Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Uji Simultan Uji-F

Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa nilai kolerasi semua variabel independen dan pemoderasi dengan unstandardized residual yang signifikan lebih besar dari 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi maasalah heteroskedastisitas pada model regresi.

5.3.4 Uji Autokolerasi Hipotesis Kedua

Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.14. Tabel 5.14 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Kedua Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .765 a .586 .549 .39904953 2.023 a. Predictors: Constant, KA Z 2 , Tran.Hub. Istmw X 1 , DKI Z 1 , Manj Laba X 2 b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Sumber: Hasil Penelitian,2013 Data Diolah Berdasarkan tabel 5.14 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson DW sebesar 2,023. Sedangkan bila dilihat dari DW untuk 4 variabel independen dan pemoderasi k = 4 dan banyak data 50, untuk level signifikan 0,05, maka diperoleh DL sebesar 1,3779 dan DU sebesar 1,7214, sehingga DU D 4 – DU = 1,7214 2,023 4 – 1,7214, yang artinya tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, hasilnya keputusan tidak ditolak.

5.4 Pengujian Hipotesis

5.4.1 Uji Koefisien Determinasi Adjusted R

2 Universita Sumatera Utara Hasil uji statistik uji koefisien determinasi Adjusted R Square dapat dilihat pada tabel 5.15 Tabel 5.15 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .760 a .578 .560 .39412612 a. Predictors: Constant, Manj Laba X 2 , Tran.Hub. Istmw X 1 b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Y Sumber: Hasil Penelitian,2013 Data Diolah Berdasarkan tabel 5.15 menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,560 atau sebesar 56, berarti pengaruh variabel independen Transaksi hubungan istimewa X 1 dan manajemen laba X 2 terhadap variabel dependen Kinerja Keuangan Y. Sedangkan sisanya 44 dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Nilai R Square sebesar 0,578 atau 58 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen Transaksi hubungan istimewa X 1 dan manajemen laba X 2 terhadap variabel dependen Kinerja Keuangan Y adalah kuat karena diatas 50.

5.4.2 Uji Simultan Uji-F

Uji simultan Uji-F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen transaksi hubungan istimewa X 1 dan manajemen laba X 2 Universita Sumatera Utara terhadap variabel dependen Kinerja Keuangan Y secara bersama-sama. F tabel dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil statistik analisis secara simultan tercantum pada tabel 5.16. Tabel 5.16 Hasil Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.997 2 4.998 32.179 .000 a Residual 7.301 47 .155 Total 17.298 49 a. Predictors: Constant, Manj Laba X 2 , Tran.Hub. Istmw X 1 b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan Y Sumber: Hasil Penelitian,2013 Data Diolah Berdasarkan tabel 5.16 diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 32,179 sedangkan F tabel dengan nilai profitabilitas ὰ 5 sebesar 4,03. Dapat disimpulkan bahwa, 32,179 4,03 yang berarti H a 1 diterima. Sedangkan nilai profitabilitas Sig. Sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang menyatakan transaksi pihak hubungan istimewa X 1 dan manajemen laba X 2 secara simultan signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Y.

5.4.3 Parsial Uji-t

Dokumen yang terkait

Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

2 41 133

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

PENGARUH TRANSAKSI PIHAK-PIHAK ISTIMEWA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.

0 2 14

PENGARUH TRANSAKSI PIHAK-PIHAK ISTIMEWA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGARUH TRANSAKSI PIHAK-PIHAK ISTIMEWA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.

5 20 14

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI.

0 1 27

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 11

Pengaruh Transaksi Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 1 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Transaksi Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating p

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Transaksi Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bur

0 0 10

Pengaruh Transaksi Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 16