uji statistik cronbach alpha kuesioner sebagai alat pengukur dinilai dinyatakan reliabel. Jika nilai Cronbv
ach’s Coefficient Alpha lebih kecil 0,6 maka jawaban dari para responden pada kuesioner sebagai alat
pengukur dinilai dinyatakan tidak reliabel. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan program komputer SPSS dengan uji statistik cronbach alpha.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik
distribusi normal.
8
Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusannya : a Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
8
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.h. 90
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal ialah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol.
9
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai koefisien
korelasi. Apabila melebihi 0,80, maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
10
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di-standardized. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas
adalah:
9
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.h. 91
10
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. .h. 91.
a Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur bergelombang, melebur kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel casual model yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
teori.
11
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda multiple regression analysis untuk menganalisis
pengaruh variabel bebas yang terdiri dari atribut produk X
1
dan kepercayaan konsumen X
2
terhadap variabel terikat yaitu minat beli Y. Persamaan model analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat
dirumuskan:
Dimana: Y
: Minat Beli X
1
: Atribut Poduk X
2
: Kepercayaan Konsumen a
: Konstanta b
: Koefisien Korelasi e
: Error term
11
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. h. 159