Pengawasan oleh Dewan Komisaris meliputi baik pengawasan atas kebijakan Direksi dalam melakukan pengurusan Perseroan Terbatas, serta jalannya
pengurusan tersebut secara umum – baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan. Pengawasan dan nasihat yang dilakukan Dewan Komisaris harus bertujuan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan. Kriteria Komisaris Independen secara rinci diatur dalam peraturan
Bapepam-LK yaitu : 1. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik
2. Tidak mempunyai saham Emiten atau Perusahaan Publik baik langsung maupun tidak langsung
3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Komisaris, Direksi dan Pemegang saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik
4. Tidak mempunyai hubungan usaha dengan Emiten atau Perusahaan Publik baik langsung maupun tidak langsung
2.1.2.2 Komite Audit
Badan Pengawasa Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK menerbitkan peraturan tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja
komit audit sebagai penyempurnaan peraturan sebelumnya. Menyatakan penyempurnaan peraturan itu dimaksudkan untuk meningkatkan independensi,
peran dan kewenangan Komite Audit dalam membantu pelaksanan tugas dan fungsi pengwasan dewan komisaris emiten atau perusahaan publik.
Universita Sumatera Utara
Peraturan dimaksud adalah Peraturan Nomor IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-643BL2012 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Penerbitan peraturan ini penyempurnaan sekaligus mencabut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-
29PM2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Peraturan tersebut memuat ketentuan umum,
struktur dan keanggotan, persyaratan keanggotaan, masa tugas, tugas dan tanggung jawab, wewenang, rapat, dan pelaporan komite audit, serta sanksi.
Peraturan ini juga memuat pengaturan sistem pelaporan terkait informasi pengangkatanpemberhentian komite audit kepada Bapepam-LK, yang juga wajib
dimuat dalam laman burs danatau laman emiten atau perusahaan publik. Komite Audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan
bahwa: 1. laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. 2. Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik.
3. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku.
4. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Disamping itu, Komite Audit juga bertugas memproses calon auditor
eksternal termasuk imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. Pedoman Good Corporate Governance tidak mengatur banyaknya
anggota Komite Audit dalam suatu perusahaan namun harus disesuaikan dengan kompleksitas Perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam
Universita Sumatera Utara
pengambilan keputusan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan
mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap
kelestarian lingkungan, Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen dan anggotanya dapat terdiri dari Komisaris dan atau pelaku profesi dari luar
perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan akuntasi dan atau keuangan.
Adapun persyaratan anggota Komite Audit menurut Pedoman Good Corporate Governance
di Negara-negara anggota ACMF The Asean Capital Market Forum
sebagai berikut : 1. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yang memadai sesuai latar belakang pendidikannya. 2. Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.
3. Memiliki kemampuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan .
4. Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai peraturan perundang- undangan dibidang pasar modal.
5. Salah satu anggota memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.
6. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Konsultan Hukum maupun Pihak lain yang memberikan jasa audit, non audit maupun jasa
konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat.
Universita Sumatera Utara
7. Tidak mempunyai hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua dengan Direksi, Komisaris dan Penegang saham Utama
Emiten maupun Perusahaan Publik. 8. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung mapun tidak langsung
dengan kegiatan usaha Emiten maupun Perusahaan Publik. 9. Tidak memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik baik langsung maupun
tidak langsung. 10. Bukan merupakan orang yang berwenang dan bertanggungjawab
merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Emiten maupun Perusahaan Publik dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat.
2.1.3 Manajemen Laba