Lagu dan Lirik Lagu

15

2.1.5 Lagu dan Lirik Lagu

Peranan dan kedudukan lagu adalah penting dalam rangka sosialisasi ide dan gagasan dalam tradisi kebudayaan. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang ahli psikologi Indonesia, menyatakan bahwa musik, lagu dan senandung adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh hidup manusia, sejak dari buaian sampai akhir khayat, secara universal dihampir semua lapisan sosial dan di berbagai kebudayaan, manusia mengenal musik dan lagu menurut caranya masing-masing. Sementara Perry Savitri, 1991:3 juga menyebutkan bahwa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kemanusiaan sendiri, musik dan lagu hadir dan disukai manusia secara kodrati. Para ahli menyebutkan inherent merit yang memperkaya khasanah dan mempermudah kebudayaan manusia. Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah muncul sejak mulai setelah merebut kemerdekaan. Pada perubahan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu masih dilakukan yang dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisi-komposisi lagu terhadap puisi-puisi yang terlebih dahulu diciptakan oleh penyair terpandang Rachmawati, 2000:42. Usaha dilakukan kembali pada paruhan pertama dasawarsa 1970-an. Pada saat mulai dilegitimasi bahwa syair dan lagu tersebut disebut sebagai lirik lagu, musikalisasi ini telah terjadi kembali. Salah satu contoh adalah Bimbo yang sering melakukan kerjasama dengan penyair terkenal diantaranya Taufik Ismail, Ramadhan K.H. dan Wing Kardjo. Upaya yang dilakukan Bimbo ini disambut oleh beberapa kelompok musik, terutama dari Bandung yang kemudian mencoba untuk memusikalisasi puisi-puisi karya Gunawan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 Muhammad, Abdul Hadi W.M, Sapardi Joko Darmono, dan bahkan puisi karya pelukis Jeihan. Musikalitas syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun 1950-an itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang tidak bisa menunggu lama. Pada saat itu para komponis diharapkan mampu menciptakan sebuah lagu yang diibaratkan seperti kue, dapat dibeli dengan harga murah dan dapat dinikmati selagi hangat, ini menyebabkan karya para pemusik pun tergesa- gesa sehingga menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu untuk mempersembahkan sebuah karya yang murni dan melodis. Selain itu terdapat persoalan teknis, seperti persewaan studio yang mahal makin memaksa mereka menciptakan karya yang asal jadi. Seringkali mereka hanya mengadaptasi kata-kata dari lagu pop Amerika mengenai cinta yang dicerna oleh komponis Indonesia. Padahal lirik Amerika sering sendiri sering mendapat kecaman antara lain dikatakan bahwa lirik lagu Amerika tidak jelas, dumb , vulgar, cheap, degrading, uninspired Rosidi, 1995:8. Lirik lagu pada perkembangannya akhirnya mulai meninggalkan kebiasaan mengadaptasi lirik lagu luar negeri,walaupun tidak benar-benar meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai menciptakan lirik-lirik lagu populer berdasarkan fenomena sosial yang sedang terjadi disekitarnya, walaupun sebagian besar masih bertemakan cinta dengan segala dukanya. Pada masa ini oleh masyarakat, musik populer diberi arti : musik yang mudah diterima oleh kebanyakkan orang dan untuk karenanya masyarakat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 banyak yang menyukainya Sumaryo dalam Setianingsih, 2002 : 27. Beberapa jenis musik yang didasarkan pada manfaat agar diketahui lebih dalam adalah : 1. Musik Klasik : Ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi pula pada mana ataupun istilah lain. Ada tiga tafsiran mengenai musik klasik yang sering digunakan. a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang dibuat atau diciptakan jauh dimasa lalu, tetapi disukai, dimainkan, dan diminati orang sepanjang masa sampai sekarang. b. Kedua : Musik klasik ialah jenis musik yang lahir atau diciptakan oleh komponis-komponis pada masa klasik, yaitu masa sekitar tahun 1750-1800. c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat pada masa sekarang, tetapi mengambil gaya corak, ataupun teknik yang terdapat pada musik klasik dari pengertian pertama dan kedua. 2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans, Amerika Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan antara teknik dan peralatan musik Eropa khususnya Prancis, dengan irama bangsa negro asal Afrika Barat, di perkebunan-perkebunan Kapas New Orleans Selatan. 3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini dipergunakan peralatan dan penandaan musik Barat, yang dimainkan dan dinyanyikan dengan gaya musik tradisi kita yang sudah ada sebelumnya. Misal : permainan alat penumbuk padi, kentingan, angklung, dan lain-lain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 4. Musik Populer : Jenis musik yang selalu memasukkan unsur-unsur ataupun cara-cara yang sedang disukai, atau diharapkan akan disukai oleh pendengar dewasa ini. Tujuannya adalah memperoleh ledakan popularitas sebesar mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau tiga tahun kemudian tak ada lagi yang bisa mendengarkannya. Musik populer merupakan suatu bidang yang mempunyai perkembangan tersendiri. Sifat- sifat perkembangannya itu kadang-kadang menuju kearah perkembangan artistik musikal; tapi yang masih mendapat simpati dari masyarakat banyak. Meski disebut musik populer, dari pemain-pemainnya tetap diminta syarat-syarat musikalitas. Makin tinggi nilai musikalitasnya, makin baik. Pemain musik populer tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti pemain musik seriosa. Yang dimaksud ‘tegang’ disini ialah suatu rasa tekanan atau ketegangan mental, yang disebabkan anatara lain adanya konsentrasi yang penuh agar dapat memainkan musiknya sebaik-baiknya Sumaryo dalam Rachmawati, 2000:29. Akan tetapi, suatu gejala yang menggembirakan adalah kenyataan, bahwa ada beberapa orkes populer yang biasa disebut band, meskipun anggota- anggotanya berpakaian aneh-aneh, tapi cenderung untuk tetap menjaga selera artistik didalam menghidangkan permainannya. Itulah sebabnya mengapa ada yang menganggap perlunya membuat piringan hitam merupakan salah satu unsur penting untuk menambah penggarapan musikal dalam band-band populer. Karena pertunjukkan unsur-unsur yang non musikal seperti berpakaian yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 aneh-aneh dan gerak-gerik yang ingin menarik perhatian publik hanyalah dekor belaka, yang secara organis tidak ada hubungannya dengan musik itu sendiri. Band musik populer, disingkat pop. Bentuknya berganti-ganti terus menurut jamannya. Kalau dalam tahun 1930-an yang dinamakan band populer itu berbentuk jazz atau orkes hawaian, pada waktu sekarang band yang populer sebagian besar alat-alatnya sendiri dari gitar elektris, lengkap dengan pengeras suaranya. Rachmawati, 2000:30. Meskipun bentuk band populer berganti-ganti, prinsip permainannya tidak banyak yang berubah. Pemain yang penting dalam band-band populer harus kuat didalam hal improvisasi. Dalam arti, menghidangkan sebuah improvisasi bebas dalam batas-batas pola tertentu. Pola-pola tetap sama, yaitu perkembangan akor melodi asli dalam lagu tersebut. Pemain band populer sekarang pada umumnya terdiri dari yang paling sedikit empat orang pemain, yaitu seorang pemain gitar melodi, seorang pemain gitar yang memetik iringan harmoninya, seorang lagi sebagai pemain gitar bas, dan seorang lagi pemain drum. Pemain-pemain ini masih bisa ditambah lagi dengan pemain instrument yang lain, tergantung kebutuhan. Dari beberapa ciri musik populer diatas, maka penyanyi Ebiet G. Ade termasuk penyanyi yang memiliki ciri-ciri penyanyi musik populer, disingkat penyanyi musik populer karena melihat karakter lagu “Untuk Kita Renungkan” yang diciptakan sendiri oleh Ebiet G. Ade, karena mudah diterima dan disukai oleh masyarakat dan di dalam lagu tersebut mengandung makna pesan yang sangat bermanfaat bagi setiap kehidupan setiap manusia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20

2.1.6 Makna dan Pemaknaan