Pengertian Perselingkuhan PERSELINGKUHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DALAM

28 batin yang kuat, namun apabila hubungan tersebut tidak dilakukan secara dian-diam, tidak diikuti dengan perasaan was-was, tidak merugikan pasangan anda, maka tindakan tersebut tidak tergolong dalam katagori selingkuh. 36 Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan di dasari oleh tiga unsur : 1 Saling ketertarikan 2 Saling ketergantungan 3 Saling memenuhi secara emosional dan seksual. 37 Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekalipun tidak ada kontak seksual, tapi kalau sudah ada saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa kita katagorikan sebagai perselingkuhan.

E. Dasar Larangan Perselingkuhan

Mengenai dasar larangan perselingkuhan penulis tidak menemukan kata-kata langsung mengenai perselingkuhan apalagi perselingkuhan melalui facebook secara langsung dalam hukum perkawinan. Ajaran agama Islam sangat membatasi seorang laki-laki dan perempuan melakukan hubungan atau 36 Jangan Selingkuh, www.janganselingkuh.com Diakses pada 8 November 2008 37 Memandang Selingkuh, http:www.eramuslim.com Diakses pada 10 Oktober 2014 29 pergaulan yang terlalu bebas dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga apabila seorang laki-laki dan perempuan telah menikah mempunyai batasan-batasan seperti halnya istri tidak boleh pergi meninggalkan rumah tanpa izin suami. Kebersamaan dan keterbukaan dalam rumah tangga penting agar tidak terjadi perbedaan dan kesenjangan antara pasangan suami istri. 38 Dalam hal ini yang menjadikan dasar bahwa perselingkuhan itu dilarang adalah dalam Al- Qur‟an surat al-Isra ayat 32:          Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Q.S. al-Isra 17:32 Dan dalam surat al- Mu‟minun ayat 5-7:                      Artinya:“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri- istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu Maka mereka Itulah orang- orang yang melampaui batas.” Q.S. al- Mu‟minun 23: 5-7 38 Undang-undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam beserta penjelasannya Bandung: Otra Umbara, 2007Cet. Ke-1, 30 Dari segi ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa, mendekati zina saja kita dilarang apalagi sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, ayat ini juga melarang seorang laki-laki dan perempuan mendekati zina. Sedangkan perbuatan perselingkuhan merupakan salah satu jalan untuk melakukan perzinahan. Sedangkan menurut pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, pasal 19 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, menyebutkan bahwa zina merupakan salah satu penyebab perceraian. a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. b. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. 39

1. Pandangan Hukum Islam

Dalam Islam ada istilah perselingkuhan mungkin istilah ini bisa diqiyaskan dengan qadzaf yang berarti menuduh berbuat zina. Dengan demikian, qadzaf termasuk dosa besar. Syariat telah mewajibkan hukuman delapan puluh kali dera bagi orang yang menuduh berzina qadzif. Syarat –syarat dalam qadzaf: a. Islam, berakal dan baligh; b. Orang yang menuduh berzina qadzif itu dikenal ditengah-tengah masyarakat sebagai orang yang suci, taat beribadah dan shahih; 39 Abdurrah a , Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akade ika Pressi do , ed.1, Cet.5, hal.141