Alat – Alat Bahan – Bahan Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang Nicolaia speciosa Isolasi Minyak Atsiri

38

BAB III METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian ini meliputi penyiapan bahan, skrining fitokimia, isolasi minyak atsiri dan pembuatan ekstrak etanol serta uji aktivitas antibakteri secara in vitro dengan metode difusi agar. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi.

3.1 Alat – Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, autoklaf Fisons, blender Miyako, desikator, freeze dryer Modulio, inkubator Memmert, kompor Miyako, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L, lemari pendingin Uchida, mikroskop, neraca listrik Vibra AJ, oven Fisher, penangas air Yenaco, pipet mikro Eppendorf, rotary evaporator Haake D, seperangkat alat destilasi air, silinder logam, alat destilasi air, spektrofotometer visibel Dynamic.

3.2 Bahan – Bahan

Bahan penelitian yang digunakan adalah bunga kecombrang, nutrient agar, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa, bahan kimia yang digunakan adalah berkualitas pro analisa yaitu ,alfa naftol, asam klorida pekat, asam asetat anhidrida, asam asetat glasial, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, benzen, besi III klorida, bismut III nitrat, etanol, Universitas Sumatera Utara 39 etilasetat, n-heksan, iodium, isopropanol, kalium iodida, kloralhidrat, kloroform, metanol, natrium hidroksida, natrium klorida, natrium sulfat anhidrat, raksa II klorida, serbuk magnesium dan timbal II asetat. Etanol 96 hasil destilasi.

3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi

Pembuatan larutan pereaksi besi III klorida 1, Bouchardat, Dragendorff, Mayer, Molish dilakukan menurut DitJen POM, 1995, asam klorida 2 N, asam sulfat 2 N, kloralhidrat, natrium hidroksida 2 N Depkes, 1979, Liebermann-Bouchard Harbone, 1987, Timbal II asetat 0,4 M Depkes, 1989.

3.3.1 Besi III klorida 1

Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml 3.3.2 Bouchardat Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling, ditambahkan iodium sebanyak 2 g dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml.

3.3.3 Dragendorff

Sebanyak 0,85 g bismut III nitrat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 100 ml asam asetat glasial ditambahkan 40 ml air suling. Kemudian pada wadah lain ditimbang 8 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 20 ml air suling, lalu campurkan kedua larutan sama banyak. Kemudian ditambahkan 20 ml asam asetat glasial dan diencerkan dengan air suling hingga 100 ml.

3.3.4 Mayer

Sebanyak 1,35 g raksa II klorida dilarutkan dalam 60 ml air suling. Kemudian pada wadah lain sebanyak 5 g kalium iodida dilarutkan dalam 10 ml Universitas Sumatera Utara 40 air lalu campurkan keduanya dan ditambahkan air suling hingga 100 ml. 3.3.5 Molish Sebanyak 3 g alfa-naftol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga volume 100 ml.

3.3.6 Asam Klorida 2 N

Sebanyak 17 ml asam klorida pekat dilarutkan dalam air suling hingga volume 100 ml.

3.3.7 Asam Sulfat 2 N

Sebanyak 5,4 ml asam sulfat pekat kemudian diencerkan dengan air suling hingga 100 ml.

3.3.8 Natrium hidroksida 2 N

Sebanyak 8,002 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.

3.3.9 Kloralhidrat

Sebanyak 50 g kloralhidrat dilarutkan dalam 20 ml air.

3.3.10 Liebermann-Bouchard

Sebanyak 5 ml asam asetat anhidrida dicampurkan dengan 5 ml asam sulfat pekat kemudian ditambahkan etanol hingga 50 ml 3.3.11 Timbal II asetat 0,4 M Sebanyak 15,17 g timbal II asetat dilarutkan dalam air bebas karbondioksida hingga 100 ml. 3.4 Pengambilan dan Pengolahan Sampel 3.4.1 Pengambilan sampel Universitas Sumatera Utara 41 Pengambilan sampel diambil dari perkebunan tanaman kecombrang dari Pancur Batu. Sampel yang digunakan yaitu bunga kecombrang Nicolaia speciosa Horan. Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain.

3.4.2 Identifikasi sampel

Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah tumbuhan kecombrang Nicolaia speciosa Horan dari suku Zingiberaceae Liska, 2011. Hasil dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 24.

3.4.3 Pengolahan sampel

Bunga kecombrang sebanyak 10 kg, dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian ditiriskan lalu disebarkan diatas kertas perkamen hingga airnya terserap, lalu bunganya dipisahkan dari bongkolnya lalu dikeringkan di lemari pengering sampai bila diremas akan hancur, kemudian ditimbang sebagai berat kering. Selanjutnya simplisia disimpan pada wadah ditempat yang terlindung dari sinar matahari.

3.5 Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia yang meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air.

3.5.1 Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati sifat morfologi luar, bau dan rasa simplisia bunga kecombrang. Universitas Sumatera Utara 42

3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia dan bunga kecombrang segar. Serbuk simplisia ditaburkan sedikit diatas kaca objek, untuk bunga kecombrang segar dipotong secara melintang, kemudian masing-masing ditambahkan kloralhidrat lalu dipanaskan dan tutup dengan kaca penutup, kemudian amati dibawah mikroskop. Gambar mikroskopik dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 27.

3.5.3 Penetapan kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi Destilasi Toluen. Kedalam labu alas bulat di masukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling, destilasi selama 2 jam, biarkan menjadi dingin selama 30 menit dan volume air dalam tabung penampung dibaca. Selanjutnya ke dalam labu dimasukkan 5 gram serbuk simplisia lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mendidih, kecepatan tetesan diatur yaitu 2 tetesan per detik sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes per detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penampung dibiarkan dingin sampai sama dengan suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air di dalam bahan yang diperiksa WHO, 1992.

3.6 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol bunga Universitas Sumatera Utara 43 kecombrang meliputi pemeriksaan senyawa golongan flavonoid, tanin, steroidatriterpenoida, dan minyak atsiri.

3.6.1 Pemeriksaan Flavonoid

Sebanyak 10 g sampel kemudian ditambahkan 100 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, filtrat yang diperoleh kemudian diambil 5 ml lalu di tambahkan 0,1 g serbuk Mg dan 1 ml HCl pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok, dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.

3.6.2 Pemeriksaan Tanin

Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 ttes pereaksi besi III klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Farnsworth, 1966.

3.6.3 Pemeriksaan SteroidaTriterpenoida

Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap, dan pada sisanya ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann- Bourchardad. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Farnsworth, 1966.

3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang Nicolaia speciosa

Horan Secara Maserasi Sebanyak 750 g simplisia dimasukkan ke dalam wadah gelas berwarna gelap tuangi dengan 75 bagian cairan penyari etanol 80 tutup, biarkan selama Universitas Sumatera Utara 44 5 hari dan terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring Depkes, 1979. Filtrat diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40°C sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian freeze dryer pada suhu - 40°C. Pembuatan ekstrak dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 29.

3.8 Isolasi Minyak Atsiri

Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan metode penyulingan air. Penyulingan dilakukan dengan menggunakan alat destilasi air terhadap serbuk bunga kecombrang. Caranya : sebanyak 100 gram bunga kecombrang yang telah diserbukkan dimasukkan ke dalam labu alas bulat berleher panjang 1 liter yang telah dirangkai dalam perangkat alat destilasi air. Destilasi dilakukan selama 4 jam. Destilat ditampung dan dipisahkan bagian minyak atsirinya. Minyak atsiri yang diperoleh ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat dan didiamkan selama 12 jam. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna coklat.

3.9 Sterilisasi Alat dan Bahan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

10 75 66

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Dari Tumbuhan Pacar Air (Impatiens balsamina L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis DAN Pseudomonas aeruginosa

17 134 75

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Formulasi Sediaan Krim Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Dan Aktivitasnya terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis Dan Pseudomonas aeruginosa

36 195 107

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli

23 109 87

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15