayasan nyata dalam keadaan insolvensi, setelah dinyatakan
pailit; 3
Oleh hakim dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang; Pembubaran Yayasan harus didaftarkan dalam register yang disediakan di
kantor Kamer van Koophandel. Sehubungan dengan itu, maka penyelesaian pembubaran ini dilakukan oleh pihak-pihak yang disesuaikan dnegan faktor-faktor
yang menyebabkan Yayasan itu bubar. Jika Yayasan itu bubar sesuai dengan alasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, maka penyelesaiannya
dilaksanakan oleh mereka yang dibebani dengan penyelenggaraan penyelesaian. Sedangkan jika pembubaran itu terjadi karena putusan hakim, maka
penyelesaiannya diserahkan kepada panitera dewan majelis yang terakhir memeriksa perkara. Pihak yang berkeberatan terhadap pembubaran dapat
mengajukan kepada pengadilan. Larangan-larangan terhadap pengurus sebagaimana dalam ketentuan Pasal
38 UU Yayasan disebutkan: 1.
Pengurus dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina, Pengurus, danatau Pengawas
Yayasan, atau seseorang yang bekerja pada Yayasan.
Universitas Sumatera Utara
69 2.
Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak berlaku dalam hal perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan
Yayasan. Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian sesuai amanah
Pasal 39 UU Yayasan dikatakan bahwa kesalahan atau kelalaian pengurus dan kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut,
maka setiap Anggota pengurus secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Anggota pengurus yang dapat membuktikan bahwa kepailitan
bukan karena kesalahan atau kelalaiannya tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian tersebut. Anggota pengurus yang dinyatakan
bersalah dalam melakukan pengurusan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat, atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, maka dalam
jangka waktu 5 lima tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap, tidak dapat diangkat menjadi Pengurus Yayasan
manapun.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN