mendengarkan melalui bahasa. Semakin nyata media yang di terima siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia maka semakin banyak
pengalaman yang diperoleh, misalnya dalam memberi contoh dalam pengalaman nyatalangsung, begitu sebaliknya. Penggunaan media audio
visual dalam kegiatan pembelajaran akan mempermudah proses belajar karena dengan menggunakan media yang dapat didengar dan dilihat oleh
siswa, siswa lebih terpancing untuk fokus dalam memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat pemahaman siswa terhadap
suatu materi dapat meningkat. Berdasakan paparan diatas maka media audio visual akan
membantu siswa dalam menuliskan puisi yang dapat dilihat dan didengar melalui media ini, sehingga pemahaman siswa tentang puisi tersebut
akan optimal.
2.1.9 Teori Yang Mendasari Pembelajaran Think Talk Write
berbantuan media audio visual
2.1.9.1 Teori Belajar Behaviorisme
Pembelajaran menurut aliran behaviorisme adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku siswa, karena itu juga disebut pembelajaran tingkah laku. Rifa‟i dan
Anni, 2011:205 Teori belajar beavioristik mendefinisikan bahwa belajar
merupakan perubahan berperilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa
untuk berperilaku yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau pendewasaan semata. Winantaputra, 2008:2.4
Prinsip penerapan pembelajaran berdasarkan teori belajar behaviorisme tampak dalam langkha-langkah pembelajaran berikut :
2.1.9.1.1 Menentukan tujuan instruksional
2.1.9.1.2 Menganalisis lingkungan kelas, termasuk identifikasi entry
behavior siswa 2.1.9.1.3
Menentukan materi pelajaran 2.1.9.1.4
Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil 2.1.9.1.5
Menyajikan materi pelajaran 2.1.9.1.6
Memberikan stimulus yang mungkin berupa pertanyaan, latihan, dan tugas-tugas
2.1.9.1.7 Mengamati dan mengkaji respon peserta didik
2.1.9.1.8 Memberikan penguatan mungkin postif atau negatif
2.1.9.1.9 Memberikan stimulus baru.
Penerapan teori behaviaorisme ini dalam penelitian tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan
media audio visual dengan membiasakan siswa lebih aktif dalam berdiskusi dan menuliskan apa yang telah meraka dapatkan. Dengan teori
behaviorisme yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar siswa maka penelitian ini juga akan mengubah
perilaku pasif siswa dalam pembelajaran khusunya saat berdiskusi dan keterampilan siswa dalam menulispun akan meningkat.
2.1.9.2 Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme memandang bahwa belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan
pengetahuan. Menurut Bruner dalam Suprijono, 2012:24 pekembangan kognitif akan melalui tiga tahapan, yaitu :
2.1.9.2.1 Tahap enaktif yaitu individu melakukan aktivitas-aktivitas
dalam upayanya memahami lingkungan sekitarnya. Memahami dunia sekitarnya dengan pengetahuan motorik.
2.1.9.2.2 Tahap ikonik yaitu individu memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal. Memahami dunia
sekitarnya dengan
bentuk perumpamaan
dan perbandingan.
2.1.9.2.3 Tahap simbolik yaitu individu telah mampu memiliki ide-ide
atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Memahami dunia
sekitarnya melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Menurut Piaget dalam Rifa‟i dan Anni, 2011:27, perkembangan
kognitif kecerdasan anak dibagi menjadi empat tahap yaitu : a.
Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak mengatur
sensorinya indranya dan tindakan-tindakannya. Pada awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang objek-objek
secara permanen. Artinya anak belum dapat mengenal dan menemukan objek, benda apa pun yang belum dapat dilihat,
tidak disentuh atau tidak didengar. b.
Tahap praoperasional, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Perkembangan ini bermula pada saat
anak telah memahami objek-objek secara sempurna. Artinya anak sudah mempunyai kesadaran akan eksistensi suatu benda
yang ada atau biasa ada walaupun benda tersebut sudah tidak dilihat atau didengarnya lagi.
c. Tahap operasional kongkrit, yaitu perkembangan kognitif yang
terjadi pada usia 7 sampai 11 tahun. Dalam tahap ini anak sudah mulai melakukan operasi, mulai dapat berpikir rasional. Dalam
tahap ini anak mampu mengambil keputusan-keputusan secara logis.
d. Tahap operasional formal, yaitu perkembangan kognitif yang
terjadi pada usia 11 sampai 15 tahun. Tahap ini dapat dikatakan terjadi pada anak yang bernjak remaja. Dalam tahap ini anak
sudah mampu berpikir hipotetik, dan mampu mempelajari materi-materi yang abstrak.
Dalam penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis menggunakan model Think Talk Write berbantuan media audio visual
yang dilakukan juga berpedoman pada tahap-tahap berpikir siswa menurut Piaget, yaitu pada tahap operasional kongkrit yang akan melatih
siswa dalam memecahkan masalah dengan logis dan konkret. Masalah yang konkret akan memudahkan siswa dalam memahami dan
menemukan pemecahan masalahnya. Masalah yang diberikan juga akan dipecahkan melalui diskusi kelompok sehingga kemampuan berpikir
logis siswa akan meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan berpikir logis siswa, keterampilan menulis siswa pun akan meningkat.
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan