Tinjauan Student Engagement Student Engagement

32 tauhid, seperti dikatakan oleh Ismail Raji al-Faruqi yang dikutip Djamaluddin bahwa seluruha agama, mempunyai kewajiban untuk menyembah Tuhan, mematuhi perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya, akan hancur begitu tauhid dilanggar.

2.4.4. Indikator Religiusitas

Penulis menggunakan indikator variabel religiusitas berpedoman pada Ancok 2001: 77, yaitu: 1. Dimensi ideologi keyakinan 2. Dimensi ritualistik praktek agama 3. Dimensi eksperiensial pengalaman 4. Dimensi intelektual pengetahuan agama 5. Dimensi pengalaman konsekuensial

2.5. Student Engagement

2.5.1. Tinjauan Student Engagement

Fredrick 2004: 68 mendefinisikan engagement keterlibatan sebagai suatu sikap yang diawali dengan partisipasi, yang dapat menghasilkan komitmen dan mempertinggi empati dalam belajar. Lebih lanjut, engagement dapat menghasilkan variasi sosial maupun akademik, di kelas maupun di sekolah. Sementara itu, Ani 2013: 2 mendefinisikan student engagement adalah pencurahan sejumlah energi fisik dan psikologis oleh siswa untuk mendapatkan 33 pengalaman akademik baik melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakulikuler. Sebagai prediktor dari pemelajar yang baik, student engagement ini penting karena memperlihatkan tingkat perhatian, usaha, persistensi, emosi positif dan komitmen seorang pemelajar dalam proses belajarnya. Tanpa student engagement yang baik, maka proses belajar yang baik pun sulit terlaksana. Reeve dalam Zepke 2010: 37 menjelaskan semakin tinggi tingkat engagement seorang pemelajar maka semakin baik proses belajarnya. Tanda-tanda seorang pemelajar memiliki student engagement dapat dilihat dari empat hal: tingkah lakunya dalam melatih kemampuannya, emosinya yang positif saat proses pembelajaran berlasung, berpartisipasi aktif dalam proses pembelajarannya, dan bagaimana performa belajarnya ditunjukkan. Student Engagement keterlibatan siswa merupakan pencurahan sejumlah energi fisik dan psikologis oleh siswa untuk mendapatkan pengalaman akademik baik melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakulikuler. Keterlibatan siswa di sekolah menurut Dharmayana 2012: 81 adalah suatu proses psikologis yang menunjukkan perhatian, minat, investasi, usaha dan keterlibatan para siswa yang dicurahkan dalam pekerjaan belajar di sekolah yang meliputi: 1 Keterlibatan emosi siswa pada sekolah yang menunjukkan minat, nilai dan emosi terhadap sekolah, misalnya: prasaan memiliki, perasaan positif dan menghargai prestasi akademik di sekolah; 2 Keterlibatan koginitif siswa terhadap sekolah, yakni persepsi terhadap motivasi, usaha keras dan penggunaan strategi. Ini mencakup investasi 34 psikologis dalam belajar, usaha keras dalam belajar, keseriusan bersekolah, keinginan bekerja melebihi diersyaratkan, pilihan yang menantang, disiplin, perencanaan dan strategi belajar, keluwesan dalam memecahkan masalah, memilih bekerja keras; 3 Keterlibatan perilaku, yakni melakukan pekerjaan sekolah dan megikuti peraturan sekolah, meliputi: a Perilaku yang positif, yaitu perilaku yang mengilustrasikan usaha, ketekunan, konsentrasi, perhatian, mengajukan pertanyaan, menyumbang pada diskusi kelas, mengikuti diskusi kelas, mengikuti aturan, belajar, menyelesaikan pekerjaan rumah, berpartisipasi pada sekolah terkait. b Absennya perilaku yang mengganggu, seperti tidak mangkir sekolah dan tidak membuat kekacauan di kelas. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh AUSSE, terdapat lima komponen di dalam student engagement, yaitu: a. Tantangan akademik Tantangan akademik mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi siswa dalam berprestasi. Siswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam belajar dan menempatkan lebih banyak upaya untuk memastikan mereka akan dapat memenuhi harapan dan tantangan. b. Pembelajaran yang aktif Pembelajaran yang aktif membuat siswa merasa sangat terlibat dalam pedidikan sehingga siswa akan menunjukkan kemajuan yang lebih besar dalam keterlibatannya di kelas. 35 c. Interaksi dengan tenaga pengajar Interaksi yang dibangun antara guru dengan siswa tidak hanya di dalam kelas namun juga di luar kelas. Interaksi antara siswa dan guru ini sangat penting karena dapat membantu siswa meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka. d. Memperkaya pengalaman belajar Siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya untuk meningkatkan kualitas pribadinya. Partisipasi siswa dalam kegiatan sekolah, organisasi sekolah, ekstrakulikuler dan sebagainya akan membantu siswa dalam hidup bermasyarakat. e. Lingkungan belajar yang mendukung Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk semua siswa guna memastikan mereka dapat mencapai tujuan mereka. Lingkungan belajar yang mendukung akan membuat siswa puas dan nyaman, hal ini akan berdampak pada tingkat paritisipasi yang tinggi dalam belajar serta pembelajaran yang terintegrasi. Seorang siswa yang memiliki keterlibatan tinggi dengan sekolah akan cenderung lebih berkomitmen pada sekolahnya.

2.5.2. Indikator Student Engagement