PT. Angkasa Pura I

di atas, maka ditetapkan misi perusahaan sebagai berikut: 1 penyediaan jasa kebandarudaraan dan jasa navigasi penerbangan beserta pendukungnya; 2 penyediaan jasa konsultasi dan diklat yang berkaitan dengan bidang jasa kebandarudaraan; dan 3 pengusahaan jasa tersebut di atas adalah dalam rangka memupuk keuntungan agar kesinambungan perusahaan terus berlanjut. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perusahaan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 1 Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara. 2 Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos. 3 Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan. 4 Penyediaan jasa pelayanan penerbangan. 5 Penyediaan penyewaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta gedungbangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. 6 Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, jasa pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo, dan jasa penunjang lainnya yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan. 7 Penyediaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan. 8 Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandara meliputi jasa penyediaan penginapanhotel, jasa penyediaan toko dan restoran, jasa penempatan kendaraan bermotor, jasa perawatan pada umumnya dan jasa lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung pada kegiatan bandar udara. Disamping mengembangkan bisnis kebandarudaraan dan jasa navigasi penerbangan, PT. Angkasa Pura I juga memiliki kewajiban memberikan manfaat bagi lingkungannya sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR, diwujudkan dalam bentuk program kemitraan dan bina lingkungan. Program kemitraan adalah program untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi yang bersifat keberlanjutan, mandiri dan berdaya saing melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong ekonomi masyarakat sekitar, mengurangi pengangguran, ikut mengatasi berbagai masalah sosial sekaligus untuk menciptakan ketenangan usaha bagi PT. Angkasa Pura I. Pada tahun 2006, perusahaan telah menyalurkan dana pinjaman lunak program kemitraan sebesar Rp 11,23 milyar yang terdiri dari Rp 10,39 milyar kepada 472 usaha kecil dan sebesar Rp 840 juta kepada koperasi. Selain itu juga menyalurkan dana hibah pembinaan program kemitraan sebesar Rp 2,72 milyar terdiri atas hibah pendidikan dan pelatihan usaha kecil sebesar Rp 670 juta serta hibah pameran sebesar Rp 2,05 milyar. Tujuan hibah diklat usaha kecil adalah memberikan bekal kepada mitra binaan secara teknis untuk mengelola usaha kecil dengan lebih baik dan berkelanjutan, sedangkan kegiatan hibah pameran bertujuan untuk mempromosikan produk-produk unggulan sekaligus mitra binaan agar lebih dikenal oleh calon konsumen produk mitra binaan, termasuk kesempatan untuk mengikuti pameran luar negeri. Beberapa mitra binaan telah memanfaatkan kesempatan tersebut dengan harapan terjadinya transaksi dengan konsumen dan wisatawan mancanegara. Program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, PT. Angkasa Pura I telah menyalurkan dana untuk bina lingkungan sebesar Rp 2,83 Milyar yang terdiri dari: 1. Bantuan atas musibah gempa kepada masyarakat di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sebesar Rp 300 juta serta bantuan bencana alam lainnya di beberapa propinsi sebesar Rp 265,2 juta. 2. Bantuan pendidikanpelatihan dalam bentuk beasiswa dan sarana penunjang belajar lainnya sebesar Rp 366,47 juta dan program peningkatan kesehatan masyarakat sebesar 59,5 juta. 3. Program pengembangan prasarana dan sarana umum di lingkungan sekitar perusahaan sebesar Rp 893,8 juta serta bantuan sarana ibadah dalam bentuk kelengkapan fisik dan sarana penunjang ibadah sebesar Rp 946,67 juta. Pengelolaan lingkungan sebagai salah satu wujud penanganan dampak terhadap lingkungan dilakukan melalui: 1. Membuat Buffer ZoneGreen Barrier di sekitar bandara 2. Menerapkan Tata Ruang sekitar bandara dengan mempertimbangkan Batas- Batas Kawasan Kebisingan BKK dan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan KKOP 3. Mengolah air limbah di IPAL sebelum dibuang ke badan sungai 4. Saluran drainase dan saluran air limbah dilengkapi dengan kolam sedimentasi 5. Pengendalian tata guna tanah dan lahan sesuai RTRW 6. Pengendalian dan pengawasan peruntukkan tanah di sekitar bandara sesuai dengan KKOP dan BKK 7. Pengelolaan limbah padat dikumpul di TPS dan selanjutnya dibuang di TPA Manggar.

4.1.2. Sumber Daya Manusia

Komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pengguna jasa, pemegang saham dan berbagai pihak terkait, tercemin pada tekad manajemen dalam memenuhi tuntutan standar yang tinggi dalam pengelolaan bandar udara melalui ketersediaan SDM yang berkompeten. Di samping jumlah yang cukup, orientasi ke depan lebih menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM. Konsekuensinya, selama kurun waktu empat tahun terakhir terlihat adanya minus growth pada jumlah SDM perusahaan Tabel 7. Upaya peningkatan kualitas dan pemenuhan kompetensi dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam rangka untuk menjaga motivasi, performansi dan produktivitas pegawai PT. Angkasa Pura I telah menerapkan pola pembinaan SDM berdasarkan sistem prestasi merit dengan menekankan pada terwujudnya suasana hubungan industrial yang harmonis. Tabel 7. Jumlah pegawai PT. Angkasa Pura I tahun 2000-2004 No Lokasi Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 1 Kantor Pusat 388 386 381 361 359 2 Ngurah Rai 881 879 877 851 864 3 Polonia 0 0 0 0 0 4 Juanda 522 524 505 493 510 5 Hasanudin 481 475 457 450 474 6 Sepinggan 313 311 302 297 304 7 Frans Kaisiepo 193 186 172 167 168 8 Adi Sutjipto 208 211 217 221 225 9 Sam Ratulangi 218 219 216 215 215 10 Adi Sumarmo 156 156 147 140 139 11 Syamsudin Noor 180 177 174 169 173 12 Achmad Yani 176 179 173 168 170 13 Selaparang 143 143 141 138 124 14 Pattimura 138 130 128 123 140 15 El Tari 155 151 146 144 144 Total 4.152 4.127 4.036 3.937 4.009 Sumber: Profil Angkasa Pura I 2006

4.2. Keadaan Umum Bandara

Apabila wisatawan melakukan perjalanan udara ke Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, kemungkinan besar seorang penumpang akan mengunjungi salah satu di antara 13 bandar udara dalam lingkup PT. Angkasa Pura I. Bandar udara yang menjadi tujuan wisatawan antara lain: Ngurah Rai di Bali, Juanda di Surabaya, Hasanudin di Makassar, Sepinggan di Balikpapan, Frans Kaisiepo di Biak, Sam Ratulangi di Manado, Adisumarmo di Surakarta, Adisutjipto di Yogyakarta, Syamsudin Noor di Banjarmasin, Ahmad Yani di Semarang, Pattimura di Ambon, Selaparang di Lombok, dan El Tari di Kupang. Letak bandar udara yang berada di bawah naungan PT. Angkasa Pura I memiliki posisi strategis di bibir Pasifik, di antara daerah-daerah tujuan wisata utama Indonesia, dan pusat industri sumberdaya alam yang beragam, maka bandar udara tersebut akan tumbuh dan berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan kawasan Asia – Pasifik sebagai pusat ekonomi dan industri dunia, terutama industri pariwisata. Adapun kondisi umum bandara-bandara yang dijadikan objek penelitian adalah dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali

Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali merupakan bandara andalan dari 13 bandara dalam pengelolaan PT. Angkasa Pura I yang terletak di Pulau Bali. Pada tahun 2002, Bandar Udara Ngurah Rai, Bali melayani 4,8 juta penumpang dan pada tahun 2003 bandara ini dianugerahi penghargaan “Pelayanan Prima” dari Departemen Perhubungan yang mencerminkan bahwa bandara ini telah mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya. Bandara ini disiapkan untuk mengakomodasi 13 juta penumpang per tahun pada tahun 2020. Pertumbuhan jalur penerbangan antara Asia dan Pasifik menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yang mencapai puncaknya pada tahun 1997 5,2 juta penumpang dan 57 ribu pergerakan pesawat. Sejak tragedi WTC tahun 2001 dan Bom Bali tahun 2002, pertumbuhan jalur penerbangan mengalami penurunan dan diharapkan akan pulih kembali pada tahun 2004. Lahan yang terletak di area selatan landasan pacu dapat dikembangkan dengan membangun lapangan golf, driving range atau fasilitas hangar. Bisnis properti yang lain seperti shopping center, gudang, kargo, hotel, restoran, dan bank dapat dibangun pada lahan Kuta yang luasnya lebih kurang 4 Ha dan berlokasi di Jalan Sunset Road yang diharapkan akan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Secara garis besar deskripsi Bandara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Deskripsi Keadaan Bandara Ngurah Rai Tahun 2004 No. Description International Domestic LocalTransit Total 1 Aircraft Movement 19.276 37.132 2.411 58.819 2 Passangers 2.998.032 2.919.806 107.111 6.024.949 3 Baggage Ton 46.908 32.287 79.195 4 Cargo Ton 38.894 17.341 56.235 5 Mail Ton 154 464 618

4.2.2. Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya

Bandara Internasional Juanda terletak di Jawa Timur dan merupakan salah satu bandara andalan dari 13 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I. Pada tahun 2002, bandara ini telah melayani 4,7 juta penumpang. Pada tahun 2003