3. Unsur-unsur Stratifikasi Sosial
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Basrowi, 2005: 63 menyatakan bahwa unsur-unsur sistem stratifikasi dalam masyarakat
adalah kedudukan status dan peranan role.
a. Kedudukan status
Roucek dan Warren dalam Basrowi, 2005: 63 mengartikan kedudukan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya, yaitu lingkungan pergaulannya, pertise, dan
hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Soekanto dalam Basrowi, 2005:63 membedakan kedudukan
status dalam masyarakat menjadi dua, yaitu ascribed status dan achieved status.
1 Ascribed status adalah kedudukan seseorang karena kelahirannya
disebabkan kedudukan orang tuanya, tanpa membedekan rohaniah maupun kemampuannya.
2 Achied status adalah kedudukan seseorang yang diperoleh melalui
usaha yang disengaja.
b. Peranan role
Keberadaan peranan selalu melekat dengan adanya kedudukan. Artinya, tak akan ada peranan tanpa adanya kedudukan atau tak ada
kedudukan tanpa peranan. Peranan akan mengatur perilaku seseorang, juga menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan-perbuatan
orang lain dalam batas-batas tertentu sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang-orang
dikelompoknya Basrowi, 2005:63-64. Levinson dalam Basrowi, 2005:64 mengatakan bahwa peranan
paling sedikit harus mencakup tiga hal. 1
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
2 Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi strukturnya sosial masyarakat.
Peranan seseorang sebagai atasan terhadap bawahan berbeda dengan peranan terhadap teman sejawat. Faktor yang menentukan
bagaimana peranan yang akan dilakukan ditentukan oleh: 1
Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma keseragaman yang berlaku dalam kelompokmasyarakat dalam
situasi yang sama. 2
Apabila norma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar untuk menjalankannya.
3 Apabila individu dihadapi dengan situasi di mana lebih dari satu
norma yang dikenalnya berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi dan modifikasi antara norma-norma.
4. Fungsi Stratifikasi Sosial