50
3.4.1 Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam bermain ansambel musik. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Uno dan Koni
2012: 19 bahwa: Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut siswa menunjukan unjuk kerja. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisideklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.
Penilaian yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar ansambel musik siswa mencakup aspek-aspek sebagai berikut: 1 ketepatan
nada, 2 kekompakkan kelompok, 3 ketepatan tempo, 4 kedisiplinan, dan 5 penampilan. Aspek pada poin keempat yaitu kedisiplinan dalam
berlatih dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana motivasi siswa dalam memainkan ansambel selama pembelajaran.
3.4.2 Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Asmani 2011: 123. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka seperti yang dikemukakan Subyantoro 2009:
66, yaitu: 1
Terbuka; meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden sendiri. Pertanyaan macam ini berguna bagi tahap-tahap eksplorasi, tetapi
dapat menghasilkan jawaban-jawaban yang sulit untuk disatukan.
51
2 Tertutup; meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi mana
yang paling dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian, atau posisi mereka. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
Pemilihan kuesioner jenis ini agar analisis data yang dikumpulkan lebih valid daripada menggunakan jenis kuesioner tertutup.
Skala dalam kuesioner yang akan digunakan menggunakan penilaian skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono 2009: 134. Jumlah alternatif pilihan yang ada pada skala Likert ada 5 jenis sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk mengurangi kemungkinan responden menjawab pilihan netral ragu-ragu, maka pada
kuesioner ini pilihan jawaban ragu-ragu sengaja tidak digunakan sebagai alternatif jawaban bagi responden. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Sukardi
2008: 147 bahwa: Berdasarkan kepada pengalaman di masyarakat Indonesia, ada
kecenderungan seseorang atau responden memberikan pilihan jawaban pada kategori tengah, karena alasan kemanusiaan. Tetapi jika
seandainya semua responden memilih pada kategori tengah, maka peneliti tidak memperoleh informasi pasti. Untuk mengatasi hal ini,
para peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert dengan menggunakan kategori pilihan genap, misalnya 4 pilihan, 6 pilihan,
atau 8 pilihan. Skor tertinggi adalah 4 x N, sedangkan skor terendah adalah 1 x N. Jumlah total skor dari subjek adalah merupakan jumlah
skor total dikalikan dengan bobot skor pilihan yang akan menggambarkan total skor individu.
3.4.3 Observasi