Elemen-elemen Argumen Menurut Toulmin

dukungan maupun sanggahan semuanya harus diperkuat oleh alasan-alasan yang dapat dimengerti oleh orang lain atau logis dan rasional. Sebab tidak mungkin sebuah pernyataan posisi tanpa didukung oleh alasan-alasan yang logis dan rasional.

2.2.3 Elemen-elemen Argumen Menurut Toulmin

Menurut Toulmin, dkk. 1979: 25 six element these are 1 claim, 2 ground, 3 warrant, 4 backing, 5 modal qualifiers, and 6 possible rebuttals. These six kind of elements are, and how they are connected together. Ada enam elemen yang terdapat dalam sebuah argumen, enam elemen tersebut adalah 1 elemen pernyataan posisi, 2 elemen datafakta, 3 elemen jaminan, 4 elemen dukungan, 5 elemen modalitas, dan 6 elemen pengecualian. Elemen-elemen tersebut saling terkait satu sama lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai keenam elemen tersebut. 2.2.3.1 Elemen Pernyataan Posisi Claim Pernyataan posisi Claim merupakan elemen yang pertama dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 25 Claim. When we are asked to embark on an argument, there is always some “destination” we are invited to arrive at, and the first step in analyzing and critizing the argument is to make sure what the precise of the destination is. Pernyataan posisi Claim merupakan tujuan yang ingin dicapai ketika membuat sebuah argumen dan langkah pertama dalam menganalisis dan mengkritik argumen tersebut untuk memastikan tujuan apa yang paling tepat ketika menyampaikan sebuah argumen. Toulmin, dkk. 1979: 29 menyatakan bahwa elemen pertama yang bisa diidentifikasi dalam argumen apapun adalah elemen yang telah disebut sebagai pernyataan posisi Claim “The first element that we can identify in any argument, then, is the element we have been calling a claim. ” Toulmin, dkk. 1979: 31 juga berpendapat bahwa untuk menggambarkan secara umum agar dapat diterima dan relevan dengan fakta datafakta dimana pernyataan posisi Claim yang menjadi dasar pokok “to draw attention to the generally accepted and relevant facts Ground on which the claim is to be based. ” Berdasarkan paparan tersebut maka dapat diambil simpulan bahwa pernyataan posisi Claim adalah tujuan yang ingin dicapai oleh penulis ketika membuat sebuah argumen. Pernyataan posisi Claim juga disebut sebagai elemen dasar pokok. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen pernyataan posisi Claim dapat dilakukan dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Apa sebenarnya yang menjadi pernyataan posisi Anda?” What exactly are you claiming? pertanyaan tersebut merujuk kepada pengertian pernyataan posisi Claim. Menurut Rani, dkk. 2006: 40-41 pernyataan mengacu pada kemampuan penutur dalam menentukan posisi. Pernyataan adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur. Ada tiga macam pernyataan, yaitu a pernyataan tentang fakta, b pernyataan tentang nilai, dan c pernyataan tentang kebijakan. Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian pernyataan posisi Claim. Keduanya menyatakan bahwa pernyataan posisi Claim adalah tujuan yang ingin dicapai ketika menyampaikan suatu pernyataan. Adapun, perbedaan dari dua pendapat tersebut terletak pada tiga macam pernyataan yang dikemukakan oleh Rani,dkk. 2006: 40 —41, yaitu a pernyataan tentang fakta, b pernyataan tentang nilai, dan c pernyataan tentang kebijakan. Namun, pada penelitian ini lebih mengacu kepada pendapat Toulmin, dkk. 1979: 25 yang menyatakan bahwa Pernyataan posisi Claim merupakan tujuan yang ingin dicapai ketika membuat sebuah argumen dan langkah pertama dalam menganalisis dan mengkritik argumen tersebut untuk memastikan tujuan apa yang paling tepat ketika menyampaikan sebuah argumen. Berikut ini contoh elemen pernyataan posisi Claim. 2.2.3.2 Elemen DataFakta Ground Elemen datafakta merupakan elemen kedua dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 25 grounds having clarified the claim, we must consider what kind of underlying foundation is required if a claim of this particular kind is to be accepted and reliable. Elemen datafakta Ground merupakan pertimbangan terhadap dasar apa yang diperlukan ketika menjelaskan pernyataan posisi Claim sehingga pernyataan posisi Claim tersebut menjadi kuat dan dapat dipercaya. These grounds may comprice experimental observations, matters of common knowledge, statistical data, personal testimony, Nilai tersebut menandakan bahwa variabel ini tidak memengaruhi borrowing cash flow secara signifikan. Sumber: JAKI, 2013 previously established claims, or other comparable “factual data.” Datafakta Ground ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan pribadi, pernyataan posisi Claim yang ditetapkan sebelumnya, atau data faktual lain yang relevan. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen datafakta Ground dapat dilakukan dengan car a mengajukan pertanyaan, yaitu “Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi Claim ?” Menurut Rani, dkk. 2006: 40-41 alasan mengacu pada kemampuan penutur untuk mempertahankan pernyataannya dengan memberikan alasan-alasan yang relevan. Alasan adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan. Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data statistic, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemua alasan itu digunakan untuk mendukung pernyataan. Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian datafakta Ground. Keduanya menyatakan bahwa datafakta Ground adalah dasar apa yang memperkuat pernyataan posisi Claim. Perbedaan pendapat dari keduanya terletak pada alasan atau bukti pendukung. Rani, dkk. 2006: 41 Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data statistic, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Sedangkan menurut Toulmin, dkk. 1979: 25 datafakta Ground ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan pribadi, pernyataan posisi Claim yang ditetapkan sebelumnya, atau data faktual lain yang relevan. Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat Toulmin yang menyatakan bahwa elemen datafakta Ground merupakan pertimbangan terhadap dasar apa yang diperlukan ketika menjelaskan pernyataan posisi Claim sehingga pernyataan posisi Claim tersebut menjadi kuat dan dapat dipercaya. Datafakta Ground ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan pribadi, pernyataan posisi Claim yang ditetapkan sebelumnya, atau data faktual lain yang relevan. Berikut ini contoh elemen datafakta Ground. 2.2.3.3 Elemen Jaminan Warrant Elemen jaminan Warrant adalah elemen yang ketiga dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 26 warrants knowing a claim is founded is, however, only the first step toward getting clear about its solidity and reability. Jaminan adalah langkah pertama untuk memperjelas kekuatan sebuah pernyataan posisi. Selain itu, Toulmin juga berpendapat bahwa warrant will be needed if the step from ground to claim is to be trustwhorty. Langkah dari datafakta Ground menuju ke pernyataan posisi Claim agar dapat dipercaya membutuhkan jaminan Warrant. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat diambil simpulan bahwa Tabel 3 kolom 8 menunjukkan bahwa opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai terlibatnya auditor lain UQAO_AUD memiliki nilai prob t sebesar 0,163 untuk model 2a. Sumber: JAKI, 2013 jaminan adalah langkah pertama untuk memperkuat pernyataan posisi Claim dan sebagai jembatan yang menghubungkan datafakta Ground dengan pernyataan posisi Claim agar dapat dipercaya. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen jaminan Warrant dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan, yaitu “Apa yang menguatkan pernyataan posisi Claim dan menghubungkan datafakta Ground dengan pernyataan posisi Claim? ” Rani, dkk. 2006: 40-41 pembenaran mengacu pada kemampuan penutur dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan. Pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Pembenaran sebagai jembatan penghubung antara pernyataan dan alasan. Dengan alasan dan pernyataan, pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional. Persamaan dari dua pendapat di atas pada pengertian jaminan Warrant. Keduanya menyatakan bahwa jaminan Warrant memperkuat pernyataan posisi Claim dan sebagai jembatan penghubung antara datafakta Ground dan pernyataan posisi Claim. Perbedaannya pada istilah yang digunakan yaitu istilah pembenaran dan jaminan. Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat Toulmin, dkk. 1979: 26 yang menyatakan bahwa jaminan adalah langkah pertama untuk memperjelas kekuatan sebuah pernyataan posisi ataupun langkah dari datafakta Ground menuju ke pernyataan posisi Claim agar dapat dipercaya membutuhkan jaminan Warrant. Berikut ini contoh elemen jaminan Warrant. Terlibatnya auditor lain tidak mempengaruhi keputusan pihak bank atau kredatur dalam memberikan pinjaman. Sumber: JAKI, 2013 2.2.3.4 Elemen Dukungan Backing Elemen dukungan Backing merupakan elemen keempat dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 26 backing warrant themselves cannot be taken wholly on trust. Elemen dukungan Backing adalah jaminan itu sendiri tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Menurut pandangan penulis berdasarkan paparan tersebut dukungan Backing adalah unsur kekuatanpendukung dari sebuah jaminan Warrant. Jaminan Warrant itu sendiri tidak dapat dipercaya tanpa adanya dukungan Backing sebab sebuah jaminan akan menjadi sangat kuat ketika disertai dukungan. Untuk mempermudah penelusuran elemen dukungan Backing dapat dia jukan sebuah pertanyaan, yaitu “Apa yang mendukung jaminan Warrant ?” Menurut Rani, dkk. 2006: 41 dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam pembenaran. Dalam hal ini dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini, pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara. Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian dukungan Backing. Keduanya berpendapat bahwa dukungan Backing memperkuat jaminan Warrant, tetapi perbedaannya pada bentuk dukungan yang ditambahkan oleh Rani, dkk. 2006. Rani, dkk. 2006: 41 menambahkan bahwa dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini, pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara. Berikut ini contoh elemen dukungan Backing. Menurut Lin, Tang, dan Xiao 2003, kualifikasi audit report dalam bentuk pembatasan lingkup audit, penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku, dan ketidakpastian tentang kelangsungan operasi perusahaan berpengaruh terhadap kredibilitas data finansial perusahaan sehingga dipertimbangkan dalam membuat keputusan pinjaman. Sumber: JAKI, 2013 2.2.3.5 Elemen Modalitas Modal qualifiers Elemen modalitas Modal qualifiers merupakan elemen kelima dalam sebuah argumen. Ada beberapa pengertian modalitas. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 26 —27 modal qualifiers not all arguments support their claims or conclusions with the same degree of certainty. Others do so only conditionally, or with significant qualifications —“ussualy,” “possibly,” “barring accident,” and so on. Modalitas adalah tidak semua argumen mendukung pernyataan posisi atau kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Oleh karena itu, keterangan dalam kalimat yang menyatakan sika pembicara terhadap hal yang dibicarakan. Beberapa mengarahkan pada kesimpulan yang “kadang-kadang”, “kemungkinan”, “dugaan”, dan sebagainya. So we shall need to look carefully at the different kinds of qualifying phrases modal characteristic of different types of practical argument. Jadi, perlu melihat dengan hati-hati berbagai jenis perbedaan frasa adverbial modalitas karakteristik dari karakteristik dari berbagai argumen praktis. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 70-71 In a word, every certain modality. By the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, andor limitations with which a claim is advanced. We possess a familiar set of colloquial adverbs and adverbial phrases that are customarily use to mark theseas modalities--modal qualifiers or modifiers. Their function is to indicate the kind of rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and B. such adverbs and adverbial phrases include the following: necessarily, certainly, presumably, in all probability, so far as the evidence goes, for all that we can tell, very likely, very possibly, maybe, apparently, plausibly, or so seems. Dalam satu kata, setiap argumen mempunyai modalitas yang pasti. Dengan menggunakan istilah ini, merujuk pada kekuatan atau kelemahan, kondisi, danatau batasan dengan yang mana pernyataan posisi Claim diajukan. Kata keterangan dan frasa keterangan yang sering digunakan untuk menandai pengandaian--sebagai modalitas atau kata yang menunjukkan sifat. Fungsinya adalah untuk menunjukkan macam kekuatan rasional untuk menjadi pelengkap C pada dasar hubungan antara G,W, dan B. Kata keterangan dan frasa keterangan tersebut termasuk didalamnya sebagai berikut: Seperlunya, dengan pasti, kiranya, dalam semua kemungkinan, sejauh ada buktinya, dari semua yang bisa disebutkan, sepertinya, sangat mungkin, mungkin, rupanya, secara masuk akal, kelihatannya. Menurut Alwi 1992: 2 —3 pengambaran sikap pembicara itu ada yang berupa unsur gramatikal dan ada pula yang berupa unsur leksikal. Penggunaan sikap pembicara secara leksikal berarti bahwa bentuk bahasa yang digunakan tergolong sebagai kata, frasa, atau klausa. Dalam bahasa Indonesia penggungkapan sikap pembicara secara leksikal itu dapat dicontohkan melalui pemakaian verba pewatas seperti akan dan harus, seharusnya, barangkali, saya kira, saya ingin. Selain itu, Alwi 1992: 258 juga berpendapat bahwa kedua istilah itu sama-sama mengacu pada sikap pembicara, baik sikap pembicara terhadap proposisi, maupun sikap pembicara terhadap suatu peristiwa nonaktual. Dalam bahasa Indonesia sikap pembicara yang demikian tidak diungkapkan secara gramatikal, tetapi secara leksikal. Itulah sebabnya telaah ini istilah yang digunakan bukan modus, melainkan modalitas. Rani, dkk. 2006: 41 modal adalah kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas suatu pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik disebut juga modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai 1 penanda kepastian dan 2 penanda kemungkinan. Adapun kata, frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti, dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lain agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Chaer 2012: 262 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan peristiwa, atau sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, keizinan. Dalam bahasa Indonesia, modalitas dinyatakan secara leksikal. Umpamanya dengan kata-kata mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, ingin, dan seyogyanya. Menurut Chaer 2012: 262 —263 ada beberapa jenis modalitas; antara lain: 1 modalitas intensional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan, atau juga ajakan; 2 modalitas epistemik, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan; 3 modalitas deontic, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan pengertian modalitas yang telah diutarakan oleh para ahli. Persamaan pengertian modalitas hanya diutarakan oleh dua ahli. Adapun perbedaan modalitas terletak pada pengertian modalitas yang diutarakan oleh dua ahli lainnya dan penjelasan lebih lanjut tentang modalitas. Namun, penelitian ini lebih mengacu pada pengertian modalitas yang diutarakan oleh Toulmin, dkk. 1979 yang menyatakan bahwa modalitas adalah tidak semua argumen mendukung pernyataan posisi atau kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Beberapa mengarahkan pada kesimpulan yang “kadang-kadang”, “kemungkinan”, “dugaan”, dan sebagainya. Argumen yang menyatakan derajat kepastian suatu kemungkinan atau dugaan dan ditandai dengan kata atau frasa mungkin, kemungkinan, perlu, pasti, dan tentu saja, agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal yang menandakan suatu derajat kepastian. Untuk mempermudah penelusuran modalitas Modal qualifiers dapat dilakukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Kata atau frasa apa yang menunjukkan derajat kepastian pada pernyataan posisi Claim ?” Berikut ini contoh elemen modalitas Modal qualifiers. Seharusnya Sumber: JAKI, 2013 2.2.3.6 Elemen Pengecualian Possible rebuttals Elemen keterangan pengecualian Possible rebuttals merupakan elemen keenam dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. 1979: 27 possible rebuttals unles we are faced by one of those rare arguments in which the central step from grounds to claim i s presented as “certain” or necessary,” we shall also need to know finally under what circumstances the present argument migh let us down. Elemen pengecualian Possible rebuttals adalah ketika dihadapkan dengan salah satu dari argumen yang langka dimana langkah utama dari datafakta Ground menuju ke pernyataan posisi Claim yang disajikan sebagai hal yang pasti atau penting. Berdasarkan paparan tersebut dapat diambil simpulan bahwa pengecualian Possible Rebuttals adalah kondisi tertentu ketika menghadapi sebuah argumen yang jarang ditemukan sehingga harus mempersiapkan sebuah sanggahan. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen pengecualian Possible Rebuttals dapat dilakukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Jenis faktor atau kondisi apa saja yang bisa menjatuhkan pernyataan posisi Claim? ” “Kemungkinan apa yang mungkin menentang argumen ini?” Menurut Rani, dkk. 2006: 41 sanggahanpenolakan rebuttal adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahanpeolakan maka kedudukan argumen akan semakin kuat. Tentunya, sanggahan tersebut harus benar-benar kuat pula. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Piranti kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kecuali, jika …maka, dan jika. Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian pengecualian Possible Rebuttals. Keduanya berpendapat bahwa pengecualian Possible Rebuttals adalah kondisi tertentu yang dihadapi sehingga harus mempersiapkan sanggahan. Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat dari Toulmin, dkk. 1979: 27 menyatakan bahwa elemen pengecualian Possible rebuttals adalah ketika dihadapkan dengan salah satu dari argumen yang langka dimana langkah utama dari datafakta Ground yang disajikan sebagai hal yang pasti atau penting. Berikut ini contoh elemen pengecualian Possible Rebuttals.

2.2.4 Pola Argumen Menurut Toulmin