Gambar 9. Perbandingan kontrol
olive oil
jam ke-0 dan jam ke-48 pada
kreatinin serum tikus putih jantan Wistar
2. Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kontrol nefrotoksin digunakan untuk mengetahui pengaruh induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB terhadap sel ginjal tikus. Pengaruh tersebut
ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin serum. Uji ini dilakukan dengan cara menginjeksi tikus dengan menggunakan karbon tetraklorida dosis 2
mLkgBB pada tikus secara intraperitonial. Konsentrasi karbon tetraklorida yang digunakan sebesar 50 dengan
olive oil
sebagai pelarutnya. Setelah pemejanan karbon tetraklorida tersebut, dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-48 setelah
pemejanan. Kemudian serum yang diperoleh diukur nilai kreatinin serumnya. Hasil dari pengukuran ini terlihat pada tabel VII. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum. Peningkatan kadar kreatinin serum tersebut secara statistik memberikan perbedaan
bermakna p 0,05 terhadap semua kelompok perlakuan penelitian, baik kelompok perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji
persea americana
Mill., kontrol negatif
olive oil
, kontrol EMBPA. Hal ini berarti karbon tetraklorida 2 mLkgBB dapat digunakan sebagai senyawa nefrotoksin.
3. Kontrol ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. dosis 350
mgkgBB
Penggunaan kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. Kelompok III adalah untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak metanol- air biji
Persea americana
Mill. terhadap fungsi ginjal tikus. Pada kelompok kontrol, perlakuan dilakukan tanpa induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB. Dosis
ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. yang digunakan sebesar 350 mgkgBB. Besar dosis sama dengan dosis ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill yang digunakan pada kelompok perlakuan uji waktu nefroprotektif ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. secara jangka pendek. Pemberian ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill juga dilakukan secara oral. Sedangkan untuk selang waktu yang digunakan adalah selang waktu
terbesar yang digunakan pada penelitian ini, yaitu selama 6 jam. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji
One Way Anova
yang dilanjutkan dengan uji
Scheffe
. Hal ini dikarenakan data memiliki distribusi yang normal pada tiap kelompoknya dan memiliki variansi
yang sama antar kelompok. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai kreatinin serum kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. memberikan perbedaan tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif
olive oil
tetapi memberikan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol karbon
tetra klorida. Nilai kreatinin kelompok kontrol ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. juga masih berada pada rentang kondisi normal 0,2-0,8 mgdL. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol-air biji
Persea americana
Mill. tidak mempengaruhi kondisi ginjal tikus karena tidak adanya peningkatan kadar kreatinin yang melebihi kondisi normal.
4. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air biji