buku, karangan dsb. 2 gambar, desain, atau diagram untuk menghias, misalnya halaman sampul, dsb. 3 keterangan penjelasan tambahan berupa contoh,
bandingan, dsb. Mayer dalam Syakir 2006:2, mendefinisikan ilustrasi sebagai gambar
yang secara khusus dibuat untuk menyertai teks seperti pada buku atau iklan untuk memperdalam pengaruh dari teks tersebut. Ilustrasi adalah gambaran
singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan Kusmiyati dalam Bandung, 2011. Dalam pengertian yang lebih luas ilustrasi
didefinisikan pula sebagai gambar yang berceritera, definisi ini dapat mencakupi gambar-gambar di dinding gua pada zaman prasejarah sampai gambar komik atau
ilustrasi editorial pada surat kabar yang terbit hari ini Salam, 1993:2. Ilustrasi secara tradisional telah digunakan untuk menggambarkan suatu benda, suasana,
adegan, atau ide gagasan yang diangkat dari teks buku atau lembaran-lembaran kertas. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilustrasi adalah suatu
gambar yang dibuat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu.
b. Fungsi Ilustrasi
Menurut Salam dalam Ma’sum 2010:21 gambar ilustrasi berfungsi untuk membuat terang dan jelas dengan menunjukkan contoh-contoh khususnya dengan
menggunakan bentuk-bentuk gambar, diagram atau memberi hiasan dalam gambar. Kusmiati dalam Syakir, 2006:3 menjelaskan bahwa ilustrasi merupakan
suatu cara untuk menciptakan efek atau memperlihatkan suatu subyek dengan tujuan :
1 Untuk menggambarkan suatu produk atau suatu ilusi yang belum pernah ada.
2 Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, misalnya gambar sebuah pohon yang memakai sepatu.
3 Mencoba menggambarkan ide abstrak, misalnya depresi. 4 Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk
kartun atau karikatur. 5 Memperjelas suatu artikel untuk bidang medis atau teknik dengan gambar
yang memperlihatkan bagaimana susunan otot atau cara kerja sebuah mesin.
6 Menggambarkan sesuatu secara rinci, misalnya ilustrasi untuk ilmu tumbuh-tumbuhan yang mengurai bagian tampak tumbuhan.
7 Membuat corak tertentu pada suatu tulisan yang menggambarkan masa atau zaman pada saat tulisan tersebut dibuat, misalnya masa “Victorian”
digambarkan dengan bentuk yang lembut dan garis berornamen. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ilustrasi dapat
dijadikan sebagai sarana penarik perhatian dan perangsang minat para pembaca untuk memahami isi keseluruhan dari suatu peristiwa, fenomena atau maksud
tertentu dari suatu subyek.
c. Teknik dan Prinsip Gambar Ilustrasi 1 Teknik Gambar Ilustrasi
Menurut Poerwadarminto dalam Supiyanto 2008:20 kata “teknik” diartikan cara kepandaian, dan sebagainya membuat sesuatu atau melakukan
sesuatu yang berkenaan dengan kesenian. Teknik dalam berkarya seni diartikan sebagai cara menggunakan bahan dan alat untuk mencapai tujuan berkarya.
Banyak teknik yang dapat digunakan dalam menggambar ilustrasi, namun penggunaan teknik itu tidak terlepas dari media yang digunakan. Media yang
sering digunakan dalam membuat karya ilustrasi antara lain: media kering
misalnya pensil, crayon, dsb dan media basah seperti tinta, cat air, cat akrilik, dsb.
Media cat air merupakan salah satu media yang penulis gunakan dalam proyek studi ini. Cat air atau dalam Bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah
water color adalah medium lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air sifat transparan Wikipedia, 2010. Meskipun medium permukaannya
bisa bervariasi, yang umum digunakan adalah kertas. Biasanya cat air digunakan dengan kuas lancip dan air yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan
material yang lain. Cat air dengan campuran air yang berlebih menghasilkan warna yang terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu
menembus lapisan cat yang transparan. Warna putih dihasilkan dari bagian- bagian yang tidak diberi lapisan cat. Sangat jarang lukisan yang sengaja
memberikan lapisan putih pada cat air. Cat air memiliki kelebihan tidak berbau, mudah dibersihkan, dan mudah kering.
Teknik melukis dengan media cat air ada berbagai macam teknik, antara lain : teknik transparan aquarelle, teknik plakat, teknik semprot, teknik
pointilis, teknik tempera, teknik kolase. Sedangkan teknik yang penulis gunakan dalam proyek studi ini yaitu teknik transparan aquarelle dan teknik plakat
opaque poster. a Teknik transparan aquarelle
Teknik transparan aquarelle yaitu teknik melukis dengan meng- gunakan cat air yang transparan, sehingga lapisan cat yang ada di bawahnya
yakni yang disapukan sebelumnya atau putih kertas masih nampak Sunaryo
dan Sumartono, 2006:17. Warna putih yang ada di dalam tube tidak digunakan, sebagai gantinya digunakan warna putih kertas. Untuk
menghasilkan karya ilustrasi yang berkarakteristik, terdapat beberapa teknik transparan yang digunakan penulis, yakni :
1 Teknik wet in wet Teknik wet in wet atau disebut pula wet on wet adalah penggunaan
sapuan warna pada permukaan kertas yang masih dalam keadaan basah, baik oleh air atau cairan warna Sunaryo dan Sumartono, 2006:16. Sapuan warna
yang masih dalam keadaan basah menghasilkan efek khusus sesuai dengan sifat air yang merembes, hidrolis, menjalar atau mengalir ke bawah, sehingga
menciptakan gradasi atau nuansa warna. Teknik ini membuat perupaan berkesan lunak dan lembut soft, mengabur, mencair, dan semacamnya.
Namun, teknik ini mempunyai resiko yaitu kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak air digunakan. Teknik wet in wet penulis gunakan
untuk membuat background gambar seperti pewarnaan pada langit, tanah, dan lain-lain.
2 Teknik wet on dry Teknik wet on dry atau disebut pula dry brush merupakan cara
menyapukan warna ketika bidang warna yang ditindih atau permukaan kertas tempat menyapukan warna dalam keadaan kering. Jika permukaan atas kertas
sudah diwarna dan kering, tindihan sapuan warna berikutnya akan menghasilkan nada warna yang baru, dan memberikan efek sapuan yang
tegas. Melalui teknik ini dapat diperoleh bentuk yang rinci bahkan sangat
rinci dengan penggunaan kuas yang tepat. Namun, perlu diingat, bahwa semakin banyak tindihan warna akan mengurangi kesegaran warna dan
berkesan lusuh, bahkan dapat merusak permukaan kertas. Teknik wet on dry penulis gunakan untuk membuat subyek tertentu seperti subyek manusia,
hewan, tumbuhan, bebatuan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci dan detail.
b Teknik plakat opaque poster Disamping teknik aquarelle terdapat juga teknik plakat opaque
poster. Teknik plakat yaitu teknik melukis dengan menggunakan cat poster atau cat akrilik dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya nampak
pekat dan menutup. Teknik plakat biasanya digunakan untuk membuat lukisan di atas kanvas dengan menggunakan cat akrilik atau membuat karya
ilustrasi dengan menggunakan cat poster. Warna yang dihasilkan cenderung cerah, bervariasi, dan menutup. Teknik plakat penulis gunakan untuk
pewarnaan subyek manusia yaitu pewarnaan pada pakaian dan atribut yang dikenakannya. Pakaian-pakain yang dikenakan menggunakan warna-warna
yang cerah dengan motif-motif yang menarik. Dalam teknik ini, penulis menggunakan cat air yang dibuat plakat.
2 Prinsip Gambar Ilustrasi
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah karya ilustrasi, antara lain disesuaikan dengan tulisan dan maksud, mudah
dimengerti dan menarik, disesuaikan dengan sasaran pembaca anak-anak,
remaja, dewasa Pakbardikujos, 2011. Dalam proyek studi ini, penulis juga menambahkan komposisi dalam prinsip gambar ilustrasi.
a Kesesuaian dengan tulisan dan maksud tema Dalam proyek studi ini, penulis mengusung tema mengenai cerita rakyat,
maka ilustrasi yang dibuat penulis mengangkat mengenai cerita rakyat yaitu cerita rakyat Purbalingga “Asal Mula Adipati Onje”. Adegan, tokoh, serta alur
cerita yang terjadi dalam gambar disesuaikan dengan teks yang ada dalam buku panduan, kemudian disempurnakan dengan berbagai macam sumber yang
relevan, seperti buku cerita rakyat nusantara maupun internet. Penulis hanya menambahkan sedikit tokoh pendukung serta adegan yang sedikit berlebihan
lucu untuk meramaikan cerita dan gambar tanpa menghilangkan inti cerita aslinya.
b Mudah dimengerti dan menarik Mudah dimengerti komunikatif dan menarik. Dalam karya proyek studi
ini, teks cerita disesuaikan dengan buku panduan dan berbagai macam sumber yang relevan, namun lebih disederhanakan agar mudah dipahami oleh
pembacanya. Karakter tokoh utama dihadirkan dalam bentuk realistis dekoratif. Sementara itu, tokoh-tokoh pendukung dihadirkan dalam bentuk kartun.
Perpaduan bentuk realistis dekoratif dengan kartun menjadikan gambar ilustrasi terlihat menarik. Penulis menambahkan sedikit unsur komedi pada subyek
gambar dengan menggunakan gerak tubuh dan raut wajah yang elastis serta berlebihan pada ekspresi kegembiraan, ketakutan, kekecewaan, kelelahan,
kesedihan dan lain-lain. Penulis juga menerapkan sedikit gaya personifikasi,
misalnya menampilkan hewan kuda, katak, ayam, dan lain-lain yang bertingkah laku seperti manusia. Warna-warna yang dihadirkan dalam proyek studi ini juga
menarik. Warna pada subyek utama seperti subyek manusia hadir menggunakan warna analogus yang dipadukan dengan warna monokromatik yang dibuat
plakat pada pendetailan bagian pakaian serta atribut yang dikenakannya. Sedangkan pada bagian background, cenderung menampilkan warna biru dan
ungu pada langit yang dibuat transparan. c Disesuaikan dengan sasaran pembaca anak-anak, remaja, dewasa
Karya ilustrasi yang penulis buat ditujukan untuk semua umur, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Oleh karena itu, gambar tampil dengan sopan
dan tidak mengandung pornografi, kekerasan, ataupun mitos secara berlebihan. Bahasa yang digunakan juga masih santun. Penulis sedikit menambahkan unsur
dialek Ngapak khas Purbalingga pada teks cerita, namun masih dalam koridor kesopanan. Untuk menambah minat pembaca, penulis sengaja menampilkan
subyek utama dengan karakter yang gagah, berwajah tampan dan cantik. Penulis menambahkan subyek tokoh pendukung dengan karakter yang lucu, sehingga
ilustrasi terlihat lebih menarik dan tidak membosankan. Di dalam karya ilustrasi ini, penulis juga menampilkan adegan perkelahian, namun adegan perkelahian
itu ditampilkan secara lucu dan tidak mengandung unsur SARA Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan. Tidak lupa penulis juga menyelipkan unsur agama
yang divisualisasikan dalam subyek musholla, kaligrafi, ataupun adegan subyek manusia yang sedang melaksanakan solat.
d Komposisi, Komposisi meliputi :
1 Kesatuan unity Kesatuan merupakan unsur rupa yang paling mendasar. Kesatuan
merupakan prinsip desain yang berperan paling menentukan, sebagai prinsip induk yang membawahkan prinsip-prinsip desain lainnya
Sunaryo, 2002:31. Tidak adanya kesatuan dalam suatu tatanan mengakibatkan kekacauan, keruwetan, atau cerai-berai tak terkoordinasi.
Tujuan akhir dari penerapan prinsip-prinsip yang lain seperti keseimbangan, kesebandingan, irama, dominasi, dan lainnya adalah
untuk mewujudkan kesatuan yang padu. Penerapan prinsip-prinsip kesatuan dalam proyek studi ini yakni
dengan mengaplikasikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip keserasian, irama, dominasi, keseimbangan, dan kesebandingan.
2 Keserasian harmony Keserasian merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan
keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan yang lain, serta terdapat perpaduan yang
tidak saling bertentangan Sunaryo, 2002:32. Keserasian pada karya ditampilkan dengan mempertimbangkan
keselarasan antar subyek-subyek gambar sehingga cocok satu dengan yang lain. Kemudian keselarasan unsur-unsur garis, yaitu dengan
penggunaan garis-garis lengkung dan elastis pada subyek-subyek gambar sehingga terlihat selaras dan tidak kaku.
3 Irama rhythm Irama merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara
berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-
bagiannya Sunaryo dalam Lestari, 2010:21. Sedangkan yang dimaksud irama dalam gambar adalah adanya suatu perubahan-perubahan teratur
dalam suatu komposisi. Irama dalam karya dapat dimunculkan pada segi 1 arah : arah
berhubungan dengan penataan gambar, subyek manusia dibuat dalam berbagai gerak tubuh yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat
bergelombang dan berirama; 2 garis : banyak menggunakan garis-garis lengkung pada subyek gambar; 3 ukuran : pada subyek gambar yang
berada pada bagian depan dibuat lebih besar, kemudian makin ke dalam subyek gambar dibuat makin kecil; 4 urutan : subyek gambar dibuat
dengan urutan pertama, kemudian menyusul dengan pembuatan background; 5 warna : penggunaan warna yang hampir sama pada
bentuk pegunungan dan langit sebagai background. Warna dibuat tipis dan transparan.
4 Dominasi atau Tekanan emphasis Dominasi adalah pengaturan peran atau penonjolan bagian atas
bagian lainnya dalam suatu keseluruhan. Adanya peran yang menonjol
atas suatu bagian, maka hal itu akan menjadi pusat perhatian center of interest dan merupakan tekanan emphasis, karena itu menjadi bagian
yang penting dan diutamakan. Karya ilustrasi yang ditampilkan tergolong bentuk realistis
dekoratif yang dipadukan dengan bentuk kartun. Perpaduan antara bentuk realistis dekoratif dengan kartun menjadikan gambar lebih
menarik. Dominasi atau tekanan dilakukan melalui pengaturan bagian dengan cara pengelompokan subyek gambar manusia yang tampil
menggerombol berdekatan atau menampilkan subyek dengan proporsi tubuh lebih besar daripada subyek lainnya. Pemberian warna pada
subyek gambar juga dapat menampilkan unsur dominasi. Pewarnaan tidak semuanya bergantung dengan keadaan lingkungan yang
sebenarnya. Pewarnaan antara subyek utama cerita berbeda dengan backgroundnya. Subyek utama dihadirkan dengan warna yang cerah dan
detail dengan pemberian motif-motif pada pakaian dan atribut yang dikenakan, sedangkan bagian background dihadirkan dengan warna
yang tipis, sehingga subyek utama cerita terlihat lebih menonjol namun tidak mengabaikan subyek-subyek pendukung lainnya.
5 Keseimbangan balance Sunaryo
dalam Budiawan, 2010:27 menjelaskan bahwa keseimbangan merupakan prinsip desain berkaitan dengan pengaturan
“bobot” dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Macam-macam bentuk keseimbangan dengan cara
pengaturan berat ringan serta letak bagian perbagian : 1 keseimbangan setangkup symmetrial balance, diperoleh bila bagian belahan kiri dan
kanan suatu susunan terdapat kesamaan atau kemiripan wujud, ukuran dan penempatan 2 keseimbangan senjang asymmetrial balance,
memiliki bagian yang tidak sama antara belahan kiri dan kanan, tetapi tetap dalam keadaan yang tidak berat sebelah 3 keseimbangan
memancar radial balance, bentuk keseimbangan yang diperoleh melalui penempatan bagian-bagian di sekitar pusat sumbu yang berat.
Di dalam proyek studi ini, penulis menggunakan keseimbangan senjang asymmetrial balance. Kertas gambar dibagi menjadi dua
bagian yang sama besar yaitu bagian kanan dan kiri, masing-masing bagian diberi gambar. Namun, subyek yang digambar berbeda antara dua
bagian. Ada kalanya pada bagian kanan, subyek gambar dibuat besar. Maka agar tidak terlihat berat sebelah, pada bagian kiri subyek gambar
dibuat lebih kecil tetapi dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, masing-masing bidang gambar menampilkan subyek gambar yang
berbeda-beda dari segi gerak ataupun ekspresi, namun masih dalam alur yang sama.
6 Kesebandingan proportion Kesebandingan atau proporsi berarti hubungan antar bagian atau
antara bagian terdapat keseluruhan. Pengaturan hubungan yang dimaksud bertalian dengan ukuran, yaitu besar kecilnya bagian, luas
sempitnya bagian, panjang pendeknya bagian, atau tinggi rendahnya
bagian. Selain itu, kesebandingan juga menunjukkan pertautan ukuran antara suatu subyek atau bagian dengan bagian yang mengelilinginya.
Tujuan dari pengaturan kesebandingan atau proporsi adalah agar dicapai kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang
memuaskan. Kesebandingan pada karya terlihat pada pembagian yang sama
panjang, lebar, luas antara bagian kanan dan kiri pada bidang gambar. Ukuran kertas gambar adalah 60x30 cm. Kemudian kertas dibagi
menjadi dua bagian dengan garis bantu menggunakan pensil, masing- masing bagian memiliki ukuran yang sama yaitu 30x30 cm. Subyek
gambar yang dihadirkan disesuaikan dengan ukuran kertas, karena ukuran kertas kecil maka gambar yang ditampilkan dibuat seimbang
dengan luasnya bidang kertas sehingga tidak terlihat sempit dan tumpang tindih. Subyek gambar sengaja penulis letakkan di bagian pinggir dari
masing-masing bagian tadi. Hal ini karena pada bagian tengah gambar akan dikosongkan sebagai tempat teks cerita. Penulis lebih memilih teks
ditempatkan pada bagian tengah, dengan pertimbangan lebih memudahkan pembaca untuk membacanya.
BAB III METODE BERKARYA
A. Media Berkarya
Baha, alat, dan perlengkapan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam berkarya ilustrasi adalah sebagai berikut:
a. Kertas 1 Kertas yang digunakan untuk membuat sket, yaitu menggunakan
kertas manila putih dengan ukuran 30x60 cm. 2 Kertas untuk hasil akhir karya jadi, yaitu menggunakan kertas manila
putih ukuran 30x60 cm. b. Cat Air water colour
Cat air yang dipakai untuk bahan pewarna yaitu menggunakan cat air merk
“Talens”.
c. Tinta Bak tinta Cina Tinta cina yang digunakan untuk membuat kontur subyek gambar dengan
menggunakan tinta bak dengan merk “Yamura”. 2. Alat
a. Pensil Jenis pensil yang digunakan untuk membuat sket karya yaitu pensil H dan
2B merk “Steadler”.
28