Pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015.
viii ABSTRAK
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.
Dari hasil analisis data, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya dalam paragraf-paragraf argumentasi. Pola tersebut adalah (1) pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C yang dominan atau paling banyak jumlahnya, kemudian (2) pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G,W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan C-W, lalu (3) Pola C-W-B dengan variasi pola C-W-B, C-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C, dan W-B-G-C, juga (4) Pola C-G-W-B-M. Dari empat pola dan variasinya ini, pola yang paling banyak digunakan adalah pola C-G dan variasinya G-C. Dilihat dari pola yang ditemukan, diketahui kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan elemen argumen pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan ini bervariasi dari lemah, cukup kuat, kuat, dan sangat kuat.
(2)
ix ABSTRACT
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.
This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.
This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysis as the technique of analyzed data.
From the analysis, the researcher found four patterns with variations in argumentative paragraphs. The patterns is (1) a pattern C-G with variation pattern of C-G and G-C, then (2) the pattern C-G-W with variation pattern C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, and G-C-W, and (3) the pattern C-G-W-B with variation pattern C-G-W-B, C-G-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C and W-B-G-C, also (4) Pattern C-G-W-B-M. From the four patterns and variations, the most widely used pattern C-G and G-C variation. Based from the patterns, it could be found that the degree acuity of argument of argumentative paragraphs in the articles’s discussion marine accredited journal has varied degree from weak, strong enough, strong, and very strong.
(3)
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN
TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Alfiyatun Nasiroh
NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
i
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN
TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Alfiyatun Nasiroh
NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
(6)
(7)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan rasa syukur dan terima kasih kepada:
(1) Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi maupun kuliah saya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
(2) Ibu tersayang Jazimatul Mursidah yang telah dengan sabar memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus.
(3) Bapak saya Eka Yulianta yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan kepercayaan selama ini.
(8)
v MOTTO
Jangan bermimpi menjadi orang yang cerdas, tapi jadilah manusia bernilai dan memberikan nilai kehidupan
-Albert Einstein-
Tuhan telah menentukan yang terbaik untuk makhluk-Nya, tetapi manusia tetap harus berusaha lalu berdoa sampai akhir.
(9)
(10)
(11)
viii ABSTRAK
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.
Dari hasil analisis data, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya dalam paragraf-paragraf argumentasi. Pola tersebut adalah (1) pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C yang dominan atau paling banyak jumlahnya, kemudian (2) pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G,W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan C-W, lalu (3) Pola C-W-B dengan variasi pola C-W-B, C-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C, dan W-B-G-C, juga (4) Pola C-G-W-B-M. Dari empat pola dan variasinya ini, pola yang paling banyak digunakan adalah pola C-G dan variasinya G-C. Dilihat dari pola yang ditemukan, diketahui kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan elemen argumen pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan ini bervariasi dari lemah, cukup kuat, kuat, dan sangat kuat.
(12)
ix ABSTRACT
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015.Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.
This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.
This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysisas the technique of analyzed data.
From the analysis, the researcher found four patterns with variations in argumentative paragraphs. The patterns is (1) a pattern C-G with variation pattern of C-G and G-C, then (2) the pattern C-G-W with variation pattern C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, and G-C-W, and (3) the pattern C-G-W-B with variation pattern C-G-W-B, C-G-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C and W-B-G-C, also (4) Pattern C-G-W-B-M. From the four patterns and variations, the most widely used pattern C-G and G-C variation. Based from the patterns, it could be found that the degree acuity of argument of argumentative paragraphs in the articles’s discussion marine accredited journal has varied degree from weak, strong enough, strong, and very strong.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola dan Kadar Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
(2) P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
(3) Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing yang dengan sabar membeikan bimbingan motivasi, saran, masukan juga kritikan bagi penulis. (4) Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
(5) Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. selaku Triangulator Data. (6) Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.
(7) Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang telah memberikan berbagai bantuan layanan administrasi.
(8) Orang tua saya, Eka Yulianta dan Jazimatul mursidah yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi, kepercayaan, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
(14)
xi
(9) Adik saya Rafi’atul Mufidah yang telah memberikan dukungan.
(10) Sahabat-sahabat saya, Eka Tanjung Pripambudi, Nadya Bela P.J.S, Setia Ratna Dewi, Eva Tri Rusdyaningtyas, dan Dania Yosepha Tamara, yang telah mendengarkan segala keluhan, memberikan motivasi, dan dukungan selama perkuliahan maupun pengerjaan skripsi ini.
(11) Teman-teman PBSI Angkatan 2012 dan teman-teman PPL SMK N 5 Yogyakarta tahun 2012.
(12) Seluruh anggota keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Namun dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Yogyakarta, 12 Agustus 2016 Alfiyatun Nasiroh
(15)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 5
1.4 Manfaat ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Sistematika Penyajian ... 7
BAB IILANDASAN TEORI ... 9
2.1 Penelitian yang Relevan ... 9
2.2 Tinjauan Pustaka ... 12
(16)
xiii
2.2.2 Elemen Argumen ... 16
2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim (C) ... 16
2.2.2.2 Data dan Fakta/Ground (G) ... 17
2.2.2.3Jaminan/Warrants(W) ... 18
2.2.2.4 Dukungan/Backing (B) ... 19
2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M) ... 20
2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R) ... 21
2.2.3 Pola Argumen ... 22
2.2.3.1 Pola C-G ... 22
2.2.3.2 Pola C-W-G ... 23
2.2.3.3 Pola C-W-G-B ... 25
2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M ... 26
2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R ... 28
2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen... 31
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 34
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian... 34
3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 34
3.1.2 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Data dan Sumber Data ... 35
3.3 Tahap-Tahap Penelitian ... 36
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5 Instrumen Penelitian... 38
3.6 Teknik Analisis Data ... 40
3.7 Teknik Keabsahan Data ... 39
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Deskripsi Data ... 41
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 42
4.2.1 Pola Dasar G-C dan Kadar Ketajamannya ... 44
(17)
xiv
4.2.1.2 Variasi Pola G-C ... 48
4.2.1.1 Kadar Ketajaman Pola C-G ... 51
4.2.2 Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya ... 51
4.2.2.1 Variasi Pola C-G-W ... 53
4.2.2.2 Variasi Pola C-W-G ... 55
4.2.2.3 Variasi Pola W-G-C ... 56
4.2.2.4 Variasi Pola W-C-G ... 58
4.2.2.5 Variasi Pola G-W-C ... 59
4.2.2.6 Variasi Pola G-C-W ... 61
4.2.2.7 Kadar Ketajaman Pola C-G-W... 63
4.2.3 Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya ... 64
4.2.3.1 Variasi Pola C-G-W-B ... 65
4.2.3.2 Variasi Pola C-G-B-W ... 68
4.2.3.3 Variasi Pola G-W-C-B ... 71
4.2.3.4 Variasi Pola G-W-B-C ... 74
4.2.3.5 Variasi Pola C-B-G-W ... 76
4.2.3.6 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B... 78
4.2.4 Pola C-G-W-B-M dan Kadar Ketajamannya ... 79
4.2.4.1 Variasi Pola C-G-W-B-M ... 80
4.2.4.2Variasi Pola G-C-W-B-M ... 84
4.2.4.4 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B-M ... 85
BAB VPENUTUP ... 87
5.1 Simpulan ... 87
5.2 Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
(18)
xv
DAFTAR TABEL
(19)
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pola C-G ... 22
Bagan 2.2 Pola C-G-W ... 23
Bagan 2.3 Pola C-G-W-B ... 25
Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M ... 27
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R ... 29
Bagan 4.1 Pola C-G ... 45
Bagan 4.2 Ilustrasi Data C-G ... 48
Bagan 4.3 Ilustrasi Data G-C ... 51
Bagan 4.4 Pola C-G-W ... 52
Bagan 4.5 Ilustrasi Data C-G-W ... 54
Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C ... 57
Bagan 4.7Ilustrasi Data W-C-G ... 59
Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C ... 61
Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W ... 63
Bagan 4.10 Pola C-G-W-B ... 64
Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B ... 67
Bagan 4.12 Ilustrasi Data C-G-B-W ... 68
Bagan 4.13 Ilustrasi Data G-W-C-B ... 71
Bagan 4.14 Ilustrasi Data G-W-B-C ... 74
Bagan 4.15 Ilustrasi Data W-B-G-C ... 78
Bagan 4.16 Pola C-G-W-B-M ... 79
Bagan 4.17 Ilustrasi Data C-G-W-B-M ... 82
(20)
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan ini terdiri dari enam subbab yaitu 1) Latar Belakang Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 3) Manfaat Penelitian, 4) Batasan Istilah, dan 6) Sistematika Penyajian. Keenam subbab tersebut dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
1.1 Latar Belakang
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan rangking Indonesia yang berada di posisi nomor 61 dunia pada jumlah artikel jurnal tahun 1996-2013. Data ini diambil dari SCImago Journal and Country Rank (SJR) dalam buku pedoman akreditasi jurnal ilmiah nasionalpada arjuna.ristekdikti.go.id. Upayayang dilakukan oleh Dikti antara lain dengan meningkatkan pengelolaan dan peningkatan akreditasi dari terbitan berkala ini. Selain itu, sistem Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) juga telah dikembangkan untuk akreditasi terbitan berkala ilmiah nasional secara elektronik. Buku pedoman akreditasi yang memuat pedoman evaluasi, syarat, tata cara akreditasi dan penduan pengajuan akreditasi juga diterbitkan untuk melaksanakan upaya tersebut.
Buku pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah dari Dikti terdiri dari beberapa bab penjelasan. Di dalam bab II buku pedoman ini, terdapat beberapa subbab yaitu penamaan terbitan berkala ilmiah, kelembagaan penerbit, substansi penyutingan dan manajemen pengelolaan terbitan, substansi artikel, gaya
(21)
penulisan, penampilan, keberkalaan, penyebarluasan, disinsentif, dan lain-lain. Subbab substansi artikel menjelaskan hal-hal acuan penilaian mutu substansi artikel ilmiah suatu terbitan. Di sini, kriteria mutu substansi artikel ilmiah suatu terbitan minimal harus meliputi deskripsi temuan karya, pembahasan secara tajam, dan pembandingan kritis dengan orang lain. Hal ini akan menunjukkan ketajaman analisis dan sintesis suatu karya ilmiah. Penarikan simpulan juga harus bermakna dan akurat sesuai dengan teori dan penemuan yang telah dibahas.
Pembahasan pada artikel karya ilmiah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.Bab pembahasan merupakan bagian inti dalam artikel karya ilmiah. Di dalam bab inilah penulis akan dilihat sejauh mana referensi dan wawasan keilmuan yang telah dimilikinya. Pada bagian ini pula seharusnya ditampilkan sifat-sifat artikel terpenting yaitu kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembahasan akan menunjukkan referensi penulis dalam menujukkan argumennya (Fatihudin & Iis, 2011:92).
Pengertian argumen sendiri adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Argumen yang baik dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang dianalisis.
(22)
Selain dapat meyakinkan pembaca, argumen juga harus dapat dipahami pembaca dengan mudah. Apabila pembaca mudah memahami argumen yang diberikan maka pembaca dengan sangat mudah dapat diyakinkan berdasarkan penjelasan yang baik. Tak hanya itu, argumen juga harus dapat menunjukkan alasan dan bukti juga contoh yang dapat mendukung analisis masalahnya. Alasan dan bukti ini membuat argumen tidak hanya sekedar opini penulis semata, sehingga pembaca dapat melihat kebenaran dari apa yang dianalisis. Apabila pembaca telah mengetahui kebenarannya maka pembaca dapat yakin dengan masalah yang dibicarakan.
Selain hal itu, Toulmin, dkk. (1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1) claim, 2) grounds, 3) warrants, 4) backing, 5) modal qualifiers, 6) possible rebuttals. Elemen-elemen argumen menurut Toulmin, dkk.ini membentuk pola dan model tertentu. Tidak setiap argumen lengkap menggunakan enam elemen ini. Sehingga kita dapat menganalisis sebuah argumen dengan melihat ada tidakkah elemen tersebut dan bagaimana pola penggunaannya. Pola yang digunakan sangat beragam. Pola dan model argumen yang digunakan untuk menulis argumen dalam artikel jurnal ini akan menunjukkan ketajaman argumen itu sendiri. Apakah argumen tersebut tajam atau tidak dapat dilihat dari pola yang dipakai.Artikel jurnal yang baik seharusnya menggunakan argumen yang tajam. Argumen ini dituliskan dan dijelaskan dalam bentuk paragraf-paragraf argumentasi. Namun, menurut Rivai (2001: 33, dalam Tanjung & Ardial, 2005: 141) banyak ilmuwan Indonesia yang tak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Sering dijumpai
(23)
tulisan yang sukar dipahami dan tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan argumen yang meyakinkan. Paragraf-paragrafnya tidak mengandung elemen-elemen argumen yang berangkaian dan membentuk kesatuan yang utuh. Maka banyak argumen yang membingungkan dan kurang tajam penulisannya.
Dari sini, peneliti kemudian mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pola dan kadar paragraf-paragraf argumentasi pada jurnal yang telah terakreditasi. Fokusnya pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal yang termasuk dalam bidang kelautan.
Indonesia diklaim memiliki potensi besar dalam industri kelautan. Namun demikian, potensi yang besar itu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh seluruh pihak. Pengembangan di industri ini masih sangat minim inovasi dan teknologinya. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan teknologi bidangkelautan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjukkan potensi itu. Dengan adanya inovasi-inovasi baru dan penelitian baru di bidang kelautan ini diharapkan dapat meningkatkan teknologi itu. Jurnal-jurnal kelautan yang terakreditasi ini tentunya diharapkan ikut memberikan inovasi baru untuk peningkatan teknologi kelautan di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih jurnal kelautan untuk dianalisis pola dan ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasinya. Apabila argumennya tajam dan baik maka inovasi-inovasi baru yang ada dalam jurnal ini diharapkan dapat diterapkan dalam perkembangan industri kelautan di Indonesia khususnya.
(24)
Dari penjelasan di atas, sekali lagi peneliti menekankan bahwa argumen yang baik memiliki pola tertentu yang menunjukkan ketajamannya. Argumen yang tajam dapat dipahami dengan mudah dan dapat meyakinkan pembacanya tentang masalah yang dibahas. Peneliti akan membahas tentang pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka berikut ini rumusan masalah dalam penelitian ini:
1) Apa saja pola argumen paragraf-paragraf argumentasi yang terdapat pada bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?
2) Bagaimanakah kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menggambarkan pola argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian
pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015.
2) Mendeskripsikan kadar ketajaman argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015. 1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat penelitian sebagai berikut:
(25)
1) Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan pola dan kadar ketajaman argumen paragrafargumentasi penulis pada bagian pembahasan jurnal.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dalam memberikan argumen dan menuliskannya pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel ilmiah yang dimuat dalam sebuah jurnal khususnya jurnal pada bidang kelautan.
1.5 Batasan Istilah 1) Argumen
Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3).
2) Elemen Argumen
Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1) claim, 2)grounds, 3)warrants, 4)backing, 5)modal qualifiers, 6)possible rebuttals.
(26)
3) Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50).
4) Pola dan Kadar Ketajaman Argumen
Pola dan kadar ketajaman argumen ini dilihat dari rangkaian elemen-elemen argumen toulmin.
5) Bagian Pembahasan Artikel Jurnal
Bagian pembahasan artikel jurnal merupakan bagian yang terdapat didalam setiap artikel jurnal selain judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metodologi penelitian, kesimpulan dan daftar rujukan. Dewasa ini banyak jurnal yang menggabungkan bagian pembahasan dengan bagian analisis data.
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metodologi penelitian, bab hasil dan pembahasan, dan bab penutup. Bab I pendahuluan adalah bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landaasan teori terdiri dari dua subbab yaitu penelitian yang relevan dan tinjauan pustaka. Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang memiliki hubungan yang relevan dengan penelitian ini. Subbab kedua merupakan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori yang dapat digunakan peneliti untuk melakukan analisis data.
(27)
Bab III adalah metodologi penelitian, memaparkan 7 subbab. Subbab tersebut meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Bab IV hasil dan pembahasan berisi deskripsi data, hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai pola yang didapat serta kadar paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang pertanian dan perikanan. Bab V penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan juga saran-saran bagi penelitian semacam ini atau saran bagi peneliti berikutnya.
(28)
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab II landasan teori disajikan dua hal yaitu penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka. Kedua hal itu dijelaskan dalam subbab berikut.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini.Penelitian itu dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. (2015), Rahmawati (2015) dan Agustini R. (2016). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. Penelitian tersebut mengenai argumen di bagian pembahasan artikel ilmiah dalam jurnal. Penelitiannya berjudul “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen Bagian Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”.
Masalah yang diangkat dalam tulisan Setiyaningsih, dkk. adalah tentang pola-pola argumen artikel dalam jurnal bidang humaniora yang telah berstatus akreditasi, khususnya bagian pembahasan. Penelitian ini berfokus pada penggambaran pola-pola argumen dalam penulisan artikel ilmiah jurnal nasional terakreditasi bidang humaniora. Datanya dikumpulkan dengan metode simak. Metode analisis data yang digunakan adalah metode distribusional.Hasilnya, sebagian besar artikel jurnal ilmiah terakreditasi bidang humaniora ini lebih dominan menggunakan atau menerapkan pola argumen dengan model berpikir deduksi. Dominasi model berpikir tersebut disebabkan oleh banyak hal, misalnya pola budaya pikir masyarakat, daya kritis penulis dalam berpikir ilmiah,
(29)
rendahnya budaya ilmiah penulis dan kurangnya strategi penulis dalam pengembangan model berpikir deduksi.
Penelitian yang relevan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati tahun 2015.Judul penelitiannya yaitu “Analisis Elemen Pokok dan Pelengkap Wacana Argumen dalam Artikel Opini Harian Tribun Jogja Periode Januari–April 2015”. Penelitian ini mengkaji tentang elemen pokok dan pelengkap wacana argumen dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pokok wacana argumen, (2) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pelengkap wacana argumen, dan (3) mendeskripsikan pola elemen pengembangan wacana argumen pada artikel yang dimuat di harian Tribun Jogja. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa wacana dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini periode Januari–April 2015. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi (baca dan catat).Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) elemen pokok yang ditemukan dalam artikel harian Tribun Jogjakolom opini berupa elemen pernyataan (PER), alasan (AL) dan pembenaran (PEM). Ketiganya terdapat dalam setiap wacana, (2) elemen pelengkap yang ditemukan adalah elemen pendukung (PEN), modal (MO), dan sanggahan (SA), namun tidak semua elemen tersebut terdapat di setiap wacana, (3) pola pengembangan wacana argumen ada enam macam. Tiga macam pola terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu (PER-AL-PEM-PEN-MO), (PER-AL-PEM-MO-SA), dan (PER-AL-PEM-PEN-SA). Tiga
(30)
macam pola lainnya terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu (PER-AL-PEM-PEN), (PER-AL-PEM-MO), dan (PER-AL-PEM-SA).
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Agustini R. (2016). Penelitian ini berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAK 2014 Universitas Kristen Petra dan JAM 2015 Universitas Brawijaya”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menggambarkan pola argumen dan memaparkan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal-jurnal terakreditasi: Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015. Pola dan kadar ini berdasarkan pada kerangka berpikir Toulmin, dkk, (1979: 25) yang menyatakan bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu pernyataan posisi (PP), data/fakta (D), jaminan (J), dukungan (Duk), Modalitas (M), Pengecualian (Peng). Selanjutnya elemen tersebut disebutkan sesuai dengan singkatanannya.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Datanya merupakan wacana keseluruhan yang berisi pola dan kadar ketajaman argumen. Sumber datanya yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 Universitas Brawijaya. Hasilnya pola argumen jurnal tersebut adalah : D-PP, PP, D-PP-J, PP-J-D, PP-P, P-PP, D-J-PP-P, D-P-PP-J, PP-J-D-P, J-D-D-J-PP-P,J-P-PP-D, J-PP-P-D dan D-P-J-PP-J. Kadar Ketajaman argumen dalam pembahasan hasil penelitian artikel Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 dominan pada kategori kuat.
(31)
Penelitian yang dilakukan sekarang ini memiliki masalah yang sama dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Yuliana Setyaningsih, dkk. dan penelitian Agustini R. (2016). Namun, subjek penelitiannya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jika sebelumnya subjek yang diambil adalah artikel jurnal terakreditasi bidang humaniora, penelitian ini mengambil subjek artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan.
Kemudian penelitian yang kedua membahas mengenai elemen pokok wacana argumen dalam surat kabar. Di dalam penelitian tersebut, peneliti mendeskripsikan elemen-elemen pokok wacana argument juga memetakan pola pengembangan wacana argumen. Penelitian ini relevan karena penelitian yang akan dilakukan juga bertujuan untuk memetakan pola pengembangan argumen. Jadi, penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu untuk memetakan pola-pola argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi di bidang kelautan.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Pengertian Argumen dan Paragraf Argumentasi
Ketika berbicara mengenai bagian pembahasan di dalam karya ilmiah, kita berbicara mengenai argumen penulis dari hasil-hasil temuan atau penelitiannya.Sebelum membahas lebih jauh pola dan kadar paragraf-paragraf argumen, berikut ini adalah beberapa pengertian argumen dan paragraf argumentasimenurut ahli. Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
(32)
pembicara. Melalui argument penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Sejalan dengan pengertian tersebut, istilah argumen diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan (Nasucha, dkk, 2009: 50).
Sebuah argumen adalah satu set pernyataan yang dimana ada sebuah Claim yang dibuat, sebuah dukungan disarankan dan usaha untuk mempengaruhi seseorang di dalam konteks perselisihan (Warnick & Inch, 1994: 6). Sedikit berbeda dengan pengertian Warnick & Inch, Rottenberg (dalam Rani, dkk., 2006: 39) menjelaskan bahwa wacana argumen merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional, sedangkan Salmon (dalam Rani, dkk., 2006: 36) memberikan definisi argumen sebagai seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa, sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu.
Sementara itu, paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50). Kemudian, Wijayanti, dkk (2013: 122) menjelaskan bahwa paragraf argumen adalah paragraf yang berisi pembuktian atau pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu hal.
(33)
Dalam paragraph argumentasi, penulis berusaha meyakinkan pembaca dengan menyertakan bukti, contoh, atau alasan.
Dari beberapa pendapat ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa argumen merupakan pendapat yang disampaikan seseorang tentang suatu hal. Untuk meyakinkan orang lain, pendapat ini disertai bukti, contoh dan alasan yang sebisa mungkin tidak dapat dibantah. Paragraf argumentasi sendiri adalah paragraf yang mengandung argumen dan bertujuan meyakinkan pembaca mengenai pendapat penulis.
Di dalam pengertian argumen menurut Warnick & Inch (1994: 7-9) ada tiga karakteristik argumen, yaitu:
(1) Untuk dapat dianggap sebagai sebuah argumen, sebuah pernyataan harus memiliki Claim di dalamnya. Claim adalah sebuah ekspresi opini atau kesimpulan yang argueratau pembicara argumen ingin sampaikan. Claim ini dibuat dalam berbagai bentuk dan label tergantung situasi dan kondisi dimana itu dibuat.
(2) Claim didukung oleh fakta-fakta dan alasan-alasan yang berhubungan. Fakta ini juga dapat berupa berbagai bentuk, tetapi selalu berfungsi sebagai dasar dari argumen atau pijakan argumen. Ketika kita membuat sebuah argumen, kita dapat berpindah dari pernyataan yang kita yakini akan diterima oleh penerima (fakta) ke pernyataan yang dapat diperdebatkan (Claim). Evidence atau fakta ini terdiri dari fakta atau kondisi yang diobservasi secara objektif, keyakinan-keyakinan atau pernyataan umum yang diterima sebagai kebenaran oleh penerima atau kesimpulan yang sebelumnya dibuat.
(34)
(3) Argumen berusaha untuk membujuk seseorang dalam sebuah konteks dimana orang-orang tidak setuju terhadap satu sama lain. Usaha ini mungkin saja tidak berhasil karena penerima bebas untuk setuju atau tidak setuju dengan ekspresi opini pembicara. Di sini tidak akanada argumen jika tidak ada ketidaksetujuan. Maka karakteristik ini mungkin saja tidak berhasil. Namun, tetap harus ada usaha dengan menunjukkan fakta-fakta dan Claim yang dapat meyakinkan penerima.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan argumenToulmin, dkk.(1979: 13) menjelaskan penggunaan istilah itu sebagai berikut.
a) Argumen digunakan untuk menunjukkan aktivitas dari pembuatan Claim, mempertentangkannya, mendukungnya dengan memproduksi sebuah pemikiran, mengkritisi sebuah pemikiran, membantah pemikiran dan lain-lainnya.
b) Reasoning/pemikiran digunakan sebagai pusat dalam menyajikan sebuah pemikiran yang mendukung Claim.
c) Argumen, dalam artian rentetan pemikiran, adalah rangkaian Claim yang berhubungan dengan pemikiran. Di samping itu, ditunjukkan kekuatan dan konten dari ketelitian pembicara dalam berargumen.
d) Semua orang yang berpartisipasi dalam sebuah argumentasi menunjukan kerasionalannyaatau sebaliknya, dengan aturan yang dia pegang dan respon untuk menyajikan pemikiran untuk melawan Claim.
(35)
2.2.2 Elemen Argumen
Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan“We shall look, in succession, at six elements that can be found in any wholly explicit argument. These are (1) claims, (2) grounds, (3) warrants, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttals” (Kita perlu melihat keenam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam sebuah rangkaian argumen.Elemen-elemen tersebut adalah (1) pernyataan posisi,(2) data & fakta, (3) jaminan, (4) dukungan, (5) keterangan modalitas, (6) kemungkinan sanggahan). Keenam elemen ini selanjutnya disebut dengan model argumen Toulmin. Model argumen ini dapat digunakan untuk menganalisis argumen dan bagaimana argumen itu bekerja. Model ini juga dapat menjadi dasar untuk menentukan pola dan struktur dari sebuah argumen. Untuk mengetahui keenam elemen tersebut, berikut ini dijelaskan lebih lanjut definisi dan contoh dari keenam elemen argumen menurut Toulmin, dkk.
2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim(C)
Claim ini adalah elemen pertama yang dapat kita identifikasi di setiap argumen. Claim atau disebut juga pernyataan posisi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur (Rani, dkk. 2006:41). Selain itu, Claim adalah pernyataan tegas yang diletakkan diawal dan dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang dapat ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu yang dapat diterima (Toulmin, dkk., 1979: 29).
(36)
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Istilah Claim memiliki banyak arti, namun dalam hal ini kita berfokus pada Claimdalam berargumen. Di dalam hal ini, ada tiga hal yang terkait dengan istilah Claim, yaitu:
a) Claim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat menerima argumen dan Claimini relevan dengan fakta (Ground).
b) Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (Warrants/jaminan) digunakan untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta relevan dengan Claim.
c) Bagaimana mencari Groundyang mendukung Claim baru lebih baik daripada mencari Claimalternatif atau Claimsaingan.
Claim ini selalu berisi tujuan dari penulis atau si argumentator, sehingga apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi tujuan argumen ini kita dapat melihat apa Claim yang ada didalamnya. Untuk membantu mencari atau menganalisis sebuah Claim, Toulmin, dkk. (1979) menjelaskan bahwa kita dapat mengajukan pertanyaan “What exactly are you Claiming? Where precisely do you stand on this issue?” (apa yang menjadi pernyataan posisi anda? Di mana tepatnya anda berdiri dalam masalah ini?). Berikut ini contoh dari Claim(dalam Rani, dkk, 2006: 40).
2.2.2.2 Data&Fakta/Ground(G)
Claimselalu didukung oleh alasan, yaitu pernyataan yang diberi keterangan fakta-fakta khusus tentang sebuah situasi untuk memperjelas Claim tersebut.
(37)
Istilah Ground ini merujuk pada dukungan yang diberikan kepada Claim yang ditunjukkan.Groundyang mengejutkan dengan bukti-bukti dan istilah-istilah baru membuat perbedaan yang bagus dalam sebuah argumen. Namun, mayoritas Claim hanya didukung oleh fakta-fakta yang biasa (Toulmin, 1979: 33).
Ground selanjutnya juga dapat disebut dengan “Alasan”.Rani, dkk.(2006: 41) menjelaskan bahwa “Alasan” adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan. “Alasan” atau bukti pendukung dapat berupa data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemuanya itu digunakan untuk mendukung pernyataan atau Claim.
Untuk mengetahui dan membantu menganalisis kita dapat menanyakan “What information are you going on? What Ground is your Claim based” (Informasi apa yang ingin anda bicarakan? Apa alasan dasar dari Claim anda?). Berikut ini contoh dari Ground(dalam Rani, dkk., 2006: 40)
Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
2.2.2.3 Jaminan/Warrants(W)
Warrants adalah pernyataan yang menghubungkan Claim dengan Ground, sehingga membentuk alasan utama argumen. Warrants merupakan pelengkap Claim dan Ground yang menghubungkan keduanya. Jaminan/Warrants adalah pernyataan yang menunjukkan cara umum dalam berargumen yang diaplikasikan dalam setiap kasus dan secara implisit mengandalkan seseorang yang dapat dipercaya (Toulmin, dkk. 1979: 43). Menurut Rani, dkk. (2006: 41-42),Warrants
(38)
atau disebut pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Dengan alasan dan pernyataan, pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.
Kita dapat menentukan Warrants dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “How do you do justify the move from ‘these’ Ground to ‘that’ Claim? What road do you take to get form ‘this’ starting point to ‘that’ destination? (Bagaimana anda menjembatani Ground ke Claim? Jalan apa yang andaambil untuk bisa mencapai tujuan dari poin awalnya?) (Toulmin, dkk. 1979: 26).Berikut ini, adalah contoh dari Warrants (dalam Rani, dkk., 2006:40-41) yang menjamin contoh Claimdan Ground yang telah disebutkan sebelumnya
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
2.2.2.4 Dukungan/Backing (B)
Backing yaitu generalisasi yang dibuat secara eksplisit yang diandalkan untuk membangun kepercayaan pembaca argumen. Pemberi argumen membutuhkan Warrantsyang didukung dengan hal-hal tertentu (di sini kita sebut sebagai Backing). Pemberi argumen setidaknya dapat memberikan sesuatu yang menunjukkan bahwa Warrants yang telah dikemukakan dapat berdiri sendiri dengan Backing. Dengan cara ini, maka Warrants yang telah ditempeli oleh Backing akan mendukung argumen asli, dalam hal ini Claim dan Ground. (Toulmin, 1979: 57).
(39)
Backing merupakan elemen pelengkap. Dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam pembenaran. Dalam hal ini, dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara (Rani, dkk., 2006: 42).Di bawah ini merupakan contoh Backingyang mendukung contoh Warrant di atas.
Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang.
2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M)
Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979) modalitas ini menunjukkan seberapa kuatnya argumen mengingat ketersediaan elemen-elemen yang telah dikemukakan untuk mendukung claim. Modalitas ini biasanya berbentuk kata keterangan seperti perlunya, pastinya, tentunya, biasanya, normalnya, kemungkinan besar, rupanya, dll.
Rani, dkk. (2006: 42) mengatakan modal adalah kata atau frase yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas sebuah pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai penanda kepastian dan penanda kemungkinan. Adapun kata,
(40)
frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti,dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lainagaknya, kiranya, rupaya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Berikut ini contoh Modals(dalam Rani, dkk., 2006: 41).
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R)
Kemungkinan sanggahan yaitu persiapan ketika claim mendapat sanggahan atas pengecualian terhadap claim. Di dalam sebuah kesimpulan, biasanya disediakan kemungkinan sanggahan yaitu keadaan luar biasa yang mungkin melemahkan kekuatan argumen yang mendukung (Toulmin, 1979:75).
Rani, dkk. (2006: 42) menjelaskan bahwa sanggahan/penolakan adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan/penolakan maka kedudukan argumen semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Piranti kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lainkecuali, jika…maka, dan jika. Berikut ini merupakan contoh Rebuttals yang mendukung contoh claim yang telah disebutkan sebelumnya (dalam Rani, dkk., 2006:41).
(41)
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik, kelemahan atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.
2.2.3 Pola Argumen
Elemen-elemen argumen Toulmin saling berhubungan dan membentuk suatu struktur tertentu dalam sebuah wacana argumen. Stuktur ini mempunyai pola-pola tertentu. Penelitian ini juga melihat elemen-elemen argumen Toulmin dalam membentuk struktur paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin, dkk (1979) berdasarkan elemen pembentuknya.
2.2.3.1 Pola C-G
Pola ini dimulai dari pernyataan penulis yang menunjukkan atau menyatakan sebuah Claim/Pernyataan Posisi lalu mencoba untuk membuktikan pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan Claim dengan meletakkan satu set fakta dan data yang kemudian kita sebut Ground.
Toulmin, dkk (1979: 35) menuliskan Having registered a claim, the assetor, A, has taken the first step toward establishing it. A has done this by placing in discussion the specific set of factual grounds, on the basis of which he is prepared to justify the claim (Setelah menunjukkan claim, argumentator telah melangkah untuk membuat argumen. Argumentator kemudian melanjutkannya dengan meletakkan satu set faktual ground, yang siap membenarkan claim). Pola tersebut dapat digambarkan sebagai berikut berdasarkan contoh yang telah dijelaskan sebelumnya.
(42)
Bagan 2.1 Pola C-G 2.2.3.2 Pola C-W-G
Secara sederhana, Claim dihubungkan dengan Ground melalui sebuah pernyataan. Kita dapat mengatakan pernyataan itu adalah Warrants. Ground ditunjukkan dengan beberapa fakta & data atau hal-hal yang sudah diketahui secara umum/populer. Kemudian Warrants mengesahkan atau mendukung Ground tersebut, sehingga Claim dapat disetujui. Selain itu, Warrants juga dapat membandingkan Ground dengan sesuatu yang telah umum, sehingga menghasilkan sebuah penemuan atau pernyataan posisi yang berupa kesimpulan.
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
(43)
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk (1979: 46) There we simply showed the assetor claim, as linked to his grounds, by simple arrow. Now, we may indicate also that the step from G to C is being taken in the manner authorized by the warrants (Secara sederhana claim yang ditunjukkan argumentator seperti terkait dengan alasan, oleh jembatan sederhana. Kita dapat menunjukkan bahwa hal yang menunjukkan hubungan dari G ke C disahkan oleh warrants). Berikut ini disajikan contoh pola C-G-W dalam bentuk bagan.
Bagan 2.2 Pola C-G-W
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
(44)
2.2.3.3 Pola C-W-G-B
Pola C-G-W-B terdiri dari pernyataan posisi yang didukung dengan fakta & data atau Ground. Ground dihubungkan oleh Warrants. Warrants sendiri kemudian diberi dukungan dengan Backing, sehingga Warrants yang telah ditempeli ini dapat memperkuat Claims dan Ground.
Di dalam Toulmin, dkk (1979: 58) dikatakan When Q challenge A to produce “further substantial supporting consideration” and so demonstrate that his warrant is sound and relevant Q requires A to provide that warrant with backing. We can indicate the role of backing by adding one further element to our basic diagram (Ketika penanya menantang argumentator untuk menghasilkan sebuah pertimbangan yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang relevan, penanya memberikan usulan pada argumentator untuk menunjukkan backing/dukungan. Kita dapat menambahkan satu elemen lebih lanjut pada pola dasar kita dari penjelasan tersebut). Berikut ini contoh dari pola C-W-G-B.
(45)
Bagan 2.3 Pola C-G-W-B
2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M
Pola C-G-W-B-M merupakan pola C-G-W-B yang dikuatkan dengan sebuah derajat kepastian. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen ini atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan penulis
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
(46)
menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals.Modal qualifiers merupakan penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah.
Toulmin, dkk (1979: 70) mengatakan In a word, every argument has a certain modality. By the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, and or limitation with which a claim in advanced. We possess a familiar set of colloquial adverbs and adverbial phrases that are customarily used to mark these modalities-as modal qualifiers or modifiers. Their function is to indicate the kind of rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and B (Setiap argumen memiliki modalitas tertentu. Dengan modalitas ini, kita dapat melihat kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan atau pembatasan claim. Kita meletakan satu set kata keterangan yang lazim digunakan untuk menandai modalitas ini. Fungsi mereka adalah menunjukkan jenis kekuatan rasional untuk dikaitkan dengan C atas dasar hubungannya dengan G, W, dan B). Berikut ini adalah contoh Pola C-G-W-B-M (dalam Rani, dkk. 2006:40-41).
(47)
Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M
2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R
Pola C-G-W-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang terdiri atas keseluruhan elemen atau enam elemen Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant,
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen
(48)
Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground.Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan, penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals. Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk menjawab sanggahan ini. Kemungkinan sanggahan itu disebut juga Possible Rebuttals.
Toulmin, dkk (1979: 78) menjelaskan to allow for this last element, accordingly, we have added one final feature to out basic analytical diagram. “Given grounds, w may appeal to warrant, W (which rests on backing B) to justify the claim that c- or at any rate, the presumption (m) that c – in the absence of some specific rebuttal or disqualification (R)” {Elemen terakhir ini memungkinkan kita menambahkan satu fitur terakhir untuk diagram analisis dasar kita. Ground yang diberikan, Warrant mungkin menjamin, W (yang bertumpu pada Backing) untuk membenarkan claim-dengan situasi Claim tidak disanggah dengan hal-hal tertentu (Rebuttals)}. Berikut ini contoh pola C-G-W-B-M-R yang digambarkan dalam bagan.
(49)
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa S1menunjukkan
kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik,
kelemahan atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.
Rebuttals (R)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
Modal Qualifiers Warrants (W)
(50)
2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen
Sebuah argumen yang baik, dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis. Untuk dapat meyakinkan pembaca, sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan pembaca. Bagaimana pembuat argumen menunjukkan dan meyakinkan pembaca melalui pernyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan ketajaman argumen itu (Wijayanti, dkk, 2013: 122).
Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan melihat kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Rani, dkk.(2006: 40) mengatakan elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan, dan pembenaran. Sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan sanggahan. Maka, apabila sebuah argumen memiliki 3 elemen argumen dapat dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya maka semakin baik pula argumennya.
Penelitian ini juga melihat kadar ketajaman argumen yang terdapat pada paragraf-paragrafargumentasi bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan kelengkapan elemen-elemen penyusunnya. Elemen-elemen tersebut adalah elemen Toulmin yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu Claim, Ground, Warrants, Backing, Possible Rebuttal, dan Modal Qualifiers. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semakin baik. Sebaliknya, semakin sedikit elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya
(51)
semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya.
Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan kelengkapan elemen argumen penyusunnya.
Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan
Elemennya
Kadar Deskripsi Pola Argumen Sangat
Lemah
Argumen hanya mengandung satu elemen yaitu Claim
C
Lemah Argumen dalam paragraf hanya mengandung dua elemen yaitu Claimdan Ground
C-G
Cukup Kuat
Argumen dalam paragraf mengandung tiga elemen yaitu Claim, Ground, dan Warrants
C-G-W
Kuat Argumen dalam paragraf mengandung empat elemen Claim, Ground, Warrants,danBacking
C-G-W-B
Sangat Kuat
Argumen dalam paragraf mengandung 5 atau 6 elemen Claim, Ground, Warrants, Modal dan rebuttals
C-G-W-B-M/ C-G-W-B-M-R
(52)
Peneliti akan menggunakan tabel di atas. Tabel ini sebagai acuan untuk menentukan kadar ketajaman paragrafargumentasi yang terdapat di dalam pembahasan artikel jurnal. Tabel tersebut diadaptasi dari penelitian yang dilakukan Agustini (2016) dengan beberapa perubahan.Untuk menentukan kadarnya, peneliti dapat melihat pola argumen dari setiap paragraf bagian pembahasan artikel jurnal kemudian melihat bagaimana kelengkapan elemennya berdasarkan tabel tersebut.
(53)
34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi a) pendekatan dan jenis penelitian, b) data dan sumber data, c) tahap-tahap penelitian, d) teknik pengumpulan data, e) instrumen penelitian, f) teknik analisis data, g) teknik keabsahan data.
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Moleong (2006: 6) penilitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Suatu penelitian digolongkan sebagai penelitian kualitatif bila tujuan utama studi tersebut adalah untuk menggambarkan situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian. Selain itu, penelitian kualitatif menggunakan pendekatan tak-terstruktur. Di dalam pendekatan tak-terstruktur, segala sesuatu yang menyusun proses penelitian, seperti obyektif atau tujuan, desain penelitian, sampel, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih ke arah mengeksplorasi sifat-sifat permasalahan, isu atau fenomena (Widi, 2010:57).
(54)
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah teori atau dalam artian bermaksud menggambarkan fenomena atau permasalah tertentu dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini, permasalahannya adalah pola dan kadarketajaman paragraf-paragraf argumentasibagian pembahasan dalam artikel jurnal.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ditinjau dari caranya adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Di sini, peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Data yang terkumpul di klasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau kondisinya, sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010:3).
Peneliti menguraikan dan menganalisis data yang ada pada bagian pembahasan jurnal sehingga dapat memperoleh gambaran pola dan ketajaman paragraf-paragraf argumentasi kemudian membuat kesimpulan maka dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
3.2 Data dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47), dalam Moleong (2006: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas
(55)
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media massa, majalah, dan karya ilmiah lainnya sangat berharga sebagai sumber data (Suwandi&Basrowi, 2008: 170). Artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015 merupakan sumber data penelitian ini.
Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari dunia yang sedang mereka teliti; data adalah bagian-bagian khusus yang membentuk dasar-dasar analisis (Emzir, 2014: 64). Data pada penelitian ini adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan yang terdapat dalam jurnal bidang pertanian dan perikanan tahun 2015. Peneliti mengambil sampel untuk mendapatkan data tersebut dari Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis, Institut Pertanian Bogor, Volume 1, Juni tahun 2015 (selanjutnya disebut Jurnal ITKT).Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Di sini, sampel bukan seperti pada penelitian kuantitatif yang mewakili sebuah populasi namun sampel di sini merupakan sesuatu yang memiliki kekhususan sendiri dan memiliki sifat yang unik (Moleong, 2006). 3.3 Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Sudaryanto (2015), ada beberapa hal yang terkait dengan metode dan teknik penelitian, yaitu kurun kegiatan penelitian bahasa, puncak tahap penelitian bahasa dan pengertian metode dan teknik dalam rangka analisis bahasa. Di dalam kurun kegiatan penelitian bahasa dan puncak tahap penelitian bahasa ini, kita dapat mengambil bagaimana tahap-tahap yang perlu dilalui dalam penelitian
(56)
bahasa. Tahap-tahap tersebut peneliti gunakan sebagai pijakan pada tahap-tahap penelitian kali ini. Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Tahap pertama yaitu bersentuhan dengan objeknya. Pada tahap pertama ini, peneliti menemukan sebuah masalah. Masalah dalam hal ini adalah mengenai paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ilmiah yang menjadi latar belakang sekaligus topik dalam penelitian ini.
(2) Tahap kedua yaitu merangsang dan merumuskan masalah. Pada tahap ini peneliti membuat sebuah pertanyaan yang dituliskan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian.
(3) Tahap penyediaan data. Tahap ini merupakan upaya sang peneliti menyediakan data secukupnya (Sudaryanto, 2015: 6). Di tahap ini, peneliti menentukan 1) data, 2) sumber data, 3) instrumen penelitian dan melaksanakan teknik penyediaan data atau pengumpulan data.
(4) Tahap analisis data. Tahap tersebut merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu (Sudaryanto, 2015: 7). Cara-cara khas ini dapat dilihat dalam teknik analisis data.
(5) Tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyajian, peneliti mewujudkan “laporan” tertulis tentang apa-apa yang telah dihasilkan dalam analisis data. Termasuk di dalamnya yaitu interpretasi hasil penelitian.
(57)
(6) Membuat kesimpulan. Pada tahap terakhir, peneliti menyimpulkan hal-hal yang telah di dapatkan. Di dalam penelitian kualitatif, kesimpulan tidak menjadi akhir dari penelitian. Kesimpulan disini dapat berisi gambaran dari apa yang telah dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya mendapatkan data, kita dapat menggunakan cara-cara tertentu untuk pengumpulan atau perolehannya. Kita dapat mengamati saja penggunaan bahasa yang sedang berlangsung, baik lisan via radio, televisi, dialog, maupun secara tertulis via surat kabar, majalah, buku bacaan, dll. Cara semacam itulah yang disebut dengan metode (Sudaryanto, 1986: 33).
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan teknik simak (dalam hal ini baca) dan catat. Manakala dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak sumber data dan pencatatan pada kartu data maka teknik itu dapat disebut teknik simak dan catat (Sudaryanto, 1986: 33). Peneliti membaca setiap paragraf dalam pembahasan jurnal dan mencatat data yang di dapat dalam instrumen penelitian yang digunakan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu mengumpulkan data guna dianalisis nantinya. Peneliti menggunakan tabel analisis pola argumen dan tabel analisis kadar ketajaman argumen untuk membantu mengumpulkan data penelitian ini. Di sini, peneliti menuliskan paragraf-paragraf argumentasi yang ada dalam artikel jurnal kemudian, menuliskan pula kalimat-kalimat yang menempati fungsi enam elemen argumen menurut Toulmin. Setelah
(58)
mengumpulkan data tersebut, peneliti dapat menentukan pola argumen dalam paragraf-paragrafnya. Dari pola yang didapat, peneliti juga dapat menentukan kadar ketajaman paragraf yang polanya didapatkan.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten (Content Analysis) atau biasa dinamakan kajian isi. Weber (1985, dalam Moleong, 2006: 220) menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi. Maka, dari contoh yang ditemukan dalam data, timbul sebuah kesimpulan yang general mengenai pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan.
Dari hasil yang didapatkan dalam artikel jurnal dan telah dituliskan dalam instrumen penelitian, peneliti memetakan pola yang terbentuk dari setiap artikel dan mengelompokkannya sesuai dengan kategori yang sama. Kemudian, peneliti mengurutkan dan menyimpulkannya.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Ada tiga bentuk yang biasa digunakan pada penelitian kualitatif untuk memeriksa keabsahan data (dalam Emzir, 2010: 82-83) yaitu triangulation, member checking, dan auditing. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan bentuk triangulation. Hal ini adalah proses penguatan bukti-bukti dari individu-individu yang berbeda, jenis data dalam deskripsi dan tema-tema dalam penelitian kualitatif.
(59)
Dengancara ini, peneliti terdorong untuk mengembangkan suatu laporan yang akurat dan kredibel (Emzir, 2010: 82). Peneliti meminta individu yang berkompeten untuk menguatkan data-data yang telah didapatkan peneliti.Dalam hal ini, peneliti meminta Bapak Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. untuk memvalidasi hasil analisis data penelitian pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan.
(60)
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada babIV, peneliti akan memaparkan deskripsi data penelitian dan hasil analisis juga pembahasannya. Paparan tersebut disajikan dalam subbab berikut.
4.1 Deskripsi Data
Sumber data pada penelitian ini adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel dalam jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Sampel datanya adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Jurnal ini telah terakreditasi dikti sejak tahun 2014. Di dalam jurnal tersebut terdapat 30 Artikel. Artikel yang dianalisis hanya yang berbahasa Indonesia saja maka ada 29 artikel yang dianalisis. Datanya berupa argumen dan elemen yang terdapat dalam paragraf bagian pembahasan artikel jurnal tersebut. Bagian pembahasan di dalam jurnal ini ada yang menjadi satu dengan hasil ada pula yang mengkhususkan bagian pembahasan tersendiri. Setiap argumen yang ada di bagian pembahasan ini memiliki elemen-elemen argumen yaitu Claim (C), Grounds (G), Warrants (W), Backing (B), Modals Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Elemen-elemen ini kemudian membentuk struktur paragraf dengan pola-pola tertentu.
Setiap satu artikel bisa terdiri dari satu paragraf yang di dalamnya terdapat satu argumen atau bisa juga dua paragraf terdiri dari satu argumen. Pada jurnal ini, peneliti menemukan 142 argumen dalam paragraf-paragraf argumentasi dari 29 artikel berbahasa Indonesia. Dari hasil analisis data paragraf-paragraf
(61)
argumentasibagian pembahasan ini, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya. Pola tersebut yaitu (1) Pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C, (2) Pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan G-C-W, (3) Pola C-G-W-B dengan variasi pola C-G-W-B, C-G-B-W, G-W-C-B, G-W-B-C, dan C-B-G-W,dan (4) Pola B-M dengan variasi pola C-G-W-B-M dan G-C-W-C-G-W-B-M.
Berdasarkan pola paragraf-paragraf argumentasi yang telah ditemukan, peneliti menentukan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya. Penilaian kadar ketajaman ini dilihat berdasarkan kelengkapan elemen penyusun yang membentuk pola tersebut. Di dalam jurnal kelautan ini, peneliti mendapatkan kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan yang meliputi: 1) Lemah, 2) Cukup Kuat, 3) Kuat, dan 4) Sangat Kuat. Kadar ketajaman ini berdasarkan modifikasi rubrikkadar ketajaman menurut kelengkapan elemen argumen Toulmin dalam Agustini (2016).
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola dan kadar paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Untuk tujuan tersebut, peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik kajian isi.Peneliti membaca sampel data yaitubagian pembahasan artikel Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015 (kedepannya dalam pembahasan ini disebut JITKT), kemudian mengkaji setiap argumen yang terdapat di dalam paragrafnya.Di setiap argumen, peneliti menganalisis setiap kalimat hingga paragraf yang menempati fungsi elemen-elemen argumen. Telah dijelaskan sebelumnya, ada enam elemen
(62)
argumen menurut Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant, Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebbuttals. Peneliti kemudian menentukan dan menempatkan setiap kalimat yang ada pada setiap pembahasan artikel sesuai dengan sifat, ciri dan fungsi keenam elemen tersebut. Penempatan elemen-elemen dalam kalimat tidak selalu urut, namun fungsinya tetap sama. Oleh karena itu, peneliti memberikan nomor disetiap kalimat atau paragraf yang menempati elemen tertentu untuk memudahkan peneliti menempatkan fungsi elemen pada kalimat. Untuk membantu menganalisis dan menempatkan fungsi elemen pada kalimat, peneliti menggunakan beberapa pertanyaan seperti: Apa yang menjadi stand point penulis? (Untuk mengidentifikasi Claim), Apa bukti dan alasan yang dapat membenarkan Claim? (Untuk menganalisis Ground), Apa jaminan yang menguatkan Claim dan menghubungkan Claim dengan Ground? (Untuk menentukan Warrants), Apa yang mendukung Warrant? (Untuk mengidentifikasi Backing), Adakah kata atau frasa penanda yang menunjukkan derajat kepastian Claim? (Untuk mengidentifikasi Modal Qualifiers), dan Adakah kondisi yang berupa kemungkinan sanggahan atau pengecualian? (Untuk mengidentifikasi Rebuttal).
Elemen-elemen yang telah dianalisis dan ditempatkan ini membentuk pola-pola tertentu. Peneliti mengelompokkan pola-pola yang sama. Meskipun tidak sepenuhnya sama, pola-pola ini dikelompokkan menurut kemiripannya. Peneliti menjelaskan dengan menggunakan beberapa data untuk setiap pola yg sama atau mirip. Beberapa pola paragraf argumentasi dalam artikel JITKT dipaparkan dan dijelaskan untuk lebih memahami pola tersebut. Setelah diketahui
(1)
68. Artikel 29, halaman 372, kolom 1&2, paragraf ke 2.
3) Diagram lingkaran korelasi perpotongan sumbu F1 dan F2 memperlihatkan adanya korelasi positif antara parameter fosfat, nitrat dan pH yang berkontribusi membentuk sumbu F1 positif. Sebaliknya klorofila, oksigen terlarut (DO) dan salinitas berkontribusi membentuk sumbu F1 negatif. Sedangkan suhu dan turbiditas berkontribusi
membentuk sumbu F2 positif (Gambar 4A).
2) (Gambar 4). Kualitas informasi yang disajikan oleh kedua sumbu tersebut yang masing-masing sebesar 45.74% dan 28.68%, sehingga ragam karakteristik habitat gastropoda pada tiap stasiun di pesisir Pulau Nusalaut dapat dijelaskan melalui dua sumbu utama tersebut sebesar 74.42% dari ragam total.
1) Hasil analisis komponen utama pada (PCA) menunjukkan bahwa informasi yang menggambarkan sebaran dan korelasi antar karakteristik lingkungan terpusat pada dua sumbu utama F1 dan F2
W-G-C
Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian
Kadar Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal
Terakreditasi Bidang Perikanan dan Ilmu kelautan
yang perlu divalidasi. Berilah tanda centang pada kolom “Ya”
apabila anda setuju dan pada kolom “Tidak”
apabila anda tidak setuju terhadap hasil analisis elemen-elemen argumen.
Kemudian berilah catatan pada kolom keterangan agar dapat membantu kebenaran hasil analisis elemen-elemen argumen.
No Argumen Pola Argumen Elemen-elemen Argumentasi Kadar
Kelengkapan
Penilaian
triangulator Keterangan
C G W B R M Ya Tidak
1. Artikel 1, halaman 6,
kolom 1, paragraf ke 2. W-G-C √ √ √ Cukup kuat 2. Artikel 1, halaman 6,
kolom 1, Paragraf ke 3 G-C √ √ Lemah
3. Artikel 1, halaman 6,
(2)
C G W B R M Ya Tidak kolom 2, paragraf ke 4
5. Artikel 1, halaman 7,
kolom 1, paragraf ke 2 W-G-C √ √ √ Cukup kuat 6. Artikel 1, halaman 7,
kolom 2, paragraf ke 1 W-G-C √ √ √ Cukup kuat 7. Artikel 1, halaman 7,
kolom 2, paragraf ke 2 C-G √ √ Lemah
8. Artikel 1, halaman 8,
kolom1-2, paragraf ke 4 G-C √ √ Lemah
9. Artikel 1, halaman 8,
kolom 2, paragraf ke 2-4 C-G √ √ Lemah
10. Artikel 1, halaman 8,
kolom 2, paragraf ke 2-4 G-C √ √ Lemah
11. Artikel 1, halaman 9,
kolom 1-2, paragraf ke 3 W-C-G √ √ √ Cukup kuat 12. Artikel 1, halaman 9,
kolom 2, paragraf ke 2-3 G-C √ √ Lemah
13. Artikel 1, halaman 11,
kolom 1-2, paragraf ke 2-4 G-C √ √ Lemah 14. Artikel 2, halaman 17,
kolom 2, paragraf ke 2. C-G √ √ Lemah
15. Artikel 2, halaman 18,
kolom 1, paragraf ke 1-2. G-W-B-C √ √ √ √
Type equation here.
Kuat 16. Artikel 3, halaman 26,kolom 1, paragraf ke 1 G-C √ √ Lemah
17. Artikel 3, halaman 26,
kolom 2, paragraf ke 1 C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 18. Artikel 3, halaman 27,
kolom 2, paragraf ke 2 C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 19. Artikel 3, halaman 28,
kolom 1, paragraf ke 2 C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 20. Artikel 3, halaman 29,
kolom 1, paragraf ke 1 C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 21. Artikel 3, halaman 29,
kolom 2, paragraf ke 1 C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 22. Artikel 4, halaman 42, G-C-W-B √ √ √ √ Kuat
(3)
C G W B R M Ya Tidak kolom 1-2, paragraf ke 3,
1-2 23.
Artikel 4, halaman 43-45, kolom 2&1, paragraf ke 1-2&1,
G-C √ √ Lemah
24.
Artikel 4, halaman 45,kolom 1&2, paragraf ke 3&1,
W-G-C √ √ √ Cukup kuat
25. Artikel 6, halaman 63,
kolom 2, paragraf ke 1. G-C-W-B √ √ √ √ Kuat 26. Artikel 6, halaman 63,
kolom 2, paragraf ke 2. G-C √ √ Lemah
27.
Artikel 6, halaman 65-66, kolom 2&1-2, paragraf ke 1-2.
C-G-W-B √ √ √ √ Kuat
28. Artikel 7, halaman 77,
kolom 1&2 paragraf ke 2. C-G-W √ √ √ Cukup kuat 29. Artikel 8, halaman 87&88,
kolom 2&1 paragraf ke 1 C-G-W √ √ √ Cukup kuat 30.
Artikel 10, halaman 112-113, kolom 2&1, paragraf ke 1.
G-C-W-B √ √ √ √ Kuat
31. Artikel 10, halaman 113,
kolom 2, paragraf ke 2. G-C-W-B-M √ √ √ √ √ Sangat Kuat 32. Artikel 11, halaman 125,
kolom 1&2, paragraf ke 2 G-C √ √ Lemah 33. Artikel 11, halaman 126,
kolom 1&2, paragraf ke 1 C-G √ √ Lemah 34. Artikel 11, halaman 126,
kolom 1&2, paragraf ke 1 G-C √ √ Lemah 35. Artikel 13, halaman 151,
kolom 1, paragraf ke 3 C-G-W √ √ √ Cukup kuat 36. Artikel 14, halaman 164,
kolom 1-2, paragraf ke 1. C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 37. Artikel 14, halaman 166, G-C √ √ Lemah
(4)
C G W B R M Ya Tidak 38. Artikel 14, halaman 168,
kolom 1, paragraf ke 1 C-G-W √ √ √ Cukup kuat 39. Artikel 14, halaman 168,
kolom 2, paragraf ke 1 C-G-W √ √ √ Cukup kuat 40.
Artikel 15, halaman 178-179, kolom 2&1, paragraf ke 1
W-C-G √ √ √ Cukup kuat
41. Artikel 15, halaman 180,
kolom 1-2, paragraf ke 2 W-B-G-C √ √ √ √ Kuat 42. Artikel 16, halaman 195,
kolom 2, paragraf ke 1. W-G-C √ √ √ Cukup kuat 43.
Artikel 16, halaman 195-196, kolom 2&1, paragraf ke 3.
W-G-C √ √ √ Cukup kuat
44.
Artikel 16, halaman 196-197, kolom 2&1, paragraf ke 1-2.
G-C √ √ Lemah
45. Artikel 16, halaman 197,
kolom 2&1, paragraf ke 2. G-B-W-C √ √ √ √ Kuat 46. Artikel 16, halaman 198,
kolom 1, paragraf ke 1. C-G-W √ √ √ Cukup kuat 47. Artikel 16, halaman 198,
kolom 2, paragraf ke 1-2. G-C-W √ √ √ Cukup kuat 48. Artikel 18, halaman 231,
kolom 1, paragraf ke 2. C-G-W √ √ √ Cukup kuat 49. Artikel 20, halaman 252,
kolom 2, paragraf ke 2. G-C-W-B √ √ √ √ Kuat 50. Artikel 20, halaman 254,
kolom 2, paragraf ke 2. C-G-W √ √ √ Cukup kuat 51. Artikel 21, halaman 270,
kolom 1, paragraf ke 1. C-G √ √ Lemah
52. Artikel 22, halaman 278,
kolom 2, paragraf ke 2. G-W-B-C √ √ √ √ Kuat 53. Artikel 22, halaman 279,
kolom 1, paragraf ke 2. G-W-C √ √ √ Cukup kuat 54. Artikel 22, halaman 279, G-C-W-B √ √ √ √ Kuat
(5)
C G W B R M Ya Tidak kolom 1, paragraf ke 3.
55. Artikel 22, halaman 279,
kolom 2, paragraf ke 2. G-C-W-B √ √ √ √ Kuat 56.
Artikel 22, halaman 283, kolom 2&1, paragraf ke 2&1.
W-C-G-B √ √ √ √ Kuat
57. Artikel 23, halaman 291,
kolom 2, paragraf ke 2. G-W-C √ √ √ Cukup kuat 58. Artikel 23, halaman 291,
kolom 2, paragraf ke 3. G-C-W √ √ √ Cukup kuat 59.
Artikel 23, halaman 292, kolom 1-2&1, paragraf ke 1&2.
C-G-B-W √ √ √ √ Kuat
60. Artikel 23, halaman 293,
kolom 2, paragraf ke 2. G-C-W √ √ √ Cukup Kuat 61. Artikel 24, halaman 302,
kolom 1, paragraf ke 1. C-G-W √ √ √ Cukup Kuat 62. Artikel 25, halaman 302,
kolom 1, paragraf ke 1 C-G-W √ √ √ Cukup Kuat 63. Artikel 25, halaman 302,
kolom 1&2, paragraf ke 1. C-G-W-B √ √ √ √ Kuat 64. Artikel 25, halaman 302,
kolom 2, paragraf ke 2. C-B-G-W √ √ √ √ Kuat 65. Artikel 25, halaman 302,
kolom 2, paragraf ke 3. C-G-W √ √ √ Cukup Kuat 66. Artikel 25, halaman 304,
kolom 1, paragraf ke 1 C-G-W-B-M √ √ √ √ √ Sangat Kuat 67. Artikel 27, halaman 327,
kolom 2, paragraf ke 1. C-W-G √ √ √ Cukup Kuat 68. Artikel 29, halaman 372,
(6)