6
1.2.2. Bangunan, Perlengkapan, Perbekalan Farmasi dan Personalia Apotek 1.2.2.1. Bangunan
Bangunan Apotek Merah memiliki ukuran 3,6 X 10 meter, yang terdiri dari ruang konsultasi apoteker, ruang administrasi, ruang penerimaan dan
penyerahan resep, ruang peracikan, ruang pencucian dan kamar kecil, serta ruang tunggu. Selain itu bangunan juga dilengkapi dengan papan nama, penerangan,
sumber air yang memenuhi persyaratan, ventilasi, dan sanitasi yang mendukung. Dengan ukuran tersebut, tata letak
layout
bangunan didesain sedemikian rupa untuk menunjang kelancaran operasional dan mempermudah kontrol atau
evaluasi terhadap kinerja karyawan. Jika dibandingkan dengan apotek atau pesaing lainnya ukuran bangunan Apotek Merah lebih kecil dan kurang terlihat
dengan jelas dari jalan raya. Rata-rata ukuran minimal bangunan apotek dan toko modern yang menjadi pesaing Apotek Merah memiliki ukuran 10 X 10 meter
dengan papan nama dan penerangan yang terlihat jelas. Oleh karena itu keterbatasan ukuran bangunan apotek ini menjadi salah satu alasan utama Apotek
Merah akan pindah lokasi.
1.2.2.2. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan apotek digunakan untuk memperlancar pelaksanaan operasional dan pelayanan kefarmasian bagi pasien dan konsumen. Perlengkapan
apotek terdiri dari: 1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan obat seperti alat-alat gelas dan
timbangan. Alat-alat ini dipergunakan untuk mempersiapkan pelayanan resep, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
khususnya resep racikan dalam membuat atau mengolah bahan baku obat menjadi obat jadi yang siap digunakan oleh pasien.
2. Alat penyimpan perbekalan farmasi seperti almari dan rak etalase untuk menyimpan obat dan alat kesehatan. Selain itu apotek juga diwajibkan
memiliki almari penyimpanan narkotika dan psikotropika yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misalnya almari harus memiliki 2 pintu dan di baut
dengan lantai atau tembok bangunan. 3. Wadah, etiket dan pembungkus yang digunakan untuk mengemas obat, baik
obat jadi maupun racikan. Etiket berisi informasi mengenai tata cara penggunaan obat dan kapan obat tersebut harus diminum. Etiket obat terdiri
dari etiket putih untuk obat-obatan yang diminum obat dalam dan etiket biru untuk obat luar atau obat yang dioleskan di kulit.
4. Peralatan administrasi seperti blangko surat pesanan obat SP, blangko surat pesanan narkotika dan psikotropika, salinan resep, kwitansi, formulir laporan
narkotika, psikotropika dan obat generik. Untuk blangko SP narkotika dan psikotropika ada ketentuan dan persyaratan yang diatur dalam Peraturan
Kementrian Kesehatan RI seperti SP narkotika harus rangkap 5 dengan ketentuan jumlah obat yang dipesan hanya boleh 1 item obat narkotika dan
untuk SP psikotropika harus rangkap 2 dengan ketentuan jumlah obat yang boleh dipesan adalah maksimal 5 item dalam setiap SP psikotropika.
5. Buku-buku standar yang diwajibkan seperti Farmakope Indonesia, kumpulan peraturan perundangan yang berhubungan dengan apotek, Indeks Spesialite
Obat ISO, Daftar Obat Esensial Nasional DOEN,
Indonesia Index Medical
8 Specialities
IIMS. Buku-buku tersebut dipergunakan untuk menunjang pelayanan informasi obat kepada pasien atau konsumen pada saat
pendistribusian obat dan alat kesehatan alkes.
1.2.2.3. Perbekalan Farmasi