Lokasi dan Waktu Penelitian Alat-Alat Pemeriksaan Kuantitatif .1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan utama untuk memberikan uraian tentang kandungan mineral kalsium dan magnesium dalam cacing tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus.

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi USU, Laboratorium Taksonomi Hewan Biologi FMIPA USU dan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan pada bulan Desember 2010–Februari 2011. 3.2 Bahan-Bahan Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis keluaran E. Merck kecuali disebutkan lain yaitu asam nitrat 65 bv, asam sulfat, etanol 96, natrium hidroksida, kuning titan, ammonium hidroksida, dinatrium hidrogen fosfat, ammonium oksalat, ammonium klorida, larutan standar kalsium 1000 mcgml, larutan standar magnesium 1000 mcgml, akuabides IKA .

3.3 Alat-Alat

Spektrofotometer Serapan Atom GBC Avanta Σ, Australia lengkap dengan dengan lampu katoda Ca dan Mg, neraca analitik BOECO, Germany, hot plate FISONS, kertas saring Whatman no. 42, spatula dan alat–alat gelas Pyrex. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan Asam Nitrat 5 N Larutan asam nitrat 65 bv sebanyak 349 ml diencerkan dengan air suling hingga 1000 ml Ditjen POM, 1979.

3.4.2 Larutan Asam Sulfat 10 vv

Ditambahkan secara hati-hati 57 ml asam sulfat 98 bv ke dalam lebih kurang 100 ml air, dinginkan hingga suhu kamar dan encerkan dengan air hingga 1000 ml Ditjen POM,1995.

3.4.3 Larutan Natrium Hidroksida 1 N

Dilarutkan 4 gram natrium hidroksida dengan sejumlah akuades bebas CO 2 dan diencerkan dengan akuades sampai 100 ml Ditjen POM, 1979.

3.4.4 Kuning Titan 0,1 bv

Kuning titan 0,1 gram dilarutkan dalam 100 ml air suling. 3.4.5 Larutan Ammonium Oksalat 3,5 bv Larutan ammonium oksalat dibuat dengan cara melarutkan 3,5 gram ammonium oksalat dalam 100 ml air suling Ditjen POM, 1995.

3.4.6 Larutan Ammonium Hidroksida 25 vv

Ammonium hidroksida sebanyak 7,4 ml diencerkan dalam 100 ml air suling Ditjen POM, 1995.

3.4.7 Larutan Dinatrium Hidrogen Fosfat 1 N Dinatrium hidrogen fosfat

dibuat dengan cara melarutkan 12 gram dinatrium hidrogen fosfat dalam 100 ml air suling Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3.4.8 Larutan Ammonium Klorida 0,1 N Larutan ammonium klorida dibuat dengan cara melarutkan 3,15 gram ammonium klorida dalam 1000 ml air suling Ditjen POM, 1979. 3.5 Rancangan Penelitian 3.5.1 Sampel 3.5.1.1 Identifikasi Sampel Sampel diidentifikasi oleh Bagian Taksonomi dan Ekologi Hewan Fakultas MIPA Biologi Universitas Sumatera Utara, Medan. Hasil identifikasi spesies sampel yang akan dianalisis adalah: 1. Drawida sp 2. Megascolex sp 3. Pontoscolex corethrurus

3.5.1.2 Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu metode pengambilan sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti Sudjana, 2002. Dari beberapa lokasi yang di survei, maka sampel diambil dari tanah tempat penumpukan sampah dan tanah pekarangan.

3.5.2 Penyiapan Sampel

Cacing segar jenis drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus dibersihkan dari kotoran dengan air mengalir hingga air cucian bersih dari pengotoran, kemudian dibilas dengan akuabides. Lalu cacing yang telah dicuci dikeringkan di oven pada suhu 100°C sampai cukup kering untuk dapat digerus, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lalu dihaluskan dalam lumpang sampai homogen. Diperoleh bubuk cacing drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus. 3.5.3 Prosedur Destruksi Basah dan Pembuatan Larutan Sampel Timbang ± 1 gram bubuk cacing, tambahkan 5 ml asam nitrat 65 bv lalu didiamkan selama 24 jam, kemudian sampel dipanaskan di atas hotplate pada temperatur sekitar 100 °C sampai mengering. Tambahkan asam nitrat 65 bv sebanyak 7 ml hingga larutan berwarna kuning jernih. Kemudian dipindahkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan volumenya ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides, lalu disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, filtrat pertama dibuang sebanyak 2 ml untuk menjenuhkan kertas saring. Kemudian filtrat selanjutnya ditampung dalam botol dan digunakan sebagai larutan sampel. Larutan ini digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom Haswell, 1991. 3.6 Pemeriksaan Kualitatif 3.6.1 Pemeriksaan Kualitatif untuk Kalsium 3.6.1.1 Uji Kristal Kalsium dengan Asam Sulfat Larutan zat diteteskan 1-2 tetes pada object glass kemudian ditetesi dengan larutan asam sulfat dan etanol 96 akan terbentuk endapan putih lalu diamati di bawah mikroskop. Jika terdapat kalsium akan terlihat kristal berbentuk jarum Vogel, 1990. 3.6.1.2 Reaksi Kualitatif dengan Larutan Ammonium Oksalat Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, ditambahkan 1 ml ammonium oksalat. Dihasilkan endapan putih Vogel, 1990. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Pemeriksaan Kualitatif untuk

Magnesium 3.6.2.1 Reaksi Kualitatif dengan Larutan Kuning Titan Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, ditambah 5-6 tetes natrium hidroksida dan 3 tetes pereaksi kuning titan. Dihasilkan endapan merah Vogel, 1990.

3.6.2.2 Reaksi Kualitatif dengan Larutan Dinatrium Hidrogen Fosfat

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, ditambah 5-10 tetes dinatrium hidrogen fosfat dan ditambah 7-10 tetes larutan ammonium klorida serta 7 tetes ammonium hidroksida . Dihasilkan endapan putih kekuningan Vogel, 1990. 3.7 Pemeriksaan Kuantitatif 3.7.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi

3.7.1.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Kalsium

Larutan standar kalsium 1000 μgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, ditepatkan sampai garis tanda dengan ak uabides konsentrasi 100 μgml. Larutan standar kalsium 100 μgml untuk pembuatan larutan kurva kalibrasi dipipet sebanyak 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml dari larutan baku 100 μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides, diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,5 μgml; 1,0 μgml; 2,0 μgml; 3,0 μgml dan 4,0 μgml lalu diukur pada panjang gelombang 422,7 nm. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.7.1.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Magnesium

Larutan standar magnesium 1000 μgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides konsentrasi 100 μgml. Larutan standar magnesium 100 μgml untuk pembuatan larutan kurva kalibrasi dipipet 0,3 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml dan 4,0 ml dari larutan baku 100 μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5 N, kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan akuabides, diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,3 μgml; 1,0 μgml; 2,0 μgml; 3,0 μgml dan 4,0 μgml lalu diukur pada panjang gelombang 202,6 nm.

3.8 Penetapan Kadar Kalsium dan Magnesium Dalam Sampel