Pendirian Yayasan Pengesahan Yayasan

46 2. Pengesahan Yayasan 3. Pengumuman Yayasan

1. Pendirian Yayasan

Pendirian yayasan dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih orang disini dapat berarti perseorangan ataupun badan hukum, dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal. Dasar pendirian yayasan ini dapat berupa kesepakatan para pendiri yayasan untuk melakukan kegiatan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, ataupun dapat berdasar kepada suatu surat wasiat. Proses pendiriannya sendiri dilakukan dengan akta notaris, kecuali untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama dengan orang asing akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Akta pendirian Yayasan, sesuai ketentuan Pasal 14 UU Yayasan memuat Anggaran Dasar yang sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan Yayasan; 2. Maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan tersebut; 3. Jangka waktu pendirian Yayasan; 4. Jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang atau benda berwujud dan benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang Penjelasan Umum Pasal 14 ayat 2 huruf d UU Yayasan; Universitas Sumatera Utara 47 5. Cara memperoleh dan penggunaan kekayaan Yayasan; 6. Tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas; 7. Hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas Yayasan; 8. Tata cara penyelenggaraan rapat organ Yayasan; 9. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar Yayasan; 10. Penggabungan dan pembubaran Yayasan; dan 11. Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah pembubaran. Keterangan lain dalam akta pendirian memuat sekurang-kurangnya nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, serta kewarganegaraan Pendiri, Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

2. Pengesahan Yayasan

Yayasan untuk memperoleh pengesahan status badan hukum, maka pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri melalui Notaris yang membuat Akta Pendirian Yayasan tersebut. Notaris wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani Pasal 11 ayat 3 UU Yayasan. Status badan hukum bagi yayasan baru timbul setelah akta pendirian yang dibuat oleh notaris memperoleh pengesahan dari MenkehHAM yang dilaksanakan oleh Kanwil DepkehHAM setempat. Universitas Sumatera Utara 48 Permohonan pengesahan pendirian Yayasan sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 PP No. 63 Tahun 2008, maka pemohon harus melampirkan: 1 Salinan Akta Pendirian Yayasan; 2 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh Notaris; 3 Surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat; 4 Bukti penyetoran atau keterangan bank atas Nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan; 5 Surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut; 6 Bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan. Pengesahan terhadap permohonan tersebut, diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila permohonan pengesahan ditolak, maka penolakan pengesahan oleh menteri wajib diberitahukan secara tertulis disertai dengan alasannya. Namun demikian dalam memberikan pengesahan Kepala Kanwil dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait. Dalam hal diperlukan pertimbangan instansi terkait, pengesahan ataupun penolakan pengesahan diberikan paling lambat 14 hari sejak jawaban dari instansi terkait, ataupun 30 hari sejak tidak diterimanya jawaban dari instansi terkait. Universitas Sumatera Utara 49

3. Pengumuman Yayasan

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

7 103 69

Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum)

3 63 92

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Prosedur Perolehan Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet Service Provider Ditinjau dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

5 101 89

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Prosedur Perolehan Izin Usaha Pada Rumah Toko Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

6 73 82

Proses Penyelenggaraan Ibadah Haji Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan)

2 94 133

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG IZIN MENDIRIKAN YAYASAN A. Peraturan yang Mengatur Izin Mendirikan Yayasan 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan - Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Stud

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Studi Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam AL Islahiyah Kota Binjai)

0 10 17