Pembukuan kodiikasi Al Quran

61 Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013

3. Prestasi Besar a. Pembebasan dan Perluasan Wilayah

Pada periode ini, seluruh Khurasan berhasil ditaklukkan. Demikian pula Afrika sampai Andalusia. Negeri-negeri Khurasan ditaklukkan pada tahun ke-30 Hijriah sehingga banyak terkumpul infaq penghasilan dan harta dari berbagai penjuru. Allah memberikan karunia yang melimpah dari semua negeri kepada kaum Muslimin. Pada ttahun 32 Hijriah, Abbas bin Abdul Muththalib, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, dan Abu Darda’ wafat. Orang -orang yang pernah menjabat sebagai hakim negeri Syam sampai saat itu ialah Mu’awiyah, Abu Dzar bin Jundab bin Junadah al- Ghiffari, dan Zaid bin Abdullah. Pada tahun ke-33 Hijriah, Abdullah bin Mas’ud bin Abi Sarh menyerbu Habasyah.

b. Pembukuan kodiikasi Al Quran

Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al Quran dalam satu mushaf. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan terjadi perluasan wilayah Islam di luar Jazirah Arab sehingga menyebabkan umat Islam bukan hanya terdiri dari bangsa Arab saja ‘ Ajamy. Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al-Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa Arab. Fenomena ini ditangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan Muslim yang bernama Hudzaifah bin Al-Yaman. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam sekarang Syiria mendapat misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan dan Irak menghadap Usman bin Affan dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi di mana terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan. Ia berkata : “Wahai Usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara bacaan Al-Quran, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga menyerupai kaum Yahudi dan Nasrani “. Lalu Usman bin Affan meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang dipegangnya untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman bin Affan yang anggotanya terdiri dari para sahabat di antaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al- ’Ash, Abdurrahman bin Al-Haris dan lain-lain. Kodiikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al-Quran ini terjadi pada tahun 25 H, Usman bin Affan berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada logat bahasa suku Quraisy karena Al-Quran diturunkan dengan gaya bahasa mereka. Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah. Selanjutnya Usman bin Affan memerintahkan untuk membakar setiap naskah- naskah dan manuskrip Al-Quran selain mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf. Buku Siswa Kelas X 62 Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai mushaf Al-Imam. Tindakan Usman bin Affan untuk menyalin dan menyatukan mushaf berhasil meredam perselisihan di kalangan umat Islam sehingga ia menuai pujian dari umat Islam baik dari dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu Bakar yang telah berjasa mengumpulkan Al Quran. Adapun tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm Al-Anbat ̣ tanpa harakat atau Syakl tanda baca dan Nuqath titik sebagai pembeda huruf.

c. Perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi