Penyebaran dan Manfaat Tanaman Gamal Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Gamal

flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya Rohyami, 2008. Struktur kimia yang dimiliki golongan flavonoid berbeda-beda seperti yang terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Struktur kimia golongan flavonoid Sumber: Tapas, 2008 Flavonoid pada tumbuhan umumnya sebagai glikosida yang berperan penting dalam menentukan aktivitas kerja tumbuhan tersebut. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam terbesar pada tumbuhan yang potensial sebagai antioksidan Salewa dkk., 2013. Selain berperan dalam kelangsungan hidup fisiologis tanaman itu sendiri flavonoid memiliki manfaat lain antara lain sebagai agen anti jamur dan pengobatan tradisional Harborne Williams, 2000. Flavonoid juga bersifat insektisida, rodentisida, dan bakterisida Badan Litbang Pertanian 2011 b.

2.2. Hama dan Insektisida

Hama adalah setiap organisme yang bersifat merusak atau mempunyai potensi merusak terhadap tanaman, produk-produk tanaman, produk dan bahan pangan, ternak dan manusia. Keberadaan hama sangat merugikan karena dapat mengurangi ketersediaan, mutu atau sumber bahan hayati Koswara, 2006. Penggunaan insektisida sekarang ini menjadi hal yang harus dicermati. Penggunaan insektisida sintesik di lingkungan pertanian menjadi sebuah masalah karena dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan seperti timbulnya resistensi terhadap hama sasaran dan terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan insektisida yang ramah lingkungan dan efektif Koswara, 2006. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengendali hama adalah dengan penggunaan insektisida nabati yang bersifat ramah lingkungan. Selain itu juga insektisida nabati dari tumbuhan mudah terurai dan relatif aman terhadap organisme yang bukan sasaran. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai insektisida nabati sangat beragam Siswanto Karmawati, 2012. Berdasarkan cara masuknya insektisida kedalam tubuh serangga Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009 membedakan menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Racun lambung Racun perut Racun lambung atau racun perut adalah insektisida yang mampu membunuh serangga dengan cara mesuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh usus kemudian ditranslokasikan ke organ sasaran yang mematikan seperti pusat syaraf, organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. 2. Racun kontak Insektisida ini membunuh serangga dengan cara masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celahlubang alami pada tubuh atau langsung mengenai mulut serangga. Serangga akan mati apabila kontak langsung dengan insektisida tersebut. 3. Racun pernafasan Racun pernafasan adalah jenis insektisida yang masuk melalui trachea serangga dalam bentuk partikel mikro yang melayang diudara berupa gas, asap, maupun uap dari insektisida. Serangga akan mati apabila menghirup partikel dari insektisida tersebut dalam jumlah tertentu.

2.3. Hama Penghisap Buah Kakao Planococcus minor

P. minor merupakan hama pengganggu pada buah kakao yang berbentuk oval kebulat-bulatan dengan dilapisi lilin yang berwarna putih, dan dikenal sebagai kutu putih. Kutu putih hidup bersimbiosis dengan semut. Kutu ini menyerang buah kakao yakni dengan cara menginfeksi pangkal buah serta menghisap buah yang masih kecil sehingga menyebabkan pertumbuhan buah itu terhambat. Akibat serangan hama ini buah akan mengering Siregar, 2007; Sumarno, 2015.

2.3.1. Klasifikasi Planococcus minor

Menurut Francis dkk. 2012 klasifikasi kutu putih adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Pseudococcidae Genus : Planococcus Spesies : Planococcus minor Maskell

2.3.2. Morfologi dan Daur Hidup Planococcus minor

P. minor adalah kutu putih yang hidup ditanaman inang kakao. Paling banyak ditemukan pada buah yang masih muda. Kutu putih betina berbentuk oval dengan ukuran 2-3,5 mm. Tubuhnya bersegmen dorsomedial. Memiliki tiga pasang kaki dan sepasang antena yang bersegmen 8. Pada bagian tepi tubuh terdapat 18 pasang filamen lateral dengan dua filamen paling belakang Gambar 5. Filamen belakang lebih tahan lama dibanding filamen lateral lainnya Stock Roda, 2012 ; Francis dkk., 2012. Gambar 5. Morfologi P. minor Sumber: Stocks Roda, 2012 Kutu putih jantan berukuran lebih kecil dibanding betina yaitu hanya berukuran 1 mm. Kutu putih jantan memiliki tiga pasang kaki, sepasang sayap dan dua filamen ekor Francis, dkk., 2012. Kutu putih betina dewasa dapat menghasilkan 206-270 telur. Telur dari kutu putih berwarna kuning dan dilindungi dalam ovisac yang berada di bagian akhir posterior betina dewasa. P. mior betina memiliki lima tahap pertumbuhan yaitu telur, nimfa instar 1, 2 dan 3 dan dewasa. Telur akan menetas selama 2 -10 hari, kemudian memasuki tahap instar 1 selama 12 hari, selanjutnya instar 2 selama 8 hari dan tahap instar 3 selama 9 hari. Pada masa instar 1 dan 2 kutu putih jantan dan betina berwarna merah muda dan belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Kutu putih yang baru mengalami molting berwarna kuning pucat, tetapi kemudian berubah warna menjadi oranye kecoklatan, dan kulit secara bertahap ditutupi embun madu yang disekresi.