Observasi Dokumentasi Foto Wawancara

51 2 Tertutup; meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi mana yang paling dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian, atau posisi mereka. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Pemilihan kuesioner jenis ini agar analisis data yang dikumpulkan lebih valid daripada menggunakan jenis kuesioner tertutup. Skala dalam kuesioner yang akan digunakan menggunakan penilaian skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono 2009: 134. Jumlah alternatif pilihan yang ada pada skala Likert ada 5 jenis sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk mengurangi kemungkinan responden menjawab pilihan netral ragu-ragu, maka pada kuesioner ini pilihan jawaban ragu-ragu sengaja tidak digunakan sebagai alternatif jawaban bagi responden. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Sukardi 2008: 147 bahwa: Berdasarkan kepada pengalaman di masyarakat Indonesia, ada kecenderungan seseorang atau responden memberikan pilihan jawaban pada kategori tengah, karena alasan kemanusiaan. Tetapi jika seandainya semua responden memilih pada kategori tengah, maka peneliti tidak memperoleh informasi pasti. Untuk mengatasi hal ini, para peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert dengan menggunakan kategori pilihan genap, misalnya 4 pilihan, 6 pilihan, atau 8 pilihan. Skor tertinggi adalah 4 x N, sedangkan skor terendah adalah 1 x N. Jumlah total skor dari subjek adalah merupakan jumlah skor total dikalikan dengan bobot skor pilihan yang akan menggambarkan total skor individu.

3.4.3 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian Asmani 2011: 123. Observasi 52 dibedakan menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di tempat objek penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsung suatu kejadian yang akan diteliti. Kusumah dan Dwitagama 2010: 66 membagi tipe pengamatan menjadi dua, yaitu pengamatan berstruktur dengan pedoman dan pengamatan tidak berstruktur tidak menggunakan pedoman. Observasi dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan tipe pengamatan berstruktur.

3.4.4 Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto dilakukan untuk merekam data visual tentang proses kegiatan belajar mengajar atau hasil pembelajaran. Dari beberapa foto yang diambil dapat memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitian, khususnya yang berhubungan dengan perilaku siswa selam proses pembelajaran. Fotografi merupakan cara yang dapat mempermudah menganalisis situasi ruang kelas dan merupakan data visual penelitian yang dapat dilaporkan dan ditunjukkan kepada orang lain.

3.4.5 Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti Kusumah dan Dwitagama 2010: 77. Arikunto 2006: 155 menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah dialog lisan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1 wawancara 53 pembicaraan informal, 2 wawancara dengan petunjuk umum wawancara, dan 3 wawancara baku terbuka Patton dalam Sumaryanto 2007: 101. 3.4.5.1 Wawancara Pembicaraan Informal Wawancara pembicara informal dalam pelaksanaannya pertanyaan yang diajukan tergantung pada pewawancara itu sendiri atau bisa dikatakan juga spontanitasnya. Wawancara ini pada latar alamiah dan yang diwawancarai tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai. 3.4.5.2 Wawancara dengan Petunjuk Umum Wawancara Wawancara dengan petunjuk umum wawancara mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk wawancara berisi garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup seluruhnya. 3.4.5.3 Wawancara Baku Terbuka Wawancara baku terbuka merupakan wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-kata, dan cara penyajiannya sama untuk setiap responden. Wawancara demikian digunakan apabila dipandang sangat perlu untuk mengurangi sekecil-kecilnya variasi yang bisa terjadi antara seseorang yang diwawancarai dengan responden lainnya. Wawancara ini sangat bermanfaat jika pewawancara ada beberapa orang dan yang diwawancarai cukup banyak jumlahnya. Peneliti akan menggunakan wawancara jenis wawancara dengan petunjuk umum wawancara, karena dalam melakukan wawancara peneliti telah 54 menyiapkan pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan. Wawancara dalam penelitian ini khusus dilakukan kepada kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mencari informasi terkait latar belakang sekolah yang menjadi tempat penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data