yang dapat menggumpalkan darah. Dikumerol merupakan hasil konversi dari kumarin karena aktivitas bakteri ketika terjadi fermentasi. Kumarin merupakan
senyawa golongan flavonoid yang diduga dapat mengiritasi kulit dan dapat menghambat transportasi asam amino leusin.
Hasil penelitian Nukmal dkk. 2009 dan 2010 juga membuktikan bahwa ekstrak polar air dan etanol daun gamal dapat menyebabkan kematian 100 pada imago
hama bisul dadap Quadrastichus erythrinae setelah 72 jam perlakuan pada skala laboratorium. Ekstrak air daun gamal hasil maserasi bertingkat dengan konsentrasi
terendah 2,19 dapat mematikan 50 hama penghisap buah lada Dasynus piperis setelah bioassay pada skala laboratorium. Diduga senyawa
flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun gamal yang memberikan sifat insektisida nabati dari ekstrak tersebut.
Isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak metanol daun gamal pun pernah dilakukan Nukmal, dkk. 2011 serta uji insektisida nabati terhadap hama kutu putih
tanaman pepaya. Diketahui bahwa senyawa isolat flavonoid yang diperoleh, berasal dari golongan flavon dengan dua kemungkinan struktur, memiliki aktivitas
sebagai insektisida nabati terhadap hama kutu putih tanaman pepaya dengan nilai LC
50
1,8 setelah perlakuan 24 jam. Diperkuat lagi hasil uji toksisitas ekstrak air daun gamal oleh Nismah dkk. 2011 terhadap hama kutu putih tanaman pepaya.
Diketahui bahwa nilai LC
50
, ekstrak air daun gamal efektif dalam mematikan hama kutu putih tanaman pepaya karena pada konsentrasi 1,32 - 8,5 sudah
dapat mematikan 50 serangga uji dalam waktu 48 jam.
Hasil penelitian Afryorawan 2013 juga membuktikan bahwa ekstrak metanol daun gamal mengandung senyawa flavonoid yang mampu mematikan hama kutu
putih Paracoccus marginatus pada tanaman pepaya dengan nilai LC
50
3,35 dalam waktu 12 jam setelah perlakuan. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah
dilakukan membuktikan bahwa ekstrak serbuk daun gamal berpotensi sebagai insektisida nabati. Namun, jenis dan struktur senyawa yang berpotensi sebagai
insektisida nabati pada tanaman gamal G. maculata yang berasal dari Desa Suka Ratu sampai saat ini belum diketahui, untuk itu perlu dilakukan pemurnian guna
menentukan jenis dan struktur senyawa yang berpotensi sebagai insektisida nabati.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya insektisida, jenis, dan struktur isolat murni serbuk daun gamal G. maculata yang efektif dalam mematikan
kutu putih P. minor pada tanaman kakao T. cacao.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak serbuk daun gamal dengan pelarut air dan metanol memiliki daya
insektisida nabati yang efektif dalam mematikan dan mengendalikan populasi hama kutu putih P. minor
pada tanaman kakao T. cacao.
1.4. Kerangka Pemikiran
Kakao T. cacao merupakan salah satu tanaman perkebunan penting di Indonesia. Meskipun kakao telah lama dibudidayakan secara komersial, produksi biji kakao
yang diperoleh masih belum optimal, bahkan sering mengalami penurunan. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab turunnya produksi biji kakao, salah
satunya adalah karena serangan hama serangga. P. minor merupakan hama pengganggu pada buah kakao. Serangga ini menyerang buah kakao dengan cara
menghisap buah yang masih kecil sehingga buah akan mengering dan pertumbuhan buah terhambat.
Umumnya para petani masih menggunakan insektisida sintetik untuk mengendalikan hama pada tanaman kakao. Penggunaan insektisida sintetik yang
tidak tepat akan berdampak buruk terhadap lingkungan.
Gamal G. maculata merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati yang mengandung senyawa toksin seperti dikumerol, suatu
senyawa yang mampu mengikat vitamin K yang dapat menggumpalkan darah. Dikumerol merupakan hasil konversi dari kumarin yang disebabkan oleh bakteri
ketika fermentasi. Kumarin merupakan senyawa golongan flavonoid yang diduga dapat mengiritasi kulit dan dapat menghambat transportasi asam amino leusin.
Penggunaan insektisida nabati ini biasanya lebih aman, ramah lingkungan, mudah terurai dan efektif membunuh serangga. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka dilakukan penelitian uji daya insektisida isolat murni ekstrak polar metanol
dan air serbuk daun gamal G. maculata terhadap kutu putih P. minor pada
tanaman kakao T. cacao. Penggunaan pelarut air dan metanol pada penelitian ini
dikarenakan air dan metanol dapat melarutkan senyawa flavonoid.
Pemurnian ekstrak polar metanol dan air serbuk daun gamal dilakukan dengan cara maserasi serbuk daun gamal sehingga didapatkan fraksi kaya flavonoid.
Setelah itu dilakukan bioassay terhadap kutu putih pada buah kakao yang sudah direndam dalam ekstrak polar serbuk daun gamal pada tingkatan konsentrasi 0,
0,015, 0,030, 0,045 dan 0,060 . Fraksi aktif dapat dilihat dari mortalitas kutu putih pada 12, 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan, dan ditentukan nilai LC
50
nya. Selanjutnya fraksi aktif dimurnikan dan diujikan terhadap hewan uji hingga didapatkan isolat murni dan aktif. Isolat murni dan aktif selanjutnya dianalisis
spektroskopis untuk mengetahui jenis dan struktur senyawa flavonoidnya . Diharapkan dengan dilakukan pemurnian ekstrak polar metanol dan air serbuk
daun gamal, bioassay dan analisis spektroskopis maka dapat diketahui jenis dan struktur senyawa flavonoid yang memiliki daya insektisida nabati dalam
mematikan dan mengendalikan populasi hama kutu putih pada tanaman kakao.
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah isolat murni ekstrak air
serbuk daun gamal G. maculata memiliki daya insektisida yang lebih efektif
terhadap kutu putih P. minor tanaman kakao T. cacao dibanding dengan ekstrak metanol.