Teori Semiotik Saussure Landasan Teori 1 Musik

23 mengungkapkan ide atau gagasan tersebut ke dalam sebuah ungkapan expression yang dituangkan dalam lirik-lirik lagu yang penuh makna. Berlandaskan teori idensional, peneliti berusaha untuk melakukan pemaknaan terhadap lirik lagu “Untuk Kita renungkan”.

2.1.8 Teori Semiotik Saussure

Semiotik adalah ilmu tanda; istilah tersebut berasal dari Yunani Semeion yang berarti “tanda”. Tanda terdapat dimana-mana : kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Bidang kajian semiotik adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam tanda teks yang berperan membimbing pembacanya agar bisa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya Komaruddin Hidayat dalam Sobur, 2001:106. Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan pendekatan para filolog abad ke 19. Bukannya mengkaji linguistik secara historis- berdasarkan garis diakronik, yaitu kajian yang melihat perubahan pada bahasa dalam satu kurun waktu tertentu – Saussure justru mengembangkan linguistik sinkronik. Dia mempresentasikan analisis bahasa secara umu, sebuah kajian tentang prasyarat keberadaan dari sembarang bahasa. Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi dyad. Sisi pertama disebutnya dengan petanda signifier. Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini muncul dari getaran pita suara yang tentu saja bersifat material. Wilayah perhatian Saussure Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal ini dia mengikuti tradisi teorisasi tanda-tanda “konvensional”. Sisi kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda adalah apa yang disebut Saussure sebagai penanda signified. Penanda merupakan konsep mental dari penanda tersebut. Kesatuan antara penanda dan petanda membawa Saussure untuk menawarkan diagram berikut : Sign Composed of Signification Signifier Signified External physical plus mental reality of existence concept meaning Of the sign Gambar 2.2. Diagram Semiotik Saussure 1990:44 Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna konsep material, artinya apa yang dapat dikatakan, ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia Fiske, 1990 : 44. Tegasnya, Saussure meyakini bahwa proses komunikasi melalui bahas juga melibatkan pemindahan isi kepala : tanda-tanda membentuk kode atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 sirkuit yang menghubungkan dua individu agar membuka isi kepala masing- masing. Selain itu Saussure juga meletakkan dasar perbedaan antara langue dan parole sebagai dua pendekatan linguistik Sobur, 2001:111. Langue adalah sistem pembendaan diantara tanda-tanda. Dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari yang menyimpan semua kemungkinan tanda yang dapat digunakan oleh semua masyarakat. Kita dapat mengambil tanda-tanda tersebut, satu demi satu untuk mengostruksi sebuah parole ekspresi kebahasaan, wicara tertentu. Ciri dasar lain langue adalah terdapat dua bentuk di dalam hubungan dan perbedaan antara unsur-unsur bahasa berdasarkan kegiatan mental manusia. Di satu sisi dalam suatu wacana, kata-kata bersatu demi suatu kesinambungan tetentu yang ditunjang oleh keluasan. Hubungan demikian disebut sintagma kumpulan tanda yang berurut secara logis. Dalam suatu sintagma suatu istilah kehilangan valensinya karena istilah itu dipertentangkan dengan istilah lain yang mendahului dan mengikutinya atau dengan kesamaan berasosiasi dalam ingatan yang membentuk kelompok-kelompok tempat berbagai hubungan berkuasa. Hubungan ini disebut oleh Saussure sebagai hubungan asosiatif atau paradigmatik. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan metode semiotik Pierce karena peneliti tidak banyak menemukan hampir tidak ada simbol-simbol dalam lirik lagu yang diteliti, namun menggunakan metode semiotik Saussure dengan melihat sistem hubungan penanda dan pertanda melalui tanda-tanda tulisan berupa teks lirik yang berbentuk kata dan rangkaiannya dalam kalimat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26

2.1.9 Signifier dan Signified