2.5.5 Pupuk
Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur- unsur esensial bagi pertumbuhan
tanaman. Tetapi istilah pupuk biasanya berhubungan dengan pupuk buatan. Pupuk tidak berisi unsur-unsur hara tanaman dalam bentuk unsur
seperti nitrogen, fosfor atau kalium, tetapi unsur- unsur tersebut ada dalam bentuk campuran yang memberikan bentuk-bentuk ion dari unsur hara
yang dapat diadsorbsi tanaman. Pemberian pupuk bertujuan untuk mempertahankan status hara
dalam tanah, menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman,
meningkatkan kualitas buah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu pemberian pupuk juga
bertujuan untuk mencukupi satu atau beberapa unsur hara pada tanaman, agar tanaman berproduksi secara berkelanjutan. Keberhasilan pupuk nyata
berhubungan dengan tipe pemakaian maupun penempatan diatas atau didalam tanah pada waktu pemakaian. faktor utama yang mempengaruhi
keputusan penggunaan dan pemakaian pupuk adalah Forth, 1991:599 : 1.
Fiksasi fosfor dan memperkecil jumlah kalium. 2.
Kehilangan nitrat karena pencucian. 3.
Denitrifikasi dan kehilangan nitrogen sebagai N2. 4.
Kehilangan ammonia karena penguapan volatilisasi. 5.
Lokasi perakaran tanaman.
6. Pengaruh garam pada perkecambahan biji.
7. Kandungan kelembaban tanah dan ketersediannya untuk tanaman.
8. Saat kebutuhan maksimum dan unsur hara tanaman.
9. Pertimbangan pengelolaan, termasuk ketersediaan tenaga kerja,
keadaan tanah, dan lain- lain. Pupuk yang digunakan dalam proses produksi benih adalah Urea,
SP-36, Kcl, dan Za. Satuan yang digunakan adalah kilogram. Adapun waktu dan dosis pemberian pupuk adalah sebagai berikut :
a. Pupuk dasar pada saat tanam,yaitu urea 100 kg dan SP-36 100 kg.
b. Pupuk susulan pertama, yaitu urea 100 kg, Kcl 50 kg, Za 50 kg.
c. Pupuk susulan kedua, yaitu urea 100 kg, Kcl 50 kg, Za 50 kg.
2.6 Efisiensi