Skala Perilaku ™ Tujuan Penilaian

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 49 ™ Instrumen Penilaian no Instrumen Penilaian SS SR JR KK TP 1 Bersyukur atas segala karunia yang telah diterima melalui doa atau sembahyang. 2 Menghargai setiap pemberian orang tua dengan mengucapkan terima kasih dengan baik. 3 Belajar dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 4 Merapikan semua peralatan dan perlengkapan sekolah dan perlengkapan pribadi dengan baik. 5 Menjaga kesehatan dengan cara hidup teratur menjada keseimbangan antara kegiatan belajar, bermain, dan istirahat. ™ Pedoman Penskoran Poin Pernyataan positif mengarahkan pada perilaku dengan kecenderungan selalu atau sering dilakukan, maka penskoran sebagai berikut: poin 4 jika pilihan : Selalu poin 3 jika pilihan : Sering poin 2 jika pilihan : Jarang poin 1 jika pilihan : Kadang-kadang poin 0 jika pilihan : Tidak pernah nilai Nilai diperoleh dari: Jumlah skor di bagi jumlah instrumen soal 50 | Buku Guru kelas X SMASMK

Bab 2 Hakikat dan Sifat Dasar Manusia

B Aspek B Peta Konsep Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 51

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran bab kedua, peserta didik diharapkan mampu: 1. Menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk termulia. 2. Menjelaskan tentang sifat dasar kodrat manusia. 3. Menjelakan mengapa manusia dapat berbuat tidak sesuai dengan kodrat alaminya.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Mengamati:

Pada langkah mengamati, guru dapat mempersiapkan objek dalam bentuk benda atau fenomena yang relevan dengan tema pembelajaran seperti: Mengamati perilaku manusia dalam kaitannya sebagai makhluk yang termulia.

2. Menanya:

Memancing peserta didik untuk mempertanyakan dan menganalisis, bisa dengan cara memberikan informasi yang tidak lengkap yang relevan dengan tema pembelajaran. Mis. Menanyakan alasan mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk termulia dari makhluk citaan-Nya yang lain.

3. EksperimenEksplorasi:

− Menginventaris ayat suci yang berkaitan dengan sifat dasar manusia. − Mengungkapkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sifat dasar manusia adalah baik. − Mencari faktor-faktor penyebab manusia dapat berbuat tidak baik tidak sesuai dengan kodrat alaminya.

4. Mengasosiasi:

Memberikan potongan informasi untuk digali lebih lanjut, atau dengan memberikan pertanyaan tentang keterkaitan antarmateri sehingga peserta didik mencoba mengasosiasikan, seperti: − Menghubungkan antara kebiasaan, pola asuh, lingkungan, dan pendidikan terhadap karakter seseorang.

5. Mengomunikasikan:

− Mengungkapkan contoh-contoh perbuatan baik yang merupakan dorongan dari sifat dasar Watak Sejati. − Mengungkapkan tentang fungsi atau manfaat dari nafsu daya hidup jasmani, dan bagaimana mengendalikannya terkait dengan kekuatan Watak Sejati xing yang dimiliki manusia. − Mengungkapkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi manusia berbuat tidak sesuai dengan kodrat alaminya.

C. Ringkasan Materi

1. Manusia Makhluk Termulia

Xunzi, salah seorang ilsuf Neo Confusianisme mengatakan: ”Air dan api punya Qi tetapi tidak punya kehidupan. Rumput dan pohon hidup, tetapi tidak punya perasaan. Hewan dan unggas punya perasaan, tetapi tidak tahu kebenaran. Manusia punya Qi, punya nyawa, punya perasaan dan tahu akan kebenaran, termulialah dia. Tenaga tak sebanding kerbau, lari tak secepat kuda, tetapi kerbau dan kuda dipakai oleh manusia. 52 | Buku Guru kelas X SMASMK Kata-kata Xunzi menyiratkan makna bahwa manusia bukanlah hewan yang sedang dalam proses evolusi seperti yang diteorikan oleh Darwin, bukan juga hewan yang harus digembalakan, juga bukan hewan politik seperti yang dikatakan oleh Aristoteles. Manusia diciptakan Tian melalui kedua orang tua. Maka, secara jasmani, manusia menerima hidup dari atau melalui perantara ayah dan ibu. Namun, manusia tidak hanya sekadar memiliki jasmani daya hidup jasmaninyawa, Tian melengkapinya dengan roh daya hidup rohani. Dalam tradisi ilsafat dan agama, baik Barat maupun Timur, diketahui bahwa manusia merupakan makhluk multidimensi. Manusia memiliki empat dimensi dasar, yaitu: 1 dimensi Fisik : tubuh Psikomotorik 2 dimensi Intelektual : pikiran Kognitif 3 dimensi Emosional : hati Afektif 4 dimensi Rohani : jiwa Spiritual Keempat dimensi ini mencerminkan empat kebutuhan dasar hidup manusia, yaitu: 1. kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup survival 2. kebutuhan untuk belajar improvement 3. kebutuhan untuk mencintai dan dicintai kasih sayang 4. kebutuhan untuk meninggalkan nama baik eksis

a. Dua Unsur nyawa dan Roh Gui Shen

Berdasarkan prinsip Yin - Yang, bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan kehidupan ini selalu dengan dua unsur yang berbeda, tetapi saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Yin-Yang, negatif-positif, wanita-pria, bumi-langit, malam-siang, kanan-kiri, dan seterusnya. Dalam diri manusia, Tuhan memberkahinya dengan dua unsur: nyawa dan roh. Maka diyakini, bahwa manusia adalah makhluk termulia di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Karena selain memiliki nyawa daya hidup jasmani, manusia juga memiliki roh daya hidup rohani. Roh atau daya hidup rohani di dalamnya bersemayan “Xing” atau Watak Sejati sebagai Firman Tuhan atas diri manusia, yang mengandung benih-benih kebajikan, yaitu: Ren, Yi, Li, Zhi. Watak sejati inilah yang menjadi benih suci sehingga manusia berkemampuan untuk berbuat bajik dan sekaligus menjadi tanggung jawab manusia untuk menggemilangkannya sehingga menjadi tetap baik sampai pada akhirnya sesuai irman-Nya. Nyawa atau daya hidup jasmani Jing di dalamnya terkandung daya rasa atau ’nafsu’ yang merupakan kekuatan bagi manusia untuk melangsungkan hidupnya. Daya rasa atau ‘nafsu’ itu adalah: Xi, Nu, Ai, Le. Tanpa keempat daya rasa ini, manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Maka, baik daya hidup rohani Xing ataupun daya hidup jasmani Jing merupakan dua unsur penting yang dimiliki oleh manusia.

b. Watak Sejati Xing sebagai Daya Hidup Rohani

Ajaran Khonghucu Ru Jiao meyakini bahwa pada dasarnya, sifat manusia itu asalnya baik, suci murni. Tuhan Yang Maha Esa sebagai Khalik pencipta dengan sifat-sifat kebajikan Yuan, Heng, Li, dan Zhen, menjadikan manusia memperoleh percikan kebajikan-Nya sebagai Firman yang berada pada diri setiap manusia. Percikan kebajikan Tuhan dalam diri manusia itu berupa Xing Watak Sejati yang di dalamnya terkandung benih-benih kebajikan, yaitu: Ren, Yi, Li, Zhi. “Firman Tuhan itulah dinamai Watak Sejati Xing, hidupberbuat mengikuti Watak Sejati itulah dinamai menempuh Jalan Suci, bimbingan menempuh Jalan Suci itulah dinamai agama.” Zhongyong. Bab Utama Pasal 1. Keempat benih kebajikan inilah yang menjadi