maka disebut persepsi benda-benda atau things perception atau disebut non-social perception, sedangkan apabila objek persepsi berwujud
manusia atau orang maka disebut persepsi sosial atau social perception. Dalam mempersepsi seseorang, individu yang dipersepsi
mempunyai pula kemampuan, perasaan, harapan, dan sebagainya, walaupun kadarnya berbeda dengan individu yang mempersepsi. Orang
yang dipersepsi dapat memberikan pengaruh kepada orang yang mempersepsi Walgito, 2007:27-28.
E. Stratifikasi Sosial
1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Kata Stratification berasal dari stratum jamaknya strata yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification
adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat hierarkis. Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas
yang lebih rendah. Selanjutnya menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan
kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat Soekanto, 2006:198.
Moore dan Davis mengemukakan stratifikasi dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat. Anggota masyarakat diberi petunjuk agar
mau menempati status tersebut, dan setelah menempati status, bersedia menjalankan peran sesuai dengan harapan masyarakat role expectation
Sunarto, 2000:96.
Stratifikasi merupakan hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun, sehingga setiap orang, setiap saat situasi yang
menentukan hubungannya dengan orang lain secara vertikal dan mendatar dalam masyarakatnya Susanto, 1983:65.
Seseorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin, pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum
dalam setiap masyarakat yang lebih teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak, dianggap
masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan
masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah Soekanto, 2006:197. Di semua masyarakat, terdapat klasifikasi pada diri manusia.
Mereka dibedakan satu dengan yang lainnya dalam hal etnik, budaya, usia, jenis kelamin, dan kemampuan alamiah. Anak, kecuali mereka terlahir
dengan darah bangsawan, tidaklah sepenting kakak-kakaknya dan tidak memiliki hak prerogatif yang sama. Wanita diposisikan subordinat, dan
orang-orang dengan bakat khusus diberi tanggung jawab tambahan. Tetapi diluar ini kriteria klasifikasi berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat
lainnya. Para ahli sosiologi ketika berbicara tentang stratifikasi sosial akan merujuk pada ranking kategori masyarakat, bukan rangking individu karena
kategori sosiologi merupakan hasil perbandingan individu dalam masyarakatnya Salim, 2006:47.
Penggolongan dan
pembedaan artinya
setiap individu
menggolongkan dirinya sebagai orang yang termasuk dalam suatu lapisan tertentu menganggap dirinya lebih rendah atau tinggi dari orang lain.
Pelapisan sosial merupakan proses menempatkan diri dari suatu lapisan subjektif atau penempatan orang ke dalam lapisan tertentu objektif
Ibrahim, 2003:105.
2. Dasar Lapisan Masyarakat