Analisis Sistem Akuisisi Pengetahuan

20

3.2.2. Analisis Sistem

Dalam penelitian ini, masalah diagnosa penyakit DBD diatasi dengan pendekatan sistem pakar. Konsep dasar sistem pakar adalah keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan Turban 1988. Ahli adalah dokter spesialis yang menguasai keahlian penyakit DBD. Pengalihan keahlian tentang penyakit DBD dari dokter spesialis ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke dokter yang belum spesialis merupakan tujuan sistem ini. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu tambahan pengetahuan akuisisi dari dokter spesialis, representasi pengetahuan ke komputer, inferensi pengetahuan dan pengalihan keahlian ke pemakai dokter belum spesialis atau pasien.

3.2.3. Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pakar dilakukan melalui wawancara dengan 2 pakar. Pertama wawancara dengan Profesor DR. dr. Sutaryo, Sp.A K, gurubesar pada Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Wawancara dilakukan di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 15 Desember 2005. Wawancacara kedua dengan dr. Asrul Hasral, SpD, seorang Spesialis Penyakit Dalam. Wawancara dilakukan di rumah sakit Kanker Darmais Jakarta pada tanggal 16 Januari 2006. Dari wawancara dengan pakar dipero leh kesimpulan bahwa gejala klinis penyakit DBD ditandai dengan demam, flushing kulit kemerahan, nyeri kepala, rasa lemah, mual sampai muntah, nyeri otot, nyeri sendi, uji tornikuet positif atau gejala pendarahan spontan, hepatomegali pembesaran hati. Pemeriksaan laboratorium dijumpai leukopenia angka leukosit kurang 4.000 mm3, trombositopenia angka trombosit kurang dari 100.000mm3, limfosit plasma biru lebih 4 dari seluruh hitung jenis leukosit. Pada stadium lanjut dapat dijumpai gejala shock. Secara alamiah penyakit DBD mengalami perjalanan 4 tahap yaitu 1 masa inkubasi selama 5-9 hari, pada masa in i tidak dijumpai gejala. 2 masa akut selama 1-3 hari, pada masa ini akan muncul gejala subjektif lemah, mual, muntah, nyeri kepala, dll serta gejala objektif demam, flushing, bercak merah, pendarahan spontan hidung, 21 gusi, pencernaan, pembesaran hati. 3 masa kritis selama 1-3 hari, pada masa ini dikuti gejala shock, kesadaran menurun, ekstremitas dingin, kulit lembab dan tekanan darah turun. 4 masa penyembuhan selama 1-2 hari, pada masa ini cepat sekali membaik dan gejala hilang tetapi terkadang muncul bercak merah yang disebut rash rekovalesen. Kemunculan gejala klinis tergantung pada tahap perjalanan penyakitnya. Demam yang khas adalah demam tinggi secara mendadak dan terus menerus selama 4-5 hari tanpa diketahui sebabnya dan tidak menderita batuk pilek. Pendarahan paling ringan adalah uji tornikuet positif, tapi pemeriksaan ini kadang-kadang tidak dikerjakan secara standar dan sulit dilakukan pada anak-anak. Hasil uji tornikuet negatif pada keadaan pre shock dan shock. Pendarahan spontan jarang terjadi pada 4 hari pertama sakit. Pendarahan ringan seperti bercak merah di kulit dapat timbul pada awal demam, tapi pendarahan berat seperti melena umumnya timbul setelah sakit yang berat atau shock yang lama. Pembesaran hati meskipun merupakan tanda yang khas tapi sulit mengukurnya. Secara klinis pembesaran hati terjadi bila tepi hati teraba 2 cm 2 jari di bawah iga dan seharusnya diukur setiap hari. Pemeriksaan yang tepat pembesaran hati mungkin perlu menggunakan alat ultra sonografi USG. Dari penjelasan pakar maka pada penelitian ini digunakan 4 gejala klinis objektif yaitu demam, bercak, pendarahan spontan dan hasil uji tornikuet untuk menetapkan diagnosa DBD secara klinis. Demam tinggi yang mendadak disertai salah satu manifestasi pendarahan dapat dijadikan kesimpulan klinis penyakit DBD. Demam dikatakan ringan bila pengukuran suhu 36,0 – 37,3 ºC dan lama demam 1 - 2 hari, sedang bila pengukuran suhu 36,5 – 38,5 ºC dan lama demam 3 atau 6 hari dan tinggi bila pengukuran suhu 38,0 – 42,0 ºC dan la ma demam 4 - 5 hari. Penilaian bercak dari pengamatan jumlah petekia p per lingkaran diameter 2,8 cm, dikatakan sedikit bila p 4, sedang bila 4 = p 10 dan banyak p = 10. Pendarahan tidak jelas bila dijumpai pendarahan hidung atau gusi sedikit, jelas bila dijumpai pendarahan hidung atau gusi banyak dan sangat jelas bila dijumpai hematemesis atau melena . Penilaian uji tornikuet dari pengamatan jumlah petekia p per lingkaran diameter 2,8 cm pada fossa cubiti, dikatakan negatif bila p 4, ragu bila 4 = p 10 dan positif bila p = 10. 22

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM